Takut Dihantui, Agus Ikat Mayat Angeline Pakai Tali
A
A
A
DENPASAR - Agus tersangka pembunuh Angeline mengaku sengaja mengikat leher mayat bocah kelas II SD tersebut dengan tali agar tidak didatangi arwah gadis cilik itu.
Haposan Sihombing, kuasa hukum tersangka Agus menyatakan, tali yang menjerat leher Angeline sebagai bentuk kepercayaan adatnya di Sumba, NTT. (Baca juga: Agus Pembunuh Angeline, Tiga Kali Ditinggalkan Wanita).
"Tali itu sengaja diikatkan di leher korban supaya arwah korban tidak mencari dia. Itu menurut kepercayaannya, tokoh adatnya disana mengatakan seperti itu," katanya, di Mapolresta Denpasar, Jumat (12/06/2015).
Haposan menegaskan, bahwa korban diikat lehernya setelah Angeline tewas, bukan sebelum meninggal.
Haposan mengatakan, bahwa Agus memberitahu dirinya jika tali yang dipakai untuk mengikat leher Angeline itu sudah ada di kamarnya.
"Tali itu sudah ada di kamarnya pelaku. Sementara yang diambil dari kamar Margaret itu hanya boneka saja," timpalnya.
Tali itu biasanya dia pakai untuk mengikat ayam. Kondisi Agus terkini, menurut Haposan lebih tertutup pra rekontruksi, Kamis (11/6/2015).
Ketika ditanya dan diajak berbicara, sambungnya Agus lebih banyak diam dan tidak mau menanggapi lebih jauh pertanyaannya.
"Apakah karena saya pengacara yang ditunjuk oleh Polresta jadi dia tidak percaya sama saya, saya tidak tahu, tapi saya jujur karena kita memang harus terbuka," tukasnya.
Pihaknya meminta kepada Agus supaya terbuka, jujur dan berbicara apa adanya jangan sampai ada yang ditutupi.
Seperti diketahui, Angeline ditemukan tewas di belakang kandang ayam dalam rumahnya di Jalan Sedap Malam, Sanur, Denpasar Timur pada 10 Juni 2015 lalu.
Angeline sendiri dikabarkan hilang oleh ibu angkatnya Margareth pada 16 Mei 2015 lalu. Saat ini hanya Agus yang dijadikan sebagai tersangka pelaku pembunuhan anak kelas II SD itu.
Haposan Sihombing, kuasa hukum tersangka Agus menyatakan, tali yang menjerat leher Angeline sebagai bentuk kepercayaan adatnya di Sumba, NTT. (Baca juga: Agus Pembunuh Angeline, Tiga Kali Ditinggalkan Wanita).
"Tali itu sengaja diikatkan di leher korban supaya arwah korban tidak mencari dia. Itu menurut kepercayaannya, tokoh adatnya disana mengatakan seperti itu," katanya, di Mapolresta Denpasar, Jumat (12/06/2015).
Haposan menegaskan, bahwa korban diikat lehernya setelah Angeline tewas, bukan sebelum meninggal.
Haposan mengatakan, bahwa Agus memberitahu dirinya jika tali yang dipakai untuk mengikat leher Angeline itu sudah ada di kamarnya.
"Tali itu sudah ada di kamarnya pelaku. Sementara yang diambil dari kamar Margaret itu hanya boneka saja," timpalnya.
Tali itu biasanya dia pakai untuk mengikat ayam. Kondisi Agus terkini, menurut Haposan lebih tertutup pra rekontruksi, Kamis (11/6/2015).
Ketika ditanya dan diajak berbicara, sambungnya Agus lebih banyak diam dan tidak mau menanggapi lebih jauh pertanyaannya.
"Apakah karena saya pengacara yang ditunjuk oleh Polresta jadi dia tidak percaya sama saya, saya tidak tahu, tapi saya jujur karena kita memang harus terbuka," tukasnya.
Pihaknya meminta kepada Agus supaya terbuka, jujur dan berbicara apa adanya jangan sampai ada yang ditutupi.
Seperti diketahui, Angeline ditemukan tewas di belakang kandang ayam dalam rumahnya di Jalan Sedap Malam, Sanur, Denpasar Timur pada 10 Juni 2015 lalu.
Angeline sendiri dikabarkan hilang oleh ibu angkatnya Margareth pada 16 Mei 2015 lalu. Saat ini hanya Agus yang dijadikan sebagai tersangka pelaku pembunuhan anak kelas II SD itu.
(sms)