Pancasila Diamalkan, Kesejahteraan Meningkat

Kamis, 11 Juni 2015 - 08:29 WIB
Pancasila Diamalkan, Kesejahteraan Meningkat
Pancasila Diamalkan, Kesejahteraan Meningkat
A A A
KULONPROGO - Tokoh nasional Hary Tanoesoedibjo (HT) prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia yang tidak maju-maju. Permasalahan kesenjangan sosial justru kian tinggi karena pertumbuhan ekonomi justru banyak terjadi dikalangan menengah dan atas.

Sementara masyarakat di level bawah tetap terpuruk dan tidak mengalami perubahan. “Kalau Pancasila diterapkan, pasti kondisi akan lebih baik,” ujarnya pada dialog kebangsaan dengan warga Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kulonprogo, DIY, di embung Banjaroya kemarin. Lebih lanjut, Ketua Umum DPP Partai Perindo itu mengungkapkan bahwa lima sila dalam Pancasila banyak memiliki arti penting dalam kehidupan.

Ketuhanan Yang Maha Esa harus memberikan kesempa-tan bagi masyarakat untuk memeluk dan beribadah sesuai agama tanpa membedakan ras dan golongan. Begitu juga sila kedua, juga harus memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat dalam hukum, kehidupan sosial, dan kemanusiaan. Persatuan Indonesia juga sangat penting karena bangsa ini majemuk, yang banyak memiliki etnis budaya dan berbentuk kepulauan.

Budaya gotong royong sebagai pengamalan sila keempat juga harus dilestarikan. Musyawarah dan menyampaikan pendapat harus terus dilakukan. Adapun keadilan sosial harus memberikan keadilan yang sama antara masyarakat dalam layanan kesehatan pendidikan ataupun kehidupan sosial lainnya. “Kesejahteraan ini harus diwujudkan dengan mengurangi kesenjangan sosial,” tuturnya.

Karena permasalahan bangsa inilah, HT sejak empat tahun belakangan aktif terjun ke masyarakat. Tidak hanya itu, dia juga mengajar ke kampus dan terjun ke desa-desa yang ada di pelosok kabupaten. Kesenjangan telah menjadikan pengusaha mikro dan kecil kesulitan dalam mengakses modal. Begitu juga petani hanya menjadi penggarap yang tidak memiliki lahan.

Pertumbuhan generasi muda juga tidak banyak tertampung lapangan pekerjaan sehingga pengangguran kian banyak. “Terjun ke bawah seperti ini akan mengetahui permasalahan yang dihadapi, saat komitmen untuk mengabdi,” terangnya. HT juga siap membantu uang pangkal untuk pendirian koperasi. Koperasi menjadi tanggung jawab anggota untuk bisa mengembangkan.

Baik bagi perajin kuliner, kelompok wisata, maupun usaha lain yang ada di masyarakat. Pada kunjungan ini, HT juga mengaku bangga dengan kerukunan hidup warga di Banjaroya. Tanpa membedakan agama, mereka mampu bergotong royong membangun desa demi kesejahteraan masyarakat.

“Cari pemimpin yang mumpuni, tanpa melihat latar belakang; yang penting jujur, mengabdi dan memiliki kemampuan, dan tidak hanya omong kosong,” jelasnya. Selain membantu pendirian koperasi, HT juga membantu program bedah rumah warga miskin di Beji, Banjaroya. Secara simbolis, HT juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah yang akan dihuni Wawan Apriyanto yang hidup seorang diri.

Kepala Desa Banjaroya Anton Supriyono mengatakan, dialog kebangsaan dengan HT ini merupakan salah satu upaya untuk lebih menyosialisasikan Pancasila di masyarakat. Selama ini, warga hanya mengenal HT melalui televisi. Namun dengan bertemu, warga pasti akan memiliki gagasan, harapan, dan keinginan untuk bisa berkembang. “Kita ingin potensi yang ada seperti kakao, durian, dan embung bisa diangkat ke kancah nasional, agar ada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Ketua Pokdarwis Buana Menoreh, Tri Untoro, berharap ada program pendampingan bagi pokdarwis dalam mengelola pariwisata. Pokdarwis ini menjadi salah satu upaya bagi warga untuk membasmi pengangguran, sehingga ketika nanti ada kemitraan akan bisa dibangun sarana pendukung di objek wisata. “Pariwisata menjadi bagian kehidupan warga di sekitar embung ini,” jelasnya.

Kuntadi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5010 seconds (0.1#10.140)