Polda Fokus pada Titik Macet dan Rawan Kriminal
A
A
A
SURABAYA - Polda Jawa Timur mengerahkan 12.600 personel untuk menghadapi arus mudik dan balik Lebaran. Pengamanan di fokuskan pada titik rawan kemacetan, objek wisata, dan PAM, terkait tindak kriminalitas bajing loncat maupun curas, curat, dan curanmor (3C).
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, belasan ribu personel disiagakan dan disebar di titik rawan macet dan kriminalitas, seperti di Perbatasan Mengkreng dan KabupatenJombang, Kediri, serta Nganjuk. Kemudian di Jalur Pantai Utara Jatim, termasuk penyeberangan di Banyuwangi.
”Pemetaan dan penempatan personel disesuaikan dengan fokus di tiap-tiap penjagaan,” kata Argo, kemarin. Din mencontohkan, pengamanan di jalur pantura yang akan ditempatkan personel mengatur arus mudik dan balik Lebaran. Sementara di daerah Ngawi tepatnya di Alas Ketonggo. ”Selain itu juga menempatkan sniper,” katanya.
Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf mengatakan, selain melakukan PAM di titik rawan kemacetan, rawan kecelakaan, dan rawan kriminalitas, pihaknya akan menempatkan 247 pos pantau arus mudik dan balik Lebaran. Nanti pos ini terdiri dari pos pemantauan dan pos pelayanan. Kapolda mengimbau agar pemudik lebih berhati-hati saat hendak meninggalkan tempat huniannya. Hal ini guna mencegah dan mengantisipasi pencurian pada rumah yang ditinggal penghuninya mudik.
Untuk mengantisipasi tindak kriminalitas saat Lebaran, pihaknya meminta setiap kapolres mendata wilayah hukumnya masing-masing. ”Dengan pendataan ini, Polres jajaran bisa memerintahkan setiap Polsek melakukan patroli di sekitar daerah tersebut. Dengan catatan, pemilik rumah juga wajib bertanggung jawab atas tempat tinggalnya,” katanya.
Perlu Tambahan Petugas
Sementara Komisi D DPRD Jatim mengimbau kepada penyelenggara angkutan mudik memperketat pengamanan selama arus mudik dan balik. Persiapan tersebut diperlukan mengantisipasi kejahatan dan gangguankepada para pemudik.
”Hasil pantauan kami persiapan sudah bagus, baik mengenai layanan tiket, ruang tunggu, hingga armada yang akan dipakai. Namun, perlu menjadi perhatian lebih adalah persoalan keamanan. Di Stasiun Pasar Turi maupun Pelabuhan Tanjung Perak, kami lihat pengamanan masih terlalu longgar,” kata Anggota Komisi D DPRD Jadim Abdul Halim di sela-sela inspeksi mendadak (sidak) di Stasiun Pasar Turi, kemarin.
Di Stasiun Pasar Turi misalnya, sejumlah sopir taksi dan ojek liar masih bisa masuk dengan mudah ke ruang tunggu penumpang. Begitu juga dengan penjual jasa angkut. ”Situasi ini yang harus diwaspadai. Sebab bukan tidak mungkin, ulah mereka membuat rasa tidak nyaman bagi penumpang. Bayangkan saja, kadang mereka menyerbu penumpang dan menarik tas dengan paksa. Nah yang seperti ini harus diantisipasi,” kata politikus Partai Gerindra ini.
Tak hanya itu, Halim juga meminta kepada penyelenggara angkutan mudik menambah petugas medis lebih banyak lagi. Ini mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi pada puncak arus mudik nanti. ”Kalau masih longgar, satu dokter dan paramedis mungkin cukup. Tetapi pada puncak mudik nanti, tentu dua orang akan kewalahan,” ujarnya. Anggota Komisi D lainnya, Achmad Hery menilai, persiapan mudik Lebaran untuk semua jalur (jalur darat, laut, dan udara) terpantau bagus.
Hasil inspeksi mendadak (Sidak) Komisi D DPRD Jatim di Stasiun Pasar Turi, Pelabuhan Tanjung Perak, Terminal Bungurasih, dan Bandara Internasional Juanda, kemarin misalnya, seluruh fasilitas yang disiapkan jauh lebih bagus dibanding tahun lalu. ”Di Pelabuhan Tanjung Perak misalnya, sudah ada tempat transit yang memadai sehingga penumpang dari luar kota tidak lagi keleleran di teras dan pinggir jalan seperti tahuntahun sebelumnya,” ungkap politikus Partai NasDem ini.
Begitu juga di Stasiun Pasar Turi, penumpang bisa mencetak tiket secara mandiri tanpa harus menunggu lama dan meminta bantuan petugas. Meski begitu, Heri berharap agar loket cetak tiket diperbanyak. Ini mengantisipasi menumpuknya calon penumpang pada puncak mudik maupun balik. Humas PT KAI Daops 8 Soemarsono menyambut gembira masukan Komisi D DPRD Jatim tersebut. Pihaknya mengaku akan menambah petugas keamanan menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang.
”Ada 17 satpam yang berjaga di stasiun. Ini belum termasuk Polsuska yang jumlahnya banyak. Namun, khusus untuk sopir taksi maupun ojek liar kami tidakbisaberbuatbanyak. Sebab mereka kadang menunggu di luar area stasiun,” katanya. Lebih jauh Sumarsono juga mengimbau kepada penumpang agar lebih berhati-hati saat mudik maupun balik.
Pihaknya mewanti-wanti kepada calon penumpang agar tidak membeli tiket kepada calo atau loket tidak resmi. Sebab hal itu rawan penipuan. ”Yang paling aman, beli tiket di loket resmi. Bisa di stasiun atau waralaba yang sudah ditunjuk,” ujarnya.
Lutfi yuhandi/ ihya’ ulumuddin
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, belasan ribu personel disiagakan dan disebar di titik rawan macet dan kriminalitas, seperti di Perbatasan Mengkreng dan KabupatenJombang, Kediri, serta Nganjuk. Kemudian di Jalur Pantai Utara Jatim, termasuk penyeberangan di Banyuwangi.
”Pemetaan dan penempatan personel disesuaikan dengan fokus di tiap-tiap penjagaan,” kata Argo, kemarin. Din mencontohkan, pengamanan di jalur pantura yang akan ditempatkan personel mengatur arus mudik dan balik Lebaran. Sementara di daerah Ngawi tepatnya di Alas Ketonggo. ”Selain itu juga menempatkan sniper,” katanya.
Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf mengatakan, selain melakukan PAM di titik rawan kemacetan, rawan kecelakaan, dan rawan kriminalitas, pihaknya akan menempatkan 247 pos pantau arus mudik dan balik Lebaran. Nanti pos ini terdiri dari pos pemantauan dan pos pelayanan. Kapolda mengimbau agar pemudik lebih berhati-hati saat hendak meninggalkan tempat huniannya. Hal ini guna mencegah dan mengantisipasi pencurian pada rumah yang ditinggal penghuninya mudik.
Untuk mengantisipasi tindak kriminalitas saat Lebaran, pihaknya meminta setiap kapolres mendata wilayah hukumnya masing-masing. ”Dengan pendataan ini, Polres jajaran bisa memerintahkan setiap Polsek melakukan patroli di sekitar daerah tersebut. Dengan catatan, pemilik rumah juga wajib bertanggung jawab atas tempat tinggalnya,” katanya.
Perlu Tambahan Petugas
Sementara Komisi D DPRD Jatim mengimbau kepada penyelenggara angkutan mudik memperketat pengamanan selama arus mudik dan balik. Persiapan tersebut diperlukan mengantisipasi kejahatan dan gangguankepada para pemudik.
”Hasil pantauan kami persiapan sudah bagus, baik mengenai layanan tiket, ruang tunggu, hingga armada yang akan dipakai. Namun, perlu menjadi perhatian lebih adalah persoalan keamanan. Di Stasiun Pasar Turi maupun Pelabuhan Tanjung Perak, kami lihat pengamanan masih terlalu longgar,” kata Anggota Komisi D DPRD Jadim Abdul Halim di sela-sela inspeksi mendadak (sidak) di Stasiun Pasar Turi, kemarin.
Di Stasiun Pasar Turi misalnya, sejumlah sopir taksi dan ojek liar masih bisa masuk dengan mudah ke ruang tunggu penumpang. Begitu juga dengan penjual jasa angkut. ”Situasi ini yang harus diwaspadai. Sebab bukan tidak mungkin, ulah mereka membuat rasa tidak nyaman bagi penumpang. Bayangkan saja, kadang mereka menyerbu penumpang dan menarik tas dengan paksa. Nah yang seperti ini harus diantisipasi,” kata politikus Partai Gerindra ini.
Tak hanya itu, Halim juga meminta kepada penyelenggara angkutan mudik menambah petugas medis lebih banyak lagi. Ini mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi pada puncak arus mudik nanti. ”Kalau masih longgar, satu dokter dan paramedis mungkin cukup. Tetapi pada puncak mudik nanti, tentu dua orang akan kewalahan,” ujarnya. Anggota Komisi D lainnya, Achmad Hery menilai, persiapan mudik Lebaran untuk semua jalur (jalur darat, laut, dan udara) terpantau bagus.
Hasil inspeksi mendadak (Sidak) Komisi D DPRD Jatim di Stasiun Pasar Turi, Pelabuhan Tanjung Perak, Terminal Bungurasih, dan Bandara Internasional Juanda, kemarin misalnya, seluruh fasilitas yang disiapkan jauh lebih bagus dibanding tahun lalu. ”Di Pelabuhan Tanjung Perak misalnya, sudah ada tempat transit yang memadai sehingga penumpang dari luar kota tidak lagi keleleran di teras dan pinggir jalan seperti tahuntahun sebelumnya,” ungkap politikus Partai NasDem ini.
Begitu juga di Stasiun Pasar Turi, penumpang bisa mencetak tiket secara mandiri tanpa harus menunggu lama dan meminta bantuan petugas. Meski begitu, Heri berharap agar loket cetak tiket diperbanyak. Ini mengantisipasi menumpuknya calon penumpang pada puncak mudik maupun balik. Humas PT KAI Daops 8 Soemarsono menyambut gembira masukan Komisi D DPRD Jatim tersebut. Pihaknya mengaku akan menambah petugas keamanan menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang.
”Ada 17 satpam yang berjaga di stasiun. Ini belum termasuk Polsuska yang jumlahnya banyak. Namun, khusus untuk sopir taksi maupun ojek liar kami tidakbisaberbuatbanyak. Sebab mereka kadang menunggu di luar area stasiun,” katanya. Lebih jauh Sumarsono juga mengimbau kepada penumpang agar lebih berhati-hati saat mudik maupun balik.
Pihaknya mewanti-wanti kepada calon penumpang agar tidak membeli tiket kepada calo atau loket tidak resmi. Sebab hal itu rawan penipuan. ”Yang paling aman, beli tiket di loket resmi. Bisa di stasiun atau waralaba yang sudah ditunjuk,” ujarnya.
Lutfi yuhandi/ ihya’ ulumuddin
(ars)