Menpora Tak Hargai Timnas
A
A
A
PALEMBANG - Presiden Klub SFC Dodi Reza Alex yang menyaksikan langsung pertandingan timnas Indonesia kontra Myanmar di Singapura menyatakan, perjuangan Garuda Muda tidak mudah, lantaran kondisi mental mereka down.
“Saya lihat mereka menangis saat lagu Indonesia Raya berkumandang. Karena ini bisa jadi pertandingan terakhir mereka di pentas internasional dan pemerintah (Menpora) harus bertanggung jawab soal ini,” katanya.
Namun Dodi berharap, mudah-mudahan ada keajaiban yang luar biasa yakni pemerintah dan PSSI kembali membuka diri bekerja sama, agar sanksi dari FIFA dicabut. Karena sangat tidak enak sekali membaca isi surat dari FIFA yang mengu cilkan sepak bola Indonesia di mata dunia. “Jika ada pihak yang membicarakan prestasi sepak bola Indonesia, sangat salah kalau menganggap remeh perjuangan semua pemain yang ada di timnas. Mereka juga merasa sakit hati, karena perjuangan mereka selama ini tidak ada artinya,” ujarnya.
Dodi yang juga menjabat Executive Committee (Exco) PSSI periode 2015-2019 ini menuturkan, dari awal PSSI sudah menjelaskan ke FIFA saat kongres, agar tidak ada sanksi untuk PSSI. Tapi ternyata FIFA tetap memberi sanksi. Meski demikian, Indonesia masih bisa ikut SEA Games di Singapura.
“Sudah ada beberapa pemain yang menghubungi saya, bertanya mengapa kondisi sepak bola Indonesia seperti ini dan bagaimana nasib mereka nanti. Kalau saya bicara sebagai masyarakat sepak bola, jika ukurannya prestasi, ya harus kita benahi dan cari solusi. Kalau ada oknum yang merusak PSSI, ya kita tangkap dan adili seperti yang terjadi di FIFA. Tapi jangan badannya yang dibekukan. Lihatlah sekarang, kondisi anakanak (pemain timnas) yang tampil di SEA Games pasti sudah drop,” ujarnya.
Sementara, Manajer Tim SFC Robert Heri, lebih meminta pemerintah untuk mem bicarakan bagaimana mencari solusi sepak bola Indonesia ke de pan. “Kalau bicara kerugian, tentu kami sudah tak bisa menghitung lagi dan sebagainya. Sekarang wak tunya peme rintah menunjuk kan pada masyara kat Indonesia, cara mengelola sepak bola yang baik. Jangan bicara ke belakang lagi. Karena se mua klub menung gu, mau bagaimana dan seperti apa,” tukasnya.
M moeslim
“Saya lihat mereka menangis saat lagu Indonesia Raya berkumandang. Karena ini bisa jadi pertandingan terakhir mereka di pentas internasional dan pemerintah (Menpora) harus bertanggung jawab soal ini,” katanya.
Namun Dodi berharap, mudah-mudahan ada keajaiban yang luar biasa yakni pemerintah dan PSSI kembali membuka diri bekerja sama, agar sanksi dari FIFA dicabut. Karena sangat tidak enak sekali membaca isi surat dari FIFA yang mengu cilkan sepak bola Indonesia di mata dunia. “Jika ada pihak yang membicarakan prestasi sepak bola Indonesia, sangat salah kalau menganggap remeh perjuangan semua pemain yang ada di timnas. Mereka juga merasa sakit hati, karena perjuangan mereka selama ini tidak ada artinya,” ujarnya.
Dodi yang juga menjabat Executive Committee (Exco) PSSI periode 2015-2019 ini menuturkan, dari awal PSSI sudah menjelaskan ke FIFA saat kongres, agar tidak ada sanksi untuk PSSI. Tapi ternyata FIFA tetap memberi sanksi. Meski demikian, Indonesia masih bisa ikut SEA Games di Singapura.
“Sudah ada beberapa pemain yang menghubungi saya, bertanya mengapa kondisi sepak bola Indonesia seperti ini dan bagaimana nasib mereka nanti. Kalau saya bicara sebagai masyarakat sepak bola, jika ukurannya prestasi, ya harus kita benahi dan cari solusi. Kalau ada oknum yang merusak PSSI, ya kita tangkap dan adili seperti yang terjadi di FIFA. Tapi jangan badannya yang dibekukan. Lihatlah sekarang, kondisi anakanak (pemain timnas) yang tampil di SEA Games pasti sudah drop,” ujarnya.
Sementara, Manajer Tim SFC Robert Heri, lebih meminta pemerintah untuk mem bicarakan bagaimana mencari solusi sepak bola Indonesia ke de pan. “Kalau bicara kerugian, tentu kami sudah tak bisa menghitung lagi dan sebagainya. Sekarang wak tunya peme rintah menunjuk kan pada masyara kat Indonesia, cara mengelola sepak bola yang baik. Jangan bicara ke belakang lagi. Karena se mua klub menung gu, mau bagaimana dan seperti apa,” tukasnya.
M moeslim
(ars)