Penjual Batu Akik Gulung Tikar

Sabtu, 30 Mei 2015 - 07:44 WIB
Penjual Batu Akik Gulung Tikar
Penjual Batu Akik Gulung Tikar
A A A
MURATARA - Seiring dengan waktu booming batu akik di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) yang merupakan sentra bahan batu akik mulai memudar.

Terlihat, sejumlah kios di sepan jang Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Muratara yang dulu banyak berjualan batu aki khas Muratara sekarang mulai di - tinggalkan penjual. Pantauan KORAN SINDO PALEMBANG, puluhan lapak atau kios penjual batu akik khas Muratara yang terbuat dari bahan kayu dan papan dengan luas sekitar 3X4 meter terbuat dari kayu dan terpal Mulai kosong.

Informasi yang didapat, bah wa penjual batu akik khas Kabupaten Muratara sekarang sudah mulai beralih pekerjaan profesi sebagai petani karet, sawah dan ada juga menjadi buruh. “Hampir tiga minggu saya ting galkan lapak batu akik saya, karena pe minat pembeli sudah berkurang. Se da ngkan penjual sema kin banyak di jalan,” kata Ida,40, warga Desa Embacang, Kecamatan K a rang Jaya, kemarin.

Padahal, kata dia, untuk men dapatkan batu akik tidak lah susah, namun para pen jua - lan nya semakin banyak. Tem - pat lapak jualan juga menen tu - kan hasil pemasukan dan pe mi - nat pengunjung atau pembeli batu akik di sepanjang akses Jalinsum. “Jika tempat kurang stra - tegis, apalagi tak memiliki tem - pat parkir maka susah dikun ju - ngi pembeli. Walaupun saya ba - nyak memiliki batu akik khas Muratara yang lebih bagus di - ban dingkan lapak yang lainnya,” ucapnya.

Sedangkan, Juni,35, warga yang sama mengaku bahwa dia juga dengan terpaksa harus me - ninggalkan lapaknya karena peminat pembeli batu akik su - dah mulai berkurang. Namun dia belum mau membongkar lapaknya karena masih ada niat untuk berjualan. “Saya mau jualan lagi tetapi setelah saya bisa membuat batu akik khas Muratara berbentuk jadi seperti cincin, liontin dan gelang,” katanya.

Sementara itu Joni,32, war - ga Kota Lubuklinggau mengaku bahan batu yang ditawarkan di Jalinsum mayoritas tidak ada yang bagus. Diduga bahan yang bagus tidak diperjualbelikan. Jika ada harganya pun melangit. “Ya harga itu yang me nen - tukan. Kalau sudah melangit orang kadang mikir mau mem - beli. Lebih enak beli beras dari - pada batu sekalipun kita suka batu,” pungkasnya.

Hengky chandra agoes
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6546 seconds (0.1#10.140)