Siswa SDN 02 Tegalsari Tenggelam di Sungai Brantas
A
A
A
MALANG - Seorang bocah berusia 10 tahun bernama Muh Asisfa Fikri Afandi, tenggelam dan hanyut di Sungai Brantas, saat menyebrangi sungai dengan menumpang perahu kayu bersama tiga rekannya.
Warga Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, ini dilaporkan hilang. Sementara tiga rekannya berhasil menyelamatkan diri.
Paman korban, Prayitno menuturkan, korban tenggelam pada hari Minggu 5 Juli 2015 siang. Pria yang dipercaya sebagai Ketua RT04/03, Desa Tegalsari, mengatakan saat kejadian korban bersama tiga orang temannya menumpang sebuah perahu kayu.
Saat itu, kondisi air sedang tidak terlalu deras. Akan tetapi, perahu yang ditumpanginya terbalik. Semua penumpangnya hanyut ke dasar air yang ke dalamnya mencapai lima hingga tujuh meter.
Tiga orang bocah berhasil menyelematkan diri. Sementara korban terbawa arus sungai, dan belum diketahui nasibnya hingga kini. Warga baru mengetahui kejadian itu sorenya, dan langsung melakukan upaya pencarian di lokasi kejadian.
"Kejadian ini sudah berlangsung dua kali. Semuanya anak-anak sekitar Desa Tegalsari," katanya, kepada wartawan, Senin (6/7/2015).
Kemudian, warga melapor ke Tim SAR. Karena waktu sudah malam, Tim SAR yang terdiri dari BPBD PMI, dan TNI, turun ke lokasi untuk melakukan pemantuan sekaligus menyisir titik lokasi korban jatuh.
Kepala Tim SAR Gabungan Muji Utomo mengatakan, usai menerima laporan keluarga korban, beberapa anggota SAR langsung menuju ke lokasi dan melakukan penyisiran. Namun hasilnya nihil.
Hingga kini, korban yang tercatat sebagai siswa Kelas III SD Negeri 02 Tegalsari ini masih belum ditemukan. Sesuai standar operasional, pihaknya akan melakukan pencarian hingga tujuh hari ke depan.
"Jika masih belum ditemukan, maka akan diperpanjang," ungkapnya.
Dalam melakukan pencarian, Tim SAR Gabungan yang diterjunkan berjumlah 30 orang. Pencarian dimulai pukul 07.00 Wib, hingga menjelang malam.
Kasi Ketertiban Masyarakat, Kantor Camat Kepanjen, Sugeng Winarnokasi mengungkapkan, keterlambatan masyarakat melapor ke Tim SAR berakibat fatal. Sebab, keberadaan korban sudah bergeser jauh terseret arus.
Namun begitu, paman korban Prayitno berharap ada mukjizat. Dia berharap, putera pertama dari dua bersaudara pasangan Bu Nani dan Gito Purnomo ini ditemukan dalam keadaan hidup.
Warga Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, ini dilaporkan hilang. Sementara tiga rekannya berhasil menyelamatkan diri.
Paman korban, Prayitno menuturkan, korban tenggelam pada hari Minggu 5 Juli 2015 siang. Pria yang dipercaya sebagai Ketua RT04/03, Desa Tegalsari, mengatakan saat kejadian korban bersama tiga orang temannya menumpang sebuah perahu kayu.
Saat itu, kondisi air sedang tidak terlalu deras. Akan tetapi, perahu yang ditumpanginya terbalik. Semua penumpangnya hanyut ke dasar air yang ke dalamnya mencapai lima hingga tujuh meter.
Tiga orang bocah berhasil menyelematkan diri. Sementara korban terbawa arus sungai, dan belum diketahui nasibnya hingga kini. Warga baru mengetahui kejadian itu sorenya, dan langsung melakukan upaya pencarian di lokasi kejadian.
"Kejadian ini sudah berlangsung dua kali. Semuanya anak-anak sekitar Desa Tegalsari," katanya, kepada wartawan, Senin (6/7/2015).
Kemudian, warga melapor ke Tim SAR. Karena waktu sudah malam, Tim SAR yang terdiri dari BPBD PMI, dan TNI, turun ke lokasi untuk melakukan pemantuan sekaligus menyisir titik lokasi korban jatuh.
Kepala Tim SAR Gabungan Muji Utomo mengatakan, usai menerima laporan keluarga korban, beberapa anggota SAR langsung menuju ke lokasi dan melakukan penyisiran. Namun hasilnya nihil.
Hingga kini, korban yang tercatat sebagai siswa Kelas III SD Negeri 02 Tegalsari ini masih belum ditemukan. Sesuai standar operasional, pihaknya akan melakukan pencarian hingga tujuh hari ke depan.
"Jika masih belum ditemukan, maka akan diperpanjang," ungkapnya.
Dalam melakukan pencarian, Tim SAR Gabungan yang diterjunkan berjumlah 30 orang. Pencarian dimulai pukul 07.00 Wib, hingga menjelang malam.
Kasi Ketertiban Masyarakat, Kantor Camat Kepanjen, Sugeng Winarnokasi mengungkapkan, keterlambatan masyarakat melapor ke Tim SAR berakibat fatal. Sebab, keberadaan korban sudah bergeser jauh terseret arus.
Namun begitu, paman korban Prayitno berharap ada mukjizat. Dia berharap, putera pertama dari dua bersaudara pasangan Bu Nani dan Gito Purnomo ini ditemukan dalam keadaan hidup.
(san)