PSK Tebing Tetap Beroperasi
A
A
A
TEBINGTINGGI - Sungguh keterlaluan, di saat bulan puasa praktik prostitusi masih saja terjadi di Kota Tebingtinggi.
Seperti yang berhasil diamankan petugas, yakni sebanyak enam orang yang diduga pekerja seks komersial (PSK), seorang laki-laki hidung belang, dan dua waria (wanita pria) saat razia penyakit masyarakat (pekat), Sabtu (4/7) malam. Mereka terjaring dari sejumlah hotel kelas melati dan warung kopi remang-remang di sejumlah kawasan Kota Tebingtinggi. Razia dalam rangka menekan praktik maksiat dan menindaklanjuti banyaknya laporan masyarakat ini dilakukan tim gabungan.
Tim terdiri Dinas Sosial Tenaga Kerja (Disosnaker), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polri, TNI, Denpom dan Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi. Mereka merazia kedai kopi remang-remang di sepanjang Jalan Mohammad Yamin dan sejumlah hotel kelas melati serta losmen. “Seluruh yang terjaring bawa ke kantor Satpol PP guna didata dan mendapat pembinaan,” ujar Kasatpol PP, M Guntur Harahap.
Terpisah, Kadis Sosnaker Syaiful Fahri mengatakan, razia pekat ini merupakan kegiatan rutin dan akan terus dilaksanakan, terlebih selama bulan puasa. Terhadap wanita terduga PSK diminta agar jangan mengulangi perbuatannya. Disosnaker Kota Tebingtinggi telah menyediakan fasilitas bagi PSK untuk mengubah profesinya menjadi pekerja salon, penjahit, dan pelatihan kerajinan tangan. “Mereka akan kami data. Setelah itu, apabila mereka mau, akan kami beri pelatihan kerajinan keterampilan perempuan,” ucapnya.
Sementara bagi yang tidak mau mengikuti pendidikan dan pelatihan di Dinas Sosnaker, kata dia, tidak segan-segan akan mengirim PSK ke panti rehabilitasi di Berastagi. “Terduga PSK yang terjaring setelah mendapat pengarahan dikembalikan ke keluarga masingmasing,” ujar Fahri. Seorang PSK mengaku karena tidak memiliki pekerjaan tetap terpaksa bekerja menjadi penjaja seks. “Terpaksa bekerja seperti ini karena tidak ada pekerjaan tetap,” ujar janda beranak satu yang tidak mau disebut namanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) Tebingtingi, Zulkifli M Hasan, menyerukan pemberantasan judi dan prostitusi. “Untuk pemberantasan judi dan prostitusi di kota ini, diperlukan komitmen institusi Polri sebagai penegak hukum untuk memberantasnya,” ungkapnya di kediamannya, Jalan Merbuk, Kelurahan Bulian, Kecamatan Bajenis, Kota Tebingtinggi, kemarin.
Menurutnya, maraknya peredaran judi khususnya toto gelap (togel) maupun prostitusi terselubung di hotel-hotel kelas melati pada saat umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa, menjadi tugas Pemko Tebingtinggi dan pihak kepolisian untuk segera memberantasnya.
“Untuk menjaga dan menghormati umat Islam saat melakukan ibadah puasa, kepolisian harus melakukan razia tanpa menentukan hari (jam dan waktu),” ucap Zulkifli yang akrab disapa Aceng. Dia juga meminta kapolda Sumut dan pangdam I Bukit Barisan segera menindak tegas para aparatnya bila diketahui anggotanya mem-back up peredaran judi togel.
Perayudi syahputra
Seperti yang berhasil diamankan petugas, yakni sebanyak enam orang yang diduga pekerja seks komersial (PSK), seorang laki-laki hidung belang, dan dua waria (wanita pria) saat razia penyakit masyarakat (pekat), Sabtu (4/7) malam. Mereka terjaring dari sejumlah hotel kelas melati dan warung kopi remang-remang di sejumlah kawasan Kota Tebingtinggi. Razia dalam rangka menekan praktik maksiat dan menindaklanjuti banyaknya laporan masyarakat ini dilakukan tim gabungan.
Tim terdiri Dinas Sosial Tenaga Kerja (Disosnaker), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polri, TNI, Denpom dan Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi. Mereka merazia kedai kopi remang-remang di sepanjang Jalan Mohammad Yamin dan sejumlah hotel kelas melati serta losmen. “Seluruh yang terjaring bawa ke kantor Satpol PP guna didata dan mendapat pembinaan,” ujar Kasatpol PP, M Guntur Harahap.
Terpisah, Kadis Sosnaker Syaiful Fahri mengatakan, razia pekat ini merupakan kegiatan rutin dan akan terus dilaksanakan, terlebih selama bulan puasa. Terhadap wanita terduga PSK diminta agar jangan mengulangi perbuatannya. Disosnaker Kota Tebingtinggi telah menyediakan fasilitas bagi PSK untuk mengubah profesinya menjadi pekerja salon, penjahit, dan pelatihan kerajinan tangan. “Mereka akan kami data. Setelah itu, apabila mereka mau, akan kami beri pelatihan kerajinan keterampilan perempuan,” ucapnya.
Sementara bagi yang tidak mau mengikuti pendidikan dan pelatihan di Dinas Sosnaker, kata dia, tidak segan-segan akan mengirim PSK ke panti rehabilitasi di Berastagi. “Terduga PSK yang terjaring setelah mendapat pengarahan dikembalikan ke keluarga masingmasing,” ujar Fahri. Seorang PSK mengaku karena tidak memiliki pekerjaan tetap terpaksa bekerja menjadi penjaja seks. “Terpaksa bekerja seperti ini karena tidak ada pekerjaan tetap,” ujar janda beranak satu yang tidak mau disebut namanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) Tebingtingi, Zulkifli M Hasan, menyerukan pemberantasan judi dan prostitusi. “Untuk pemberantasan judi dan prostitusi di kota ini, diperlukan komitmen institusi Polri sebagai penegak hukum untuk memberantasnya,” ungkapnya di kediamannya, Jalan Merbuk, Kelurahan Bulian, Kecamatan Bajenis, Kota Tebingtinggi, kemarin.
Menurutnya, maraknya peredaran judi khususnya toto gelap (togel) maupun prostitusi terselubung di hotel-hotel kelas melati pada saat umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa, menjadi tugas Pemko Tebingtinggi dan pihak kepolisian untuk segera memberantasnya.
“Untuk menjaga dan menghormati umat Islam saat melakukan ibadah puasa, kepolisian harus melakukan razia tanpa menentukan hari (jam dan waktu),” ucap Zulkifli yang akrab disapa Aceng. Dia juga meminta kapolda Sumut dan pangdam I Bukit Barisan segera menindak tegas para aparatnya bila diketahui anggotanya mem-back up peredaran judi togel.
Perayudi syahputra
(ftr)