Ngabuburit Seru di Lembah UGM
A
A
A
YOGYAKARTA - Dikenal sebagai kota pelajar dan kota budaya membuat Yogyakarta menawarkan tempat yang asyik untuk menghabiskan waktu menunggu berbuka. Satu tempat yang cocok adalah di lembah Universitas Gadjah Mada (UGM). Lembah UGM terletak di sisi barat kampus UGM persis di dekat Masjid Kampus UGM.
Seiring dengan berkumandangnya azan asar, para pedagang mulai berdatangan ke tempat ini. Mereka mulai menata lokasinya berjualan yang mayoritas adalah makanan ditujukan untuk berbuka puasa. Lambat laun ratusan pedagang sudah berjejer rapi menawarkan dagangannya.
Macam-macam pedagang membaur menjadi satu, baik pedagang kaki lima, pedagang lesehan, pedagang yang memanfaatkan mobil sebagai kios, hingga mahasiswa yang mencari usaha dana untuk kegiatan mereka. Jenis makanan yang dijajakan para pedagang bermacam-macam, mulai dari batagor, pempek, aneka bubur, kolak, minuman yang menyegarkan, seperti es teler, es blewah, sup buah, dan lainnya.
Aneka kue tidak ketinggalan ice creampot atau dirty ice creamdan zuppa soup atau sup creamyang kini sedang digandrungi anak muda. Salah satu pedagang, Dewi Cheong, senang bisa berjualan di tempat itu. “Saya menyiapkan dagangan sejak jam delapan pagi dan setelah asar sudah datang ke sini menata dagangan,” ucap perempuan yang sudah tiga tahun membuka lapak di kampus UGM, kemarin.
Dewi menjual makanan korea gimbab dan tegbogki yang sudah ia sesuaikan dengan lidah Indonesia. Selain berjualan di sini, dia juga mempunyai tempat makan di daerah Karangkajen. Namun pada bulan Ramadan, dia khusus menyiapkan hanya untuk dijual di kampus UGM. Waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB, para pembeli terlihat sudah ramai berdatangan.
Mulai dari anak-anak yang datang bersama orang tuanya hingga anak muda yang memilih menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Seperti yang dialami Lulu Fatehah, mahasiswi UGM ini dengan lima temannya seusai kuliah memutuskan jalan-jalan bersama.
“Pertama kali ngabuburitdi sini dengan teman-teman. Ternyata di sini bisa menemukan makanan yang unik, seperti olahan ikan tuna ini,” ungkapnya .
Windy Anggraina/ MG01
Seiring dengan berkumandangnya azan asar, para pedagang mulai berdatangan ke tempat ini. Mereka mulai menata lokasinya berjualan yang mayoritas adalah makanan ditujukan untuk berbuka puasa. Lambat laun ratusan pedagang sudah berjejer rapi menawarkan dagangannya.
Macam-macam pedagang membaur menjadi satu, baik pedagang kaki lima, pedagang lesehan, pedagang yang memanfaatkan mobil sebagai kios, hingga mahasiswa yang mencari usaha dana untuk kegiatan mereka. Jenis makanan yang dijajakan para pedagang bermacam-macam, mulai dari batagor, pempek, aneka bubur, kolak, minuman yang menyegarkan, seperti es teler, es blewah, sup buah, dan lainnya.
Aneka kue tidak ketinggalan ice creampot atau dirty ice creamdan zuppa soup atau sup creamyang kini sedang digandrungi anak muda. Salah satu pedagang, Dewi Cheong, senang bisa berjualan di tempat itu. “Saya menyiapkan dagangan sejak jam delapan pagi dan setelah asar sudah datang ke sini menata dagangan,” ucap perempuan yang sudah tiga tahun membuka lapak di kampus UGM, kemarin.
Dewi menjual makanan korea gimbab dan tegbogki yang sudah ia sesuaikan dengan lidah Indonesia. Selain berjualan di sini, dia juga mempunyai tempat makan di daerah Karangkajen. Namun pada bulan Ramadan, dia khusus menyiapkan hanya untuk dijual di kampus UGM. Waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB, para pembeli terlihat sudah ramai berdatangan.
Mulai dari anak-anak yang datang bersama orang tuanya hingga anak muda yang memilih menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Seperti yang dialami Lulu Fatehah, mahasiswi UGM ini dengan lima temannya seusai kuliah memutuskan jalan-jalan bersama.
“Pertama kali ngabuburitdi sini dengan teman-teman. Ternyata di sini bisa menemukan makanan yang unik, seperti olahan ikan tuna ini,” ungkapnya .
Windy Anggraina/ MG01
(ftr)