Bela Adik Pacar, Sky Tewas Terkena Tusukan di Dada
![Bela Adik Pacar, Sky...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2015/07/03/193/1019915/bela-adik-pacar-sky-tewas-terkena-tusukan-di-dada-P1K-thumb.jpg)
Bela Adik Pacar, Sky Tewas Terkena Tusukan di Dada
A
A
A
MANADO - Warga yang tinggal di lingkungan Asrama Saptamarga, Jalan Siswa, Kelurahan Sario Kota Baru (Sakobar), dibuat gempar dengan peristiwa pembunuhan seorang pria yang diketahui bernama Sky alias Rivano Karaseran (20).
Korban ditemukan bersimbah darah di lapangan dalam kompleks asrama tersebut, pada Kamis 2 Juli 2015, sekira pukul 23.10 Wita. Korban merupakan warga Kelurahan Sario Utara lingkungan I.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, korban datang ke lokasi untuk membela pacar adiknya yang memiliki masalah dengan pelaku pembunuhan. Namun nahas, niat untuk memberi pelajaran terhadap pelaku malah membuatnya kehilangan nyawa.
Korban tewas dengan satu luka tikaman di bagian dada kiri atas yang langsung mengenai jantung. Meski sempat di bawa ke RS Bhayangkara dan dirujuk ke RSUP Kandou, namun nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
Peristiwa itu berawal berawal saat pacar adiknya yang bernama Timothy hendak menuju rumah korban dan melewati kawasan Asrama Saptamarga. Saat melintas di lokasi tersebut, korban menggeber motornya.
Tak terima, pelaku yang diketahui bernama Felix alias Rainhard, bersama rekannya Christian alias Botak mengejarnya. Pelaku lalu memukul Timoty dan mengambil kunci motornya.
“Kalau ngana suka (kalau kamu mau), datang ambe (kunci motor) di asrama,” sebut pelaku, seperti diutarakan sejumlah saksi, Jumat (3/7/2015).
Timoty lalu mengadukan kejadian tersebut kepada korban Sky. Merasa lebih tua dan lebih besar, serta ingin membela pacar adiknya, Sky bersama Timoty menuju lapangan Saptamarga yang saat itu tengah ramai.
Para pemuda itu tampak sedang bermain kartu sambil mengkonsumsi miras. Sky lalu menanyakan siap yang memukul dan mengambil kunci pacar adiknya. Pelaku lalu mengaku, dan sempat terjadi adu mulut.
Sky pun lalu menyiapkan ancang-ancang untuk memukul korban. Namun tangan pelaku lebih cepat, dia mengambil pisau yang diselipkan di bawah meja lalu menikam korban sekali di bagian dada.
Suasana pun menjadi kacau dan semua yang berada di kawasan lapangan langsung membubarkan diri. Tertinggal korban yang terluka bersama Timoty, keduanya berupaya meminta bantuan. Namun tak seorang pun warga yang datang untuk membantu.
Timoty lalu menghubungi orangtuanya yang kemudian mengantarkan Sky ke RS Bhayangkara. Karena kondisi sudah cukup gawat, Sky pun dirujuk ke RSUP Kandou, namun pada akhirnya dia harus tewas karena kehabisan darah.
Lokasi kejadian sempat memanas, karena keluarga korban yang berasal dari Kampung Paso sempat ingin mencoba membalas dendam. Keesokannya, sekira pukul 11.00 Wita, pelaku bersama rekannya Botak ditangkap petugas.
Saat ditangkap, pelaku dan rekannya hendak melarikan diri di wilayah Amurang. Menurut penuturan pelaku, dia tidak memiliki masalah dengan korban, karena masalahnya ada pada pacar adiknya.
“Kita nda ada masalah deng dia (kami tidak ada masalah dengan dia), cuma deng Timoty (cuma dengan Timoty). So berapa kali dia lewat di kompleks asrama sambil gas-gas motor (karena beberapa kali dia lewat asrama sambil geber-geber motor). Kita cuma mau bilang, akang ini kompleks TNI jangan bagitu depe cara (kami cuma bilang, akang ini kompleks TNI jangan begitu caranya),” ujar pelaku.
Saat terjadinya penikaman, dia mengatakan hal itu terjadi untuk membela diri, karena dia terlibat adu mulut dan korban melakukan penganiayaan terhadapnya.
“Korban datang marah-marah kong mau pukul pa kita (korban datang marah-marah mau pukul saya), pas di situ ada pisau besi putih yang kita ada simpang langsung kita isi pa dia lebe dulu sebelum dia ba pukul (kebetulan di situ ada pisau yang saya simpan langsung saya ambil dan tusuk dia sebelum dia pukul saya),” jelasnya.
Sejumlah anggota keluarga korban menyesalkan tidak adanya tindakan dari warga di lingkungan asrama yang mau menolong korban yang tengah terluka. “Bukang main dorang di sana nda ada yang mau datang menolong,” tutur salah satu anggota keluarga korban.
Adapun, Polsek Sario dan Tim Paniki yang turun di lokasi kejadian turut mengamankan sejumlah minuman keras di TKP dan berupaya mencegah terjadinya gesekan dari keluarga korban.
Kasubbag Humas Polresta Manado AKP Bartholomeus Dambe mengatakan, pelaku saat ini sudah diamankan dan tengah dalam proses penyelidikan. “Kami harap keluarga korban dapat menahan diri, pelaku saat ini sudah kami amankan, dan kami akan tunggu perkembangannya,” pungkasnya.
Korban ditemukan bersimbah darah di lapangan dalam kompleks asrama tersebut, pada Kamis 2 Juli 2015, sekira pukul 23.10 Wita. Korban merupakan warga Kelurahan Sario Utara lingkungan I.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, korban datang ke lokasi untuk membela pacar adiknya yang memiliki masalah dengan pelaku pembunuhan. Namun nahas, niat untuk memberi pelajaran terhadap pelaku malah membuatnya kehilangan nyawa.
Korban tewas dengan satu luka tikaman di bagian dada kiri atas yang langsung mengenai jantung. Meski sempat di bawa ke RS Bhayangkara dan dirujuk ke RSUP Kandou, namun nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
Peristiwa itu berawal berawal saat pacar adiknya yang bernama Timothy hendak menuju rumah korban dan melewati kawasan Asrama Saptamarga. Saat melintas di lokasi tersebut, korban menggeber motornya.
Tak terima, pelaku yang diketahui bernama Felix alias Rainhard, bersama rekannya Christian alias Botak mengejarnya. Pelaku lalu memukul Timoty dan mengambil kunci motornya.
“Kalau ngana suka (kalau kamu mau), datang ambe (kunci motor) di asrama,” sebut pelaku, seperti diutarakan sejumlah saksi, Jumat (3/7/2015).
Timoty lalu mengadukan kejadian tersebut kepada korban Sky. Merasa lebih tua dan lebih besar, serta ingin membela pacar adiknya, Sky bersama Timoty menuju lapangan Saptamarga yang saat itu tengah ramai.
Para pemuda itu tampak sedang bermain kartu sambil mengkonsumsi miras. Sky lalu menanyakan siap yang memukul dan mengambil kunci pacar adiknya. Pelaku lalu mengaku, dan sempat terjadi adu mulut.
Sky pun lalu menyiapkan ancang-ancang untuk memukul korban. Namun tangan pelaku lebih cepat, dia mengambil pisau yang diselipkan di bawah meja lalu menikam korban sekali di bagian dada.
Suasana pun menjadi kacau dan semua yang berada di kawasan lapangan langsung membubarkan diri. Tertinggal korban yang terluka bersama Timoty, keduanya berupaya meminta bantuan. Namun tak seorang pun warga yang datang untuk membantu.
Timoty lalu menghubungi orangtuanya yang kemudian mengantarkan Sky ke RS Bhayangkara. Karena kondisi sudah cukup gawat, Sky pun dirujuk ke RSUP Kandou, namun pada akhirnya dia harus tewas karena kehabisan darah.
Lokasi kejadian sempat memanas, karena keluarga korban yang berasal dari Kampung Paso sempat ingin mencoba membalas dendam. Keesokannya, sekira pukul 11.00 Wita, pelaku bersama rekannya Botak ditangkap petugas.
Saat ditangkap, pelaku dan rekannya hendak melarikan diri di wilayah Amurang. Menurut penuturan pelaku, dia tidak memiliki masalah dengan korban, karena masalahnya ada pada pacar adiknya.
“Kita nda ada masalah deng dia (kami tidak ada masalah dengan dia), cuma deng Timoty (cuma dengan Timoty). So berapa kali dia lewat di kompleks asrama sambil gas-gas motor (karena beberapa kali dia lewat asrama sambil geber-geber motor). Kita cuma mau bilang, akang ini kompleks TNI jangan bagitu depe cara (kami cuma bilang, akang ini kompleks TNI jangan begitu caranya),” ujar pelaku.
Saat terjadinya penikaman, dia mengatakan hal itu terjadi untuk membela diri, karena dia terlibat adu mulut dan korban melakukan penganiayaan terhadapnya.
“Korban datang marah-marah kong mau pukul pa kita (korban datang marah-marah mau pukul saya), pas di situ ada pisau besi putih yang kita ada simpang langsung kita isi pa dia lebe dulu sebelum dia ba pukul (kebetulan di situ ada pisau yang saya simpan langsung saya ambil dan tusuk dia sebelum dia pukul saya),” jelasnya.
Sejumlah anggota keluarga korban menyesalkan tidak adanya tindakan dari warga di lingkungan asrama yang mau menolong korban yang tengah terluka. “Bukang main dorang di sana nda ada yang mau datang menolong,” tutur salah satu anggota keluarga korban.
Adapun, Polsek Sario dan Tim Paniki yang turun di lokasi kejadian turut mengamankan sejumlah minuman keras di TKP dan berupaya mencegah terjadinya gesekan dari keluarga korban.
Kasubbag Humas Polresta Manado AKP Bartholomeus Dambe mengatakan, pelaku saat ini sudah diamankan dan tengah dalam proses penyelidikan. “Kami harap keluarga korban dapat menahan diri, pelaku saat ini sudah kami amankan, dan kami akan tunggu perkembangannya,” pungkasnya.
(san)