Jembatan Padangan-Kasiman Belum Dibuka
A
A
A
BOJONEGORO - Jembatan penghubung Kecamatan Padangan- Kasiman yang membentang di atas Sungai Bengawan Solo kini telah berdiri. Akan tetapi, jembatan itu hingga kini belum dibuka untuk umum.
Sebab, tebing di bawah jembatan ada yang longsor. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Bojonegoro akan membangun tembok penahan tanah di bawah jembatan dengan anggaran senilai Rp12 miliar. Setelah selesai membangun tembok penahan tanah itu, jembatan di wilayah barat Bojonegoro itu akan dibuka. “Kami khawatir konstruksi jembatan rusak, sehingga kami lakukan pembangunan tebing di bawah jembatan dulu,” ujar Kepala DPU Kabupaten Bojonegoro Andi Tjandra kemarin.
Tebing yang longsor itu berada di bawah jembatan sisi Kecamatan Padangan dan Kasiman. Satu sisi yang longsor panjangnya mencapai 800 meter yang disebabkan penambangan pasir ilegal di bawah jembatan. Sementara panjang jembatan itu mencapai 400 meter. “Saat ini sudah dimulai pengerjaannya, target kami akhir Oktober sudah rampung dan sudah bisa dilewati untuk umum,” ujarnya.
Pembangunan tebing itu meliputi penancapan beton panjang ke tanah. Kemudian diplengseng dengan batu besar bercampur semen. Jembatan yang melintang di atas Sungai Bengawan Solo itu dibangun pada 2013 dengan anggaran senilai Rp30 miliar. Dengan dibangunnya jembatan itu, diharapkan dapat memperlancar perekonomian warga, baik Kasiman maupun Padangan.
Selain melakukan pembangunan tebing bawah jembatan, DPU juga akan memberikan penerangan di jembatan selebar 4 meter itu. Namun, dia belum menyebutkan berapa jumlah anggaran untuk kebutuhan penerangan.
Meski DPU belum sepenuhnya membuka jembatan itu, masyarakat sekitar sudah banyak yang melewatinya. DPU mengaku tidak bisa mencegah warga sekitar yang melintas. Sebab, jembatan itu merupakan salah satu akses menuju Kecamatan Padangan- Kasiman. “Kalau mobil tidak boleh melewati,” pungkasnya.
Jembatan Padangan-Kasiman itu diharapkan dapat membuka akses perekonomian bagi warga di Kecamatan Kasiman yang tinggal di seberang utara Sungai Bengawan Solo. Menurut warga Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, Rohmah, 35, adanya jembatan Kasiman- Padangan sangat memudahkan warga Kasiman yang ingin bepergian atau berdagang di Padangan atau Cepu.
“Biasanya kalau malam kami enggan bepergian atau berdagang di Padangan atau Kasiman. Tetapi kalau nanti jembatan itu dibuka untuk umum, pasti aktivitas perdagangan akan lebih lancar,” ujar Rohmah yang memiliki showroomkerajinan kayu jati tersebut.
Muhammad roqib
Sebab, tebing di bawah jembatan ada yang longsor. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Bojonegoro akan membangun tembok penahan tanah di bawah jembatan dengan anggaran senilai Rp12 miliar. Setelah selesai membangun tembok penahan tanah itu, jembatan di wilayah barat Bojonegoro itu akan dibuka. “Kami khawatir konstruksi jembatan rusak, sehingga kami lakukan pembangunan tebing di bawah jembatan dulu,” ujar Kepala DPU Kabupaten Bojonegoro Andi Tjandra kemarin.
Tebing yang longsor itu berada di bawah jembatan sisi Kecamatan Padangan dan Kasiman. Satu sisi yang longsor panjangnya mencapai 800 meter yang disebabkan penambangan pasir ilegal di bawah jembatan. Sementara panjang jembatan itu mencapai 400 meter. “Saat ini sudah dimulai pengerjaannya, target kami akhir Oktober sudah rampung dan sudah bisa dilewati untuk umum,” ujarnya.
Pembangunan tebing itu meliputi penancapan beton panjang ke tanah. Kemudian diplengseng dengan batu besar bercampur semen. Jembatan yang melintang di atas Sungai Bengawan Solo itu dibangun pada 2013 dengan anggaran senilai Rp30 miliar. Dengan dibangunnya jembatan itu, diharapkan dapat memperlancar perekonomian warga, baik Kasiman maupun Padangan.
Selain melakukan pembangunan tebing bawah jembatan, DPU juga akan memberikan penerangan di jembatan selebar 4 meter itu. Namun, dia belum menyebutkan berapa jumlah anggaran untuk kebutuhan penerangan.
Meski DPU belum sepenuhnya membuka jembatan itu, masyarakat sekitar sudah banyak yang melewatinya. DPU mengaku tidak bisa mencegah warga sekitar yang melintas. Sebab, jembatan itu merupakan salah satu akses menuju Kecamatan Padangan- Kasiman. “Kalau mobil tidak boleh melewati,” pungkasnya.
Jembatan Padangan-Kasiman itu diharapkan dapat membuka akses perekonomian bagi warga di Kecamatan Kasiman yang tinggal di seberang utara Sungai Bengawan Solo. Menurut warga Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, Rohmah, 35, adanya jembatan Kasiman- Padangan sangat memudahkan warga Kasiman yang ingin bepergian atau berdagang di Padangan atau Cepu.
“Biasanya kalau malam kami enggan bepergian atau berdagang di Padangan atau Kasiman. Tetapi kalau nanti jembatan itu dibuka untuk umum, pasti aktivitas perdagangan akan lebih lancar,” ujar Rohmah yang memiliki showroomkerajinan kayu jati tersebut.
Muhammad roqib
(ftr)