Benda Bersejarah Peninggalan Belanda, Tempat Turis Beramal

Jum'at, 29 Mei 2015 - 09:52 WIB
Benda Bersejarah Peninggalan Belanda, Tempat Turis Beramal
Benda Bersejarah Peninggalan Belanda, Tempat Turis Beramal
A A A
PALEMBANG - Meski berada di lokasi yang sering dilintasi jamaah, tak banyak yang mengetahui jika kotak menyerupai tugu yang berada tidak jauh dari tempat parkir sepeda motor jamaah Masjid Agung, adalah kotak amal.

Bentuknya menyerupai tugu, terbuat dari lempengan baja, dan bagian luar terdapat tulisan dalam bahasa Belanda. Belum banyak yang mengetahui bahwa itu adalah kotak amal, yang dahulunya pada zaman Belanda adalah kotak pos atau tempat surat – surat penting. Bagi turis terutama dari Belanda dan Malaysia, kotak bersejarah itu dicari dan menjadi salah satu tempat mereka berfoto.

Harusnya ada penelitian sehingga tersedia informasi yang lengkap mengenai sejarah, fungsi dan nilai kotak pos alias kotak amal itu. Bentuknya menyerupai kotak panjang yang berdiri setinggi 1,5 meter itu nampak jelas tertulis aksara Belanda, yakni Brievenbus dan Buslichting.

Keduanya kurang lebih berarti jika bangunan ini merupakan kotak surat-surat penting, misalnya surat pajak dan surat pos. Atas aksara itulah, Ketua Pengurus Yayasan Masjid Agung Palembang Kyai Kg H Anshori Madani, memprediksikan jika tugu kotak amal itu dibuat sekitar abad 18-19 Masehi. Dimana saat itu, surat-surat penting menjadi bagian dalam transaksi perdagangan antara orang Indonesia dan negara Belanda.

"Diyakini semacam kotak pos, atau tempat menyetorkan pajak, dalam bentuk uang. Saat ini kami sering mendapatkan uang dalam mata uang asing, karena memang turus sering datang dan melihat serta berfoto," ungkapnya.

Tasmalinda
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5861 seconds (0.1#10.140)