Warga Diimbau Waspadai Kejahatan
A
A
A
YOGYAKARTA - Pada bulan Ramadan hingga Lebaran perputaran uang sangat tinggi. Karena itu, Polda DIY mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi kejahatan yang mengancam.
Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti mengatakan, selama bulan puasa kepolisian meningkatkan kegiatan patroli, baik petugas berseragam maupun berpakaian preman. Ini menekan tren kriminalitas pada bulan puasa. Guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat sebelum dan sesudah Idul Fitri, Polda DIY pun menggiatkan operasi Ketupat Progo. Meski begitu, kata Anny, masyarakat tetap diharapkan ikut serta menjaga keamanan lingkungannya masing-masing.
“Selama bulan Ramadan masyarakat diimbau ikut berperan serta menjaga dan memelihara keamanan lingkungan, yakni dengan meningkatkan pengamanan swakarsa,” kataAnny. Dia pun mengimbau masyarakat apabila melaksanakan salat tarawih, sebelum berangkat ke masjid harus memastikan rumah dalam keadaan aman dengan mengunci pintu dan jendela secara benar. Ini agar rumah mereka terhindar dari pencurian.
“Termasuk menghindari bahaya kebakaran, alat-alat rumahtangga yang berhubungan dengan listrik harus dipastikan aman sebelum ditinggal,” katanya. Dia tidak memungkiri adanya ancaman kejahatan jalanan seperti penjambretan, khususnya bagi kaum ibu yang akan berbelanja. Nah, supaya tidak menjadi korban, ibu-ibu diminta tidak mengenakan perhiasan atau membawa uang berlebih. Kejahatan lain yang perlu diwaspadai adalah pencurian kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat.
Bagi yang membawa kendaraan diimbau menambah kunci pengaman dan memarkir di lokasi yang ada petugas parkirnya. Kejahatan penipuan berupa pemberitahuan mendapatkan undian, hadiah, atau mengirim kabar ada anggota keluarga yang kecelakaan, juga mengintai warga saat momen saat ini. Untuk bisa menghindarinya, warga diminta tenang atau tidak mudah panik karena shock atau terlalu bahagia mendapat informasi menang undian. Anny meminta warga mengonfirmasi terlebih dahulu ke pihak- pihak terkait.
Karena biasanya, para pelaku melakukan cara itu dengan memainkan perasaan si penerima pesan supaya mau mengirimkan uang. Selanjutnya penipuan bermodus peredaran uang palsu perlu pula diwaspadai warga. Menurut Anny, sasarannya adalah toko-toko kecil atau pedagang pasar yang tidak dilengkapi peralatan sinar ultraviolet. Untuk terhindar penipuan itu, masyarakat harus membedakan antara uang asli maupun palsu. “Uang palsu ini sangat perlu diwaspadai, cara mudahnya dengan 3D, dilihat, diterawang, dan diraba. Kalau yang asli itu kasar,” katanya.
Ketika mendekati musim mudik, kata Anny, bagi calon pemudik yang menggunakan angkutan umum diminta hati-hati terhadap tindak kejahatan penipuan seperti gendam. Untuk menghindarinya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah tidak mudah percaya kepada orang yang belum dikenal. Atau orang itu mencoba berbuat baik dengan memberikan minuman ataupun makanan. “Apabila berpergian dan akan bertanya untuk mencari angkutan, tanya kepada petugas,” katanya.
Terpisah, sosiolog kriminal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto melihat secara keseluruhan tidak ada kejahatan meningkat pada awal bulan puasa. Meski begitu, masyarakat tetap harus waspada pada jam rawan, yakni antara pukul 18.00-20.00 WIB, karena mana masyarakat banyak menjalankan salat tarawih dan meninggalkan tempat tinggalnya. “Saat jam itu berpotensi terjadi aksi pencurian,” katanya, kemarin.
Suprapto mengatakan, tingkat kejahatan relatif akan meningkat pada 10 hari menjelang Idul Fitri. Sebab pada waktu itu banyak orang mempersiapkan diri merayakan Lebaran, seperti berbelanja atau akan mudik ke kampung, sehingga pasti meninggalkan tempat tinggalnya, baik rumah maupun kos-kosan.
Muji barnugroho
Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti mengatakan, selama bulan puasa kepolisian meningkatkan kegiatan patroli, baik petugas berseragam maupun berpakaian preman. Ini menekan tren kriminalitas pada bulan puasa. Guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat sebelum dan sesudah Idul Fitri, Polda DIY pun menggiatkan operasi Ketupat Progo. Meski begitu, kata Anny, masyarakat tetap diharapkan ikut serta menjaga keamanan lingkungannya masing-masing.
“Selama bulan Ramadan masyarakat diimbau ikut berperan serta menjaga dan memelihara keamanan lingkungan, yakni dengan meningkatkan pengamanan swakarsa,” kataAnny. Dia pun mengimbau masyarakat apabila melaksanakan salat tarawih, sebelum berangkat ke masjid harus memastikan rumah dalam keadaan aman dengan mengunci pintu dan jendela secara benar. Ini agar rumah mereka terhindar dari pencurian.
“Termasuk menghindari bahaya kebakaran, alat-alat rumahtangga yang berhubungan dengan listrik harus dipastikan aman sebelum ditinggal,” katanya. Dia tidak memungkiri adanya ancaman kejahatan jalanan seperti penjambretan, khususnya bagi kaum ibu yang akan berbelanja. Nah, supaya tidak menjadi korban, ibu-ibu diminta tidak mengenakan perhiasan atau membawa uang berlebih. Kejahatan lain yang perlu diwaspadai adalah pencurian kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat.
Bagi yang membawa kendaraan diimbau menambah kunci pengaman dan memarkir di lokasi yang ada petugas parkirnya. Kejahatan penipuan berupa pemberitahuan mendapatkan undian, hadiah, atau mengirim kabar ada anggota keluarga yang kecelakaan, juga mengintai warga saat momen saat ini. Untuk bisa menghindarinya, warga diminta tenang atau tidak mudah panik karena shock atau terlalu bahagia mendapat informasi menang undian. Anny meminta warga mengonfirmasi terlebih dahulu ke pihak- pihak terkait.
Karena biasanya, para pelaku melakukan cara itu dengan memainkan perasaan si penerima pesan supaya mau mengirimkan uang. Selanjutnya penipuan bermodus peredaran uang palsu perlu pula diwaspadai warga. Menurut Anny, sasarannya adalah toko-toko kecil atau pedagang pasar yang tidak dilengkapi peralatan sinar ultraviolet. Untuk terhindar penipuan itu, masyarakat harus membedakan antara uang asli maupun palsu. “Uang palsu ini sangat perlu diwaspadai, cara mudahnya dengan 3D, dilihat, diterawang, dan diraba. Kalau yang asli itu kasar,” katanya.
Ketika mendekati musim mudik, kata Anny, bagi calon pemudik yang menggunakan angkutan umum diminta hati-hati terhadap tindak kejahatan penipuan seperti gendam. Untuk menghindarinya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah tidak mudah percaya kepada orang yang belum dikenal. Atau orang itu mencoba berbuat baik dengan memberikan minuman ataupun makanan. “Apabila berpergian dan akan bertanya untuk mencari angkutan, tanya kepada petugas,” katanya.
Terpisah, sosiolog kriminal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto melihat secara keseluruhan tidak ada kejahatan meningkat pada awal bulan puasa. Meski begitu, masyarakat tetap harus waspada pada jam rawan, yakni antara pukul 18.00-20.00 WIB, karena mana masyarakat banyak menjalankan salat tarawih dan meninggalkan tempat tinggalnya. “Saat jam itu berpotensi terjadi aksi pencurian,” katanya, kemarin.
Suprapto mengatakan, tingkat kejahatan relatif akan meningkat pada 10 hari menjelang Idul Fitri. Sebab pada waktu itu banyak orang mempersiapkan diri merayakan Lebaran, seperti berbelanja atau akan mudik ke kampung, sehingga pasti meninggalkan tempat tinggalnya, baik rumah maupun kos-kosan.
Muji barnugroho
(ars)