Anak, Menantu dan Dua Cucu Ikut Jadi Korban

Kamis, 02 Juli 2015 - 08:27 WIB
Anak, Menantu dan Dua Cucu Ikut Jadi Korban
Anak, Menantu dan Dua Cucu Ikut Jadi Korban
A A A
Duka juga menyelimuti keluarga Kasmin, 70, warga Jobokuto, Jepara. Kakek yang sehari-hari tinggal sendirian di rumahnya itu harus kehilangan empat orang anggota keluarganya akibat kecelakaan Pesawat Hercules C-130 di Medan, Selasa (30/6) siang.

Keempat orang itu, yakni anak laki-laki Kasmin yang bernama Serda Ainul Abidin, 35, beserta menantunya, Astutik Indah Sari, dan dua cucu, Rizki Putri Ramadani, 6; dan Arif Wicaksono, 3. Keempat orang (bapak, ibu, dan dua anaknya) itu memang penumpang pesawat milik TNI AU yang hendak bertolak ke Riau tersebut. Tratak yang memakan separuh badan jalan, terlihat “berdiri” persis di depan rumah Kasmin.

Bendera kuning sebagai simbol duka terlihat dipasang di salah satu tiang tratak tersebut. Namun, tak ada aktivitas pembacaan tahlil laiknya rumah duka pada umumnya. Warga sekitar, sejumlah anggota TNI, polisi, serta pihak keluarga Kasmin, terlihat hanya duduk dan berbincangbincang ringan dengan beragam topik bahasan. “Jenazah memang belum datang. Jadi belum ada aktivitas khusus,” kata kakak Serda Ainul Abidin, Mastikah, kemarin.

Mastikah mengaku ingin segera bertemu dengan adiknya itu. Menurutnya, meski sudah menjadi anggota TNI selama 15 tahun dan berdinas di luar Jepara, tapi Ainul tidak pernah lupa dengan keluarga. Ainul selalu berkomunikasi dengan anggota keluarga meski lewat sambungan telepon. “Tapi kalau momen penting ia pasti menyempatkan waktu pulang ke rumah,” ucapnya.

Serda Ainul Abidin merupakan anggota TNI AD yang bertugas di Intel Kodim 0317 Kepulauan Natuna, Riau. Ainul lahir dan besar di Jobokuto, Jepara. Namun setelah menikah dengan Astutik Indah Sari dan memiliki dua anak, yakni Rizki Putri Ramadani, dan Arif Wicaksono; Ainul dan keluarga tinggal di Pekanbaru. Ainul telah bertugas selama empat bulan berencana memboyong keluarganya dari Pekanbaru ke Natuna.

Pada 20 Juni, korban sempat menelepon ayahnya untuk memberitahukan rencana boyongan ke Pulau Natuna pada 30 Juni. "Sebenarnya bapak sempat melarang adik saya pergi ke Natuna. Saran bapak perginya pada tanggal 7, 17, atau 27," ujar Mastikah. Ayah Serda Ainul, Kasmin yang ditemui kemarin tampak sibuk berkomunikasi dengan pihak keluarga Astutik (besan) yang ada di Pekanbaru melalui sambungan telepon. Beberapa kali suaranya terdengar agak meninggi.

Pangkal persoalannya ternyata pihak keluarga besan ingin agar jenazah Serda Ainul, istri, dan dua anak, dimakamkan di Pekanbaru. Tapi, Kasmin berharap sebaliknya. Setidaknya jika tak boleh minimal jasad Serda Ainul yang dimakamkan di Jepara. “Ainul itu nomor empat dari lima anak saya. Dia satusatunya anak lelaki saya,” kata Kasmin. Pihak keluarga bersikukuh agar jenazah Serda Ainul dimakamkan di tanah kelahirannya. Sementara untuk pemakaman menantu dan cucunya, ia menyerahkan kepada pihak keluarga besan yang memang berasal dari Pekanbaru.

“Nanti baiknya seperti apa,” ucapnya. Kasmin mengaku sangat ingin berangkat ke Medan untuk melihat dan membawa jenazah putranya ke Jepara. Persoalannya, ia tak punya biaya berangkat ke Medan. “Itu membuat saya bingung. Kalau perlu berhutang akan saya jalani agar bisa ke Medan dan membawa pulang jasadnya,” tuturnya.

Orang Tua Serka Sutrisno Mimpi Giginya Tanggal

Tewasnya Serka Sutrisno, 27, akibat jatuhnya Pesawat Hercules C-130 di Medan membuat syok keluarganya yang tinggal di Dilem, Pojok, Nogosari, Boyolali. Sutrisno berdinas di Lanud Husein Sastra Negara, Bandung. Kabar Serka Sutrisno menjadi korban pesawat Hercules diterima dari lanud di Bandung, Selasa (30/6).

Meski belum mendapat kepastian kapan jenazah akan tiba di rumah duka, pihak keluarga telah menyiapkan pema-kaman. Setelah tiba di rumah duka, jenazah akan dibumikan di Dukuh Dilem yang berjarak sekitar 800 meter dari rumah orang tua korban. “Sehari sebelum kejadian pesawat jatuh, dia (Serka Sutrisno) sempat menelepon orang tuanya akan berangkat ke Riau,” kata Suroto, salah satu sepupu korban, kemarin.

Suramto, orang tua Serka Sutrisno mengaku, bermimpi giginya tanggal sebelum musibah terjadi. Namun, saat itu tidak terlalu dipedulikan karena dinilai hanya sebagai bunga tidur. Mimpi gigi tanggal yang dalam masyarakat Jawa biasa diartikan akan kehilangan sanak saudara, kerabat, atau keluarga, ternyata menjadi kenyataan.

“Saya ikhlas dengan kepergian anak saya,” tutur Suramto. Di Semarang, sejumlah persiapan dilakukan di Markas Penerbad, Kompleks Bandara Ahmad Yani, untuk menyambut kedatangan para korban pesawat Hercules di Medan, Sumut. Selain itu, persiapan juga dilakukan di rumah mertua Kapten Pnb Sandy Permana di Kompleks Perumahan Tulus Harapan 13 Blok B13 nomor 10-13, Sendang Mulyo, Kota Semarang.

Tetangga korban, Suyono yang diberi amanah untuk mengurus kedatangan pelayat mengatakan, almarhum Sandy akan dimakamkan Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal. “Saat ini masih dikoordinasikan dengan Kodim dan pihak terkait. Pihak keluarga masih di Malang,” katanya.

Pamit Tugas Berakhir Duka

Di Klaten, keluarga Prada Alfian Zulfikar di Klaten mengaku mendapat informasi tentang nasib anaknya dari berita di televisi. Korban Prada Alfian selama ini tinggal di Dukuh Tiyasan, Desa Tanjungsari, Manisrenggo, Klaten. Mujiyono mengatakan, ketika melihat nama anaknya dalam daftar korban, dirinya langsung berusaha menghubungi anaknya namun tidak tersambung.

“Saya coba telepon tidak bisa. Keluarga yang di Sumatera juga begitu yang kemudian malah menghubungi ke sini (Klaten),” ujarnya. Mujiyono juga mengatakan, anaknya Alfian sudah berdinas tiga tahun di Skuadron Angkut 32 Pangkalan Udara Abdul Rahman Saleh Malang, Jawa Timur (Jatim). “Sebagai teknisi Hercules, anak saya tidak pernah ikut terbang jarak jauh. Baru kali pertama ini ikut terbang,” ujarnya.

Suasana duka sangat dirasakan oleh keluarga Serda Joko Purwanto di Marun, Bandung, Ngrampal, Sragen. Joko bertugas sebagai teknisi helikopter di Pusat Penerbang Angkatan Darat (Puspenerbad) Skadron 12/ Serbu Waytuba Lampung. Sebelum kejadian nahas itu terjadi, pada Selasa pagi, Joko sempat mengirimkan pesan singkat kepada ayahnya.

Dalam pesan singkat lulusan SMAN II Sragen itu pamit kepada ayahnya dan meminta doa restu untuk kelancaran bekerja.

Ary wahyu wibowo/ eka setiawan/sumarno/ arief setiadi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3693 seconds (0.1#10.140)