Terganggu Patrol Sahur, Sumaryanto Aniaya Bocah

Senin, 29 Juni 2015 - 10:31 WIB
Terganggu Patrol Sahur, Sumaryanto Aniaya Bocah
Terganggu Patrol Sahur, Sumaryanto Aniaya Bocah
A A A
JOMBANG - Reaksi berlebihan dilakukan Sumaryanto, 46, warga Gang IV Dusun Sawahan, Desa Kepatihan, Kecamatan/ Kabupaten Jombang. Ia menganiaya bocah hanya karena merasa terganggu patrol sahur dengan menyulut petasan, kemarin.

Aksi Sumaryanto ini pun memicu kemarahan warga. Sekitar pukul 07.00 kemarin, puluhan warga Gang II desa yang sama berbondong-bondong mendatangi rumah Sumaryanto. Warga tak terima dengan tindakan pemukulan dan penganiayaan yang dilakukan terhadap bocah berinisial JAI. Bocah berumur 15 tahun mengalami luka cukup serius setelah mendapatkan pukulan berkalikali dari Sumaryanto. Kedatangan puluhan warga ke rumah Sumaryanto ini sempat membuat suasana kampung tegang.

Beruntung, aksi warga yang ngluruk ke rumah Sumaryanto itu tak berbuntut baku hantam. Para tetangga Sumaryanto berhasil meredam emosi puluhanwargayangsebelumnya berencana menghakimi balik Sumaryanto. Meski demikian, Sumaryanto harus menghadapi proses hukum lantaran keluarga JAI memilih melaporkan kasus ini ke kepolisian.

”Kronologinya saya tidak tahu pasti. Waktu saya datang, saya melihat JAI sendirian, dan teman-temannya sudah pergi,” ungkap Endro Prasetyo, salah satu warga. Menurut Endro, saat ia mendatangi JAI, korban mengerang kesakitan setelah dihajar Sumaryanto. Endro dibantu warga lainnya langsung berusaha menyelamatkan korban. ”Darah korban berceceran, lukanya sangat parah.

Yang dianaya cuma JAI karena teman-temannya yang lain berhasil kabur,” lanjut Endro sembari menunjukkan bukti bercak darah di gapura poskamling. Dari keterangan Rosidah, ibu kandung JAI, penganiayaan dilakukan Sumaryanto terhadap anaknya itu terjadi saat gerombolan patroli sahur berada poskamling. Menurut Rosidah, Sumaryanto tiba-tiba menyerang JAI dengan memukuli bagian muka, kepala dan bagain tubuh lainnya.

”Lihat saja, ada banyak bekas luka di tubuh anak saya. Setelah dipukuli, anak saya sempat diseret,” ujar Rosidah. Sementara Sumaryanto mengaku, aksi pemukulan itu terpaksa ia lakukan karena dirinya merasa terganggu dengan suara petasan. Terlebih kata Sumaryanto, ada mertuanya yang sakit jantung dan sering kali kaget dengan suara petasan.

”Saya hanya memberi pelajaran kepada korban dan anak-anak lain yang suka membunyikan petasan,” pendek Sumaryanto dihadapan puluhan warga Gang II saat memberikan klarifikasi.

Tritus julan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4786 seconds (0.1#10.140)