Tarkam Tidak Tabu
A
A
A
BANDUNG - Ajang turnamen sepak bola antarkampung atau tarkam, dinilai Asisten Pelatih Persib Bandung Herrie Setyawan bukan sesuatu yang harus dianggap tabu karena bisa dijadikan alternatif untuk menjaga kebugaran di kala kompetisi sepak bola domestik terhenti.
Hal itu diungkapkan Herrie untuk sekadar mengenang pengalamannya saat masih aktif menjalani karier sebagai pemain sepak bola. Menurutnya, turnamen tersebut memiliki keasyikan tersendiri. Laga tarkam tak ubahnya sebagai ajang gengsi di suatu wilayah.
Sosok yang akrab disapa Jose itu pun sempat mencicipi pengalaman seru ketika menjadi pemain cabutan atau gacongan untuk memperkuat salah satu tim di Kabupaten Kuningan. “Saat itu lurahnya langsung yang menawari, saya pun main dan paling senang lagi kita jadi juaranya,” kenangnya.
Herrie mengatakan, sekitar awal era 2000’an, mulai mencicipi ajang tarkam. Ketika bermain gacong, biasanya dia tak sendiri. Selalu ada pemain Persib lainnya yang menjadi rekan bermain, bahkan bisa jadi musuh karena membela tim lain. “Tarkam ini sering kita ikuti untuk mencari sampingan ketika sedang libur kompetisi atau libur latihan. Bahkan, sampai-sampai ditemeninenam orang pemain Persib, kita seru-seruan mengisi waktu main tarkam. Biasanya ketika pentas para pemain minim persiapan dan tidak ada proses latihan,” ujarnya.
Dia menambahkan, meskipun bersama rekan-rekannya hanya sekadar berlaga di kompetisi tarkam, namun soal lawan yang dihadapi tak bisa dianggap remeh. Sebab, rata-rata pemain lawan pun merupakan pemain cabutan. “Kadang daerah yang manggil kita juga bangga, bisa membawa pemain Persib. Karena kita sudah membawa trofi juara, saat pulang kita juga sering diberikan oleh-oleh sama mereka, itu asyiknya,” ungkapnya.
Situasi yang terjadi saat ini akibat vakumnya persepakbolaan di Indonesia juga mempengaruhi skuat Persib Bandung, tak sedikit di antara anak asuhnya yang memilih menjadi pemain gacongan. Dia hanya berharap, para pemain tidak hanya asal main. Namun lebih jauh dari itu harus bisa memilah dan memilih kondisi lapangan supaya terhidar dari cedera.
Sejumlah pemain Persib diketahui kedapatan bermain di kompetisi tarkam atau bermain gacongan, seperti Ahmad Jufriyanto yang bermain di sebuah turnamen amatir di wilayah Ciputat, Tangerang. Terkini, tiga penggawa Persib bakal bermain di turnamen Sunrise of Java Cup 2015, Banyuwangi, 30 Juni hingga 5 Juli 2015 mendatang.
Mereka adalah Yandi Sofyan dan Muhammad Natshir yang memperkuat Garuda All Stars serta M Taufiq yang bergabung dengan Persewangi Banyuwangi. Herry mendukung penuh kiprah anak asuhnya, supaya bisa barmain gemilang di Sunrise of Java Cup 2015. Terlebih dengan kondisi karut marutnya sepak bola Indonesia.
Panji qadhafi
Hal itu diungkapkan Herrie untuk sekadar mengenang pengalamannya saat masih aktif menjalani karier sebagai pemain sepak bola. Menurutnya, turnamen tersebut memiliki keasyikan tersendiri. Laga tarkam tak ubahnya sebagai ajang gengsi di suatu wilayah.
Sosok yang akrab disapa Jose itu pun sempat mencicipi pengalaman seru ketika menjadi pemain cabutan atau gacongan untuk memperkuat salah satu tim di Kabupaten Kuningan. “Saat itu lurahnya langsung yang menawari, saya pun main dan paling senang lagi kita jadi juaranya,” kenangnya.
Herrie mengatakan, sekitar awal era 2000’an, mulai mencicipi ajang tarkam. Ketika bermain gacong, biasanya dia tak sendiri. Selalu ada pemain Persib lainnya yang menjadi rekan bermain, bahkan bisa jadi musuh karena membela tim lain. “Tarkam ini sering kita ikuti untuk mencari sampingan ketika sedang libur kompetisi atau libur latihan. Bahkan, sampai-sampai ditemeninenam orang pemain Persib, kita seru-seruan mengisi waktu main tarkam. Biasanya ketika pentas para pemain minim persiapan dan tidak ada proses latihan,” ujarnya.
Dia menambahkan, meskipun bersama rekan-rekannya hanya sekadar berlaga di kompetisi tarkam, namun soal lawan yang dihadapi tak bisa dianggap remeh. Sebab, rata-rata pemain lawan pun merupakan pemain cabutan. “Kadang daerah yang manggil kita juga bangga, bisa membawa pemain Persib. Karena kita sudah membawa trofi juara, saat pulang kita juga sering diberikan oleh-oleh sama mereka, itu asyiknya,” ungkapnya.
Situasi yang terjadi saat ini akibat vakumnya persepakbolaan di Indonesia juga mempengaruhi skuat Persib Bandung, tak sedikit di antara anak asuhnya yang memilih menjadi pemain gacongan. Dia hanya berharap, para pemain tidak hanya asal main. Namun lebih jauh dari itu harus bisa memilah dan memilih kondisi lapangan supaya terhidar dari cedera.
Sejumlah pemain Persib diketahui kedapatan bermain di kompetisi tarkam atau bermain gacongan, seperti Ahmad Jufriyanto yang bermain di sebuah turnamen amatir di wilayah Ciputat, Tangerang. Terkini, tiga penggawa Persib bakal bermain di turnamen Sunrise of Java Cup 2015, Banyuwangi, 30 Juni hingga 5 Juli 2015 mendatang.
Mereka adalah Yandi Sofyan dan Muhammad Natshir yang memperkuat Garuda All Stars serta M Taufiq yang bergabung dengan Persewangi Banyuwangi. Herry mendukung penuh kiprah anak asuhnya, supaya bisa barmain gemilang di Sunrise of Java Cup 2015. Terlebih dengan kondisi karut marutnya sepak bola Indonesia.
Panji qadhafi
(ftr)