Jalan Sering Kotor dan Berdebu

Rabu, 03 Juni 2015 - 11:47 WIB
Jalan Sering Kotor dan Berdebu
Jalan Sering Kotor dan Berdebu
A A A
PALEMBANG - Beberapa titik jalan dalam kota dan kecamatan di Palembang sering kotor dan berdebu sehingga kerap dikeluhkan warga. Penyebabnya, biasanya diduga akibat kotoran kendaraan mobil truk pengangkut tanah, semen, dan proyek perbaikan jari ngan utilitas serta perbaikan jalan.

Padahal, Pemerintah Kota Pa lembang sudah sangat sering menegur dan memanggil para pemilik truk tanah, semen, dan pimpinan proyek utilitas dan jalan agar memerhatikan kebersihan jalan. “Ya, tidak enak saja dilihat jalan kota dan kecamatan kotor. Dampaknya jelas ke warga yang melintas, baik pakai kendaraan atau berjalan kaki,” ungkap Beti, 35, warga Kecamatan Sukarami kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin.

Seperti, kata dia, adanya kotoran tanah atau semen, bisa membuat pengendara roda dua terjatuh, sedangkan dampak dari proyek utilitas dan perbaikan jalan, bisa mengaki batkan debu yang tebal di sekitar proyek itu. “Saya berharap Pemkot Palem bang melalui dinas terkaitnya memberi tindakan tegas kepada pemilik atau pemimpin pro yek itu. Mulai dari penilangan atau penyetopan sementara proyek itu, sampai debu atau kotoran di jalan di bersihkan semua,” pungkasnya.

Sementara itu, Tatik, 34, war ga Bukit mengeluhkan perbaikan jalan yang cenderung tak mempertimbangkan aspek keselamatan hingga kesehatan. Padahal, jalan itu jalan lintas kota dan kabupaten yang sering dan padat kendaraan yang melintas hingga dilalui banyak kendaraan dari luar kota. “Bermotor di jalan itu rasanya menghirup debu.

Jika partikel debu setiap hari masuk ke pernapasan tentu berbahayakan. Ya, seperti di jalan kawasan Simpang Musi II ini yang sedang dalam proses perbaikan jalan, tapi debunya selangit,” katanya. Kepala Bidang Kualitas dan Perlindungan Udara Teknis Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL&BP) Kementerian Kesehatan wilayah Kota Palembang Nana mengatakan,

jika ada laporan, pihaknya selalu menerjunkan tim untuk mengambil sampel udara di lokasi yang dikeluhkan warga itu. “Seperti di kawasan Simpang Musi II dan sekitarnya, tim sudah turun melakukan pengambilan sampel dikawasan tersebut. Diperlukan waktu sekitar lebih dari lima hari mengetahui kualitas udara, disana baik atau tidak,” ucapnya.

Tasmalinda
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8240 seconds (0.1#10.140)