Jalur Alternatif di Pantura Tak Ideal

Sabtu, 27 Juni 2015 - 09:21 WIB
Jalur Alternatif di Pantura Tak Ideal
Jalur Alternatif di Pantura Tak Ideal
A A A
BREBES - Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Brebes menyiapkan 10 jalur alternatif untuk mengantisipasi peningkatan kendaraan pemudik yang melintas di Jalur Pantura. Namun sayang, kondisi jalur alternatif tersebut tak ideal.

“Ada 10 jalur alternatif yang bisa digunakan untuk memecah kemacetan di Jalur Pantura. Keberadaan jalur alternatif itu sifatnya insidental,” kata Kepala Dishubkominfo Kabupaten Brebes Mayang Sri Herbimo, kemarin. Ke-10 jalur alternatif itu, yakni Losari-Bojongsari, Trengguli-Lemah Abang, Tanjung-Kersana, Bulusan-Slatri, Klampok-Sitanggal, Pebatan Barat-Banjaratma, Pebatan Timur-Jagalampeni, Jatibarang- Brebes, Jalan Veteran- Terlangu, dan Jalan Muhammad Yamin-Islamic Centre.

Menurut Mayang, kondisi jalan di jalur-jalur itu ada yang baik dan rusak. Meski demikian, dia menyebut keberadaannya tetap bisa menjadi alternatif pemudik jika terjadi kemacetan di jalur utama. “Sebenarnya memang kondisi jalur alternatif di Brebes tidak ideal, karena jauh dari jalur utama. Terutama yang di jalur tengah. Dari jalur pantura jaraknya mencapai 10-12 kilometer. Pemudik kan tidak terlalu suka,” ujar Mayang.

Terkait peningkatan jumlah pemudik kendaraan bermotor pada tahun ini, Mayang menyatakan, hal itu tidak akan terlalu menimbulkan kemacetan di jalur pantura. Sebab kepadatan kendaraan sudah terpecah sejak di Jawa Barat seiring beroperasinya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali). “Hanya crowded -nya nanti di exit Tol Pejagan. Ini yang kita antisipasi,” ucap Mayang. Untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan di exit Tol Pejagan, akan ada rekayasa lalu lintas. Kendaraan selain menuju ke jalur pantura juga dipecah ke jalur tengah melalui Dermoleng-Ketanggungan.

Di Dermoleng, kendaraan yang hendak ke jalur pantura bisa melalui Sitanggal-Jatibarang-Slawi, sedangkan yang menuju ke jalur selatan melalui Songgom- Tonjong-Bumiayu. “Jika jalur tengah crowded, maka kendaraan dari exit Tol Pejagan diarahkan ke jalan Tol Pejagan-Pemalang yang saat ini terus dikebut perbaik-annya agar dapat digunakan sebagai jalur darurat,” kata Mayang.

Kemacetan juga diwaspadai terjadi di sejumlah titik jalur pantura yang terdapat pasar tradisional, yakni Pasar Bulakamba, Pasar Induk Brebes, dan Pasar Limbangan. Aktivitas pasar yang berada di tepi jalan berpotensi membuat arus lalu lintas tersendat. “Karena tidak bisa diapa-apakan, langkah mengurai kemacetan hanya bisa manual dengan menempatkan petugas. Kita juga akan larang kendaraan parkir di tepi jalan. Di Pasar Bulakamba, kendaraan bisa parkir di sebelah timur pasar,” ujarnya.

Seperti diketahui, jumlah pemudik kendaraan bermotor yang masuk ke Brebes diprediksi meningkat lebih dari 5% dibandingkan tahun lalu. Dari data Dishubkominfo Brebes, selama arus mudik dan balik tahun lalu, total kendaraan yang melintas mencapai 1.488.00 unit. “Kemungkinan peningkatannya malah bisa 6-7 persen dibandingkan tahun lalu,” kata Mayang. Perhitungan peningkatan tersebutberdasarkankecenderungan dari tahun ke tahun dan produksi kendaraan nasional.

Selain itu, pembangunanjalantoldisejumlah ruas juga membuat masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, dari proses pengerjaan yang saat ini masih dilakukan, Tol Pejagan-Pemalang sudah bisa digunakan pada H-7 atau H-6 Lebaran. “Kepastiannya nanti akan dilakukan pemantauan lagi bersama Kementerian Pekerjaan Umum,” kata Idza.

Jembatan Darurat

Pemkab Pekalongan melakukan uji coba jembatan darurat Desa Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. BupatiPekalonganAmatAntono bersama Dandim 0710 Pekalongan Letkol Inf Riza Anom melintasijembatanituuntukpertama kalinya kemarin. “Jembatan darurat Kedungpatangewu ini merupakan jembatan darurat yang kedua untukpengalihanarus, karenaperbaikan Jembatan Surobayan yang merupakan akses utama masyarakat Kabupaten Pekalongan,” katanya Bupati Pekalongan, Amat Antono, kemarin. Sebelumnya dibangun jembatan darurat di Desa Bugangan.

Namun dari hasil evaluasi lalu lintas di jembatan itu sudah terlalu padat akibat perbaikan Jembatan Surobayan tersebut. Amat Antono memprediksiaruslalulintasdilokasi sekitar akan meningkat menjelangLebaran.“ Kamikembalimenggandeng TNI untuk membuat jembatan darurat ini,” katanya.

Sementara Kepala DPU Kabupaten Pekalongan, Soegiarto mengatakan, panjang jembatan tersebut mencapai 30 meter. Namun, panjang total hingga oprit pendukung jembatan mencapai 90 meter. “Lebar jembatan sekitar 3 meter, sedangkan maksimal tonase untuk jembatan ini 6 ton,” katanya. Jembatan ini hanya akan dilalui kendaraan roda empat. Selain itu, juga akan diberlakukan sistem satu arah.

“Jadi untuk kendaraan berat lewat Kecamatan Bojong atau Doro, tidak boleh lewat jembatan darurat,” ujarnya. Terpisah, jalur alternatif Karanganyar- Tawangmangu rawan longsor. Kepala Pengendalian Operasional Dishubkominfo Karanganyar, Joko Mulyono menyebutkan, pada ruas jalur tersebut memang rawan longsor terutama di Bukit Ganoman. Longsoran tanah sewaktu-waktu bisa menutupi ruas jalur alternatif yang bisa digunakan masyarakat yang menuju Tawangmangu atau menuju ke Magetan, Jawa Timur.

Menurutnya, Bukit Ganoman itu kondisi tanahnya labil dan bisa membahayakan para pengguna jalan sewaktu-waktu. Meski demikian pihaknya berharap agar saat musim kemarau kali ini kondisi tanah lebih stabil dan bisa digunakan untuk arus mudik maupun arus balik Lebaran tahun ini. SementaraBupatiKaranganyar Juliyatmono meminta kepada pelaksana proyek pembangunan jalan layang (flyover ) Palur untuk menunda jadwal libur mereka. Pihaknya meminta agar pekerja memasang material jembatan layang terlebih dahulu hingga selesai.

“Saya minta H-5 seluruh material beton harus sudah dinaikkan, jangan sampai nanti justru mengganggu penggunaan jalan,” katanya.

Farid firdaus/ prahayuda febrianto/ arief setiadi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7170 seconds (0.1#10.140)