Waspada, Mi Mengandung Borax

Selasa, 07 Juli 2015 - 09:20 WIB
Waspada, Mi Mengandung Borax
Waspada, Mi Mengandung Borax
A A A
BANTUL - Aparat gabungan Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop), Satpol PP juga Polsek Bantul menemukan mi bakso mengandung boraks yang dijual di Pasar Bantul.

Mi bakso tersebut ditemukan hampir di semua pedagang yang menjual mi di Pasar Bantul. Dalam razia tersebut, petugas mem beli sampel ke semua pedagang yang ada di Pasar Bantul. Setelah diperiksa, semua mi basah yang ada di Pasar Bantul ternyata mengandung dua zat berbahaya tersebut.

Selain menemukan mi basah bahan untuk campuran bakso, mereka juga menemukan ma - ka nan ringan yang mengandung zat berbahaya lainnya. Da - lam inspeksi mendadak (sidak) ter sebut, petugas juga menemu kan makanan ringan kuping gajah yang mengandung pewarna tekstil, rhodamin B. Se mentara di kompleks pertokoan, me reka menemukan makanan yang tidak ada label keda lu warsa, tidak ada izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) da ri Dinas Kesehatan.

“Tadi juga masih banyak makanan yang sudah dimakan tikus masih dijual,” tutur Kepala Seksi (Kasie) Penyelenggaraan Regulasi Kese hatan Dinas Kesehatan Bantul, Nitakrid, kemarin. Nita mengatakan, operasi ini dilakukan untuk melindungi masyarakat dari makanan-makanan yang berbahaya tidak layak konsumsi. Selama tiga hari mu lai Senin hingga Rabu mendatang pihaknya bersama instan si lain gencar melakukan razia di toko-toko kelontong dan pasar tradisional. Tak hanya di pusat kota, karena mereka juga berencana akan merazia ke seluruh pasar di Kecamatan Dlingo, Piyungan, Imogiri, dan beberapa wilayah lain.

Dalam razia yang digelar dua tim ini, petugas langsung melakukan uji bahan makanan. Be - be rapa zat langsung diuji misalnya kandungan rhodamin, boraks, formalin, siklamat, pemanis buatan, dan zat lainnya. Ketika ditemukan makanan berbahaya tersebut, pihaknya langsung menyitanya untuk dimusnahkan. Sementara pihak toko yang kedapatan menjual makanan tak layak akan diberi surat peringatan.

“Kalau mi basah dan kuping gajah tadi berasal dari luar Bantul. Yang produksi Bantul tidak ada,” katanya. Salah seorang pedagang mi basah di Pasar Bantul yang enggan disebutkan namanya mengakui jika mi basah tersebut bu kan dari Bantul, tetapi berasal dari Magelang. Mi basah ter sebut dipasok dari satu orang pengecer yang datang ke tempat tersebut. Mereka tidak mengetahui jika mi basah tersebut mengandung zat berbahaya.

“Kalau kuping gajah berasal dari Pur worejo,” ujarnya. Kepala Disperindagkop Ban tul Sulistyanto mengung - kap kan, menjelang Lebaran ini pihaknya gencar melakukan ra - zia. Beberapa toko yang menjadi sasaran razia tersebut ditengarai menjual makanan yang tidak layak edar dan pihaknya sudah mendapatkan laporan dari warga. Bagi toko yang ditemukan menjual makanan tidak layak edar, pihaknya akan memberi peringatan. “Kalau sudah berkali-kali, kami tidak segansegan menutupnya,” ujarnya.

Di Gunungkidul, sejumlah makanan yang diduga mengandung bahan berbahaya serta yang sudah kedaluwarsa juga ditemukan dalam sidak yang digelar tim gabungan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Energi Sumber Daya Mineral (Disperindakop ESDM) bersama Dinkes di Pasar Playen, kemarin. Dalam razia tersebut, di temukan adanya penyedap rasa yang sudah kadaluwarsa namun masih diperjualbelikan pedagang.

Selain itu juga ma ka nan yang berwarna terlalu mencolok dan diduga mengandung formalin juga diamankan petugas. Kasi Distribusi dan perlindungan Konsumen Disperindakop ESDM Gunungkidul Su - pri yadi mengatakan, razia kali ini selain untuk memastikan dagangan yang berada di pasar layak dikonsumsi dan untuk memantau kondisi harga di pasar. “Penjual yang terbukti menjual penyedap rasa keda luwar sa sudah kami tegur dan kami minta untuk tidak menjual dagangannya,” katanya kepada wartawan, kemarin Diakuinya dari beberapa temuan, masih diselidiki kandungan yang terkandung dalam sampel makanan.

Dia berharap Dinas Kesehatan bisa melakukan penelitian dan mengumum kan kandungan tersebut. “Kalau berbahaya, ya kami akan tindak tegas pedagangnya,” katanya. Sementara, Kepala UPT Laboratorium Dinas Kesehatan Ka bupaten Gunungkidul Nila Ba tika, melakukan pemantauan terhadap sejumlah barang da gangan di pasar. Selain me - me riksa barang dagangan, tim gabungan juga melakukan pengambilan sampel terhadap beberapa makanan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya.

“Kami ambil sampel beberapa makanan yang kami curigai mengandung bahan berbahaya, seperti warna yang terlalu mencolok, serta makanan yang kami curigai memakai bahan pengawet formalin,” ungkapnya. Dia berharap, hasil uji sampel yang akan dilakukan tidak menemukan barang dagangan yang mengandung bahan berbahaya. Karena memang hasilnya belum bisa langsung diketahui.

“Hasil sampel yang kami am bil tadi bisa dilihat dalam 2–3 hari mendatang,” ungkapnya. Pihaknya akan segera melakukan laporan kepada Dis perin dakop ESDM guna diambil tindakan seandainya memang ditemukan bahan berbahaya seperti rhodamin B atau formalin. “Kami tidak bisa melakukan peringatan kepada para pedagang. Pasalnya ini bukan wewenang kami, jadi kami sifatnya melaporkan,” tandasnya.

Erfanto linangkung/ suharjono
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5190 seconds (0.1#10.140)