Saya Seperti Kehilangan Satu Kaki
A
A
A
PALEMBANG - Nakhoda Sriwijaya FC (SFC) Benny “Bendol” Dollo merasakan seperti kehilangan sebelah kaki kanannya, hingga tidak bisa berjalan lagi.
Ungkapan tersebut mewakili kata-kata dari lubuk hati yang terdalam sang pelatih senior Indonesia. Pelatih yang akrab disapa om Bendol itu, merasa kehilangan salah satu organnya, lantaran sanksi FIFA melanda Indonesia. “Saya kehilangan kaki, tidak bisa berjalan lagi. Karena turunnya sanksi FIFA, apa yang bisa kami para pelaku sepak bola bisa bergerak lagi,” ungkap Bendol saat dihubungi melalui ponselnya, kemarin.
Mantan Pelatih Persija Jakarta itu mengaku kesal, karena sudah tak merasakan semangat untuk melatih pesepakbolaan di Indonesia. Lantaran kali pertama inilah Indonesia mendapatkan sanksi dari induk organisasi sepak bola Internasional FIFA. “Kami para pelaku sepak bola seperti pelatih, pemain ofisial dan para pencari rupiah di sepak bola, tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ini seperti kiamat di dunia sepak bola Indonesia,” ujar Bendol.
Suksesor Subangkit ini justru ingin memberi solusi agar Menpora dan PSSI segera berdamai, kemudian mencari titik terang bagi nasib para pelaku sepak bola. “Mereka (PSSIMenpora) bertanggung jawab dan mencarikan solusi. Berdamailah jangan rusak sepak bola kita,” tuturnya. Ketegangan dari kedua lembaga tersebutlah, itu yang membuat Bendol lebih memilih berada di rumah, ketimbang terus melakukan latihan tanpa ada kompetisi. Dirinya sangat kecewa dengan kondisi yang diderita Indonesia.
“Semua keputusan klub berada di manajemen. Saya hanya tunggu kabar manajemen saja sekarang. Bagaimana klub kita (SFC) ke depan. Karena kompetisi saja tidak ada, bagaimana mau bertanding,” pungkasnya.
Muhammad moeslim
Ungkapan tersebut mewakili kata-kata dari lubuk hati yang terdalam sang pelatih senior Indonesia. Pelatih yang akrab disapa om Bendol itu, merasa kehilangan salah satu organnya, lantaran sanksi FIFA melanda Indonesia. “Saya kehilangan kaki, tidak bisa berjalan lagi. Karena turunnya sanksi FIFA, apa yang bisa kami para pelaku sepak bola bisa bergerak lagi,” ungkap Bendol saat dihubungi melalui ponselnya, kemarin.
Mantan Pelatih Persija Jakarta itu mengaku kesal, karena sudah tak merasakan semangat untuk melatih pesepakbolaan di Indonesia. Lantaran kali pertama inilah Indonesia mendapatkan sanksi dari induk organisasi sepak bola Internasional FIFA. “Kami para pelaku sepak bola seperti pelatih, pemain ofisial dan para pencari rupiah di sepak bola, tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ini seperti kiamat di dunia sepak bola Indonesia,” ujar Bendol.
Suksesor Subangkit ini justru ingin memberi solusi agar Menpora dan PSSI segera berdamai, kemudian mencari titik terang bagi nasib para pelaku sepak bola. “Mereka (PSSIMenpora) bertanggung jawab dan mencarikan solusi. Berdamailah jangan rusak sepak bola kita,” tuturnya. Ketegangan dari kedua lembaga tersebutlah, itu yang membuat Bendol lebih memilih berada di rumah, ketimbang terus melakukan latihan tanpa ada kompetisi. Dirinya sangat kecewa dengan kondisi yang diderita Indonesia.
“Semua keputusan klub berada di manajemen. Saya hanya tunggu kabar manajemen saja sekarang. Bagaimana klub kita (SFC) ke depan. Karena kompetisi saja tidak ada, bagaimana mau bertanding,” pungkasnya.
Muhammad moeslim
(ars)