Tak Ada Anggaran, Alokasi Waktu Hanya Tiga Hari
A
A
A
MOJOKERTO - Penggalian kanal zaman Majapahit di Dusun Nglinguk, Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, tampaknya bakal berakhir tidak memuaskan.
Tim hanya memiliki waktu tiga hari untuk mengungkap misteri peradaban yang sudah berumur ratusan tahun itu. Ketua Tim Ekskavasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jatim Nugroho Harjolukito mengatakan, minimnya alokasi waktu untuk ekskavasi ini disebabkan minimnya anggaran. BPBC tidak ada alokasi untuk kegiatan ekskavasi.
“Memang tidak ada anggaran untuk itu. Jadi terpaksa ekskavasi hanya dilakukan tiga hari hingga Rabu (3/6),” ujar Nugroho ditemui di lokasi ekskavasi kemarin. Dengan waktu yang sangat singkat itu, tim memang tak bisa melakukan banyak hal. Selain lokasi penggalian yang cukup luas, sumber daya yang dimiliki tim juga cukup terbatas.
Padahal, untuk menguak misteri bangunan berupa kanal yang terbuat dari struktur batu bata itu, butuh dilakukan penggalian di banyak titik. Meskipun, tak semua lahan yang diduga terdapat kanal yang terpendam harus digali. “Kendalanya adalah anggaran dan rentang waktu yang sempit, sehingga kita tak bisa memaksakan untuk mengejar struktur lainnya yang masih terpendam,” tutur pria yang juga arkeolog ini.
Selain itu, kendala lain adalah fungsi BPCB yakni sebatas fungsi penyelamatan. Butuh instansi yang berwenang untuk melakukan penelitian yang lebih detail. Untuk sementara ini, tim hanya bisa melakukan ekskavasi yang memiliki target sempit. “Harapannya diketahui arah jaringan kanal. Karena memang ada temuan lain (kanal dan kolam) sebelumnya yang diduga masih tersambung dengan kanal yang baru ditemukan ini,” paparnya.
Sementara dalam ekskavasi kemarin, sedikitnya tiga arkeolog diterjunkan. Ditambah, tiga penggali dan dua juru gambar. Setelah menuntaskan pembukaan struktur bekas temuan warga, tim juga menggali tanah dengan luas 2 x 2 meter di sisi barat temuan sebelumnya. Di lokasi penggalian baru yang dibelah jalan kecil itu, tim berharap menemukan sambungan kanal dari temuan kanal sebelumnya.
Tritus julan
Tim hanya memiliki waktu tiga hari untuk mengungkap misteri peradaban yang sudah berumur ratusan tahun itu. Ketua Tim Ekskavasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jatim Nugroho Harjolukito mengatakan, minimnya alokasi waktu untuk ekskavasi ini disebabkan minimnya anggaran. BPBC tidak ada alokasi untuk kegiatan ekskavasi.
“Memang tidak ada anggaran untuk itu. Jadi terpaksa ekskavasi hanya dilakukan tiga hari hingga Rabu (3/6),” ujar Nugroho ditemui di lokasi ekskavasi kemarin. Dengan waktu yang sangat singkat itu, tim memang tak bisa melakukan banyak hal. Selain lokasi penggalian yang cukup luas, sumber daya yang dimiliki tim juga cukup terbatas.
Padahal, untuk menguak misteri bangunan berupa kanal yang terbuat dari struktur batu bata itu, butuh dilakukan penggalian di banyak titik. Meskipun, tak semua lahan yang diduga terdapat kanal yang terpendam harus digali. “Kendalanya adalah anggaran dan rentang waktu yang sempit, sehingga kita tak bisa memaksakan untuk mengejar struktur lainnya yang masih terpendam,” tutur pria yang juga arkeolog ini.
Selain itu, kendala lain adalah fungsi BPCB yakni sebatas fungsi penyelamatan. Butuh instansi yang berwenang untuk melakukan penelitian yang lebih detail. Untuk sementara ini, tim hanya bisa melakukan ekskavasi yang memiliki target sempit. “Harapannya diketahui arah jaringan kanal. Karena memang ada temuan lain (kanal dan kolam) sebelumnya yang diduga masih tersambung dengan kanal yang baru ditemukan ini,” paparnya.
Sementara dalam ekskavasi kemarin, sedikitnya tiga arkeolog diterjunkan. Ditambah, tiga penggali dan dua juru gambar. Setelah menuntaskan pembukaan struktur bekas temuan warga, tim juga menggali tanah dengan luas 2 x 2 meter di sisi barat temuan sebelumnya. Di lokasi penggalian baru yang dibelah jalan kecil itu, tim berharap menemukan sambungan kanal dari temuan kanal sebelumnya.
Tritus julan
(ftr)