OP Elpiji Lagi-lagi Melenceng
A
A
A
BANTUL - Operasi pasar elpiji 3 kilogram (kg) yang digelar PT Pertamina dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) melalui agen PT Gasindo di enam kecamatan wilayah Bantul kembali salah sasaran.
Enam kecamatan tersebut di antaranya Sedayu, Pajangan, Kasihan, Sewon, Banguntapan, dan Piyungan. Masing-masing kecamatan mendapatkan alokasi 560 tabungelpiji. Rencananya, operasi serupa akan dilaksanakan di 17 kecamatan yang ada di Bantul. Ratusan orang nampak mengantre di depan Kantor Kecamatan Sewon, kemarin.
Tak hanya orang dewasa, nampak juga anak-anak yang mengantre. Namun lagi-lagi operasi pasar ini juga dimanfaatkan oleh para pengecer. Dalam operasi itu, terlihat ada beberapa orang yang sudah menunggu di luar pagar kompleks kantor kecamatan. Bahkan ada yang sengaja menggunakan mobil pikap untuk menampung tabung elpiji yang mereka dapatkan.
Mobil tersebut terlihat meninggalkan kompleks Kecamatan Sewon dengan membawa delapan tabung elpiji. Pihak agen yang melakukan operasi pasar mengaku tak bisa berbuat banyak untuk membedakan siapa konsumen sebenarnya dan siapa yang termasuk pengecer. Salah seorang petugas agen PT Gasindo, Mulyono mengatakan, pihaknya pada Selasa(27/5) ini mendapat jatah melakukan operasi pasar elpiji 3 kg di Kantor Kecamatan Sewon.
Sesuai dengan perintah dari PT Pertamina, mereka mengalokasikan sekitar 560 tabung elpiji. Untuk mendapatkannya, masyarakat cukup membawa kartu tanda penduduk (KTP) dan berhak mendapatkan dua tabung. “Selain itu, yang sudah mendapatkan jatah tabung, jari mereka dicelup ke dalam tinta,” paparnya.
Ia mengakui tidak mungkin bisa membedakan siapa yang termasuk konsumen ataupun pengecer. Karena pihak agen hanya mensyaratkan KTP sehingga siapa pun yang membawa KTP dan membawa tabung elpiji maka pihaknya akan memberikan jatahnya karena sudah sah asalkan membayar Rp15.500 per tabung.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul Sulistyanto mengungkapkan, pihaknya mengusulkan adanya operasi pasar di 75 desa. Namun ternyata Selasa sore mereka mendapatkan pemberitahuan akan ada operasi pasar elpiji di 17 kantor kecamatan dengan alokasi 560 tabung per kantor kecamatan.
“Sebetulnya kami mengusulkan semua desa untukpemerataan, tetapimereka menyetujui di 17 kecamatan,” ujarnya. Sulis tidak menampik kemungkinan operasi pasar tersebut kembali salah sasaran karena dimanfaatkan oleh para pengecer. Karena syarat yang dibebankan hanya berupa KTP untuk mendapatkan jatah tabung elpiji 3 kilogram tersebut.
Sehingga memungkinkan, semua keluarga pengecer yang memiliki KTP dikerahkan untuk mendapatkan elpiji. Sebenarnya, lanjut Sulis, ia sudah mengusulkan agar syaratnya adalah kartu keluarga atau yang sering disebut C1. Hanya saja, karena waktunya sangat mepet, Hiswana Migas mengatakan tidak mungkin melaksanakannya.
Padahal dengan C1, maka penyimpangan ke pengecer bisa diminimalisasi karena jatah satu kepala keluarga (KK) satu atau dua tabung. “Kalau KTP bisa jadi satu keluarga asal punya KTP ikut antre,” tandasnya.
Erfanto linangkung
Enam kecamatan tersebut di antaranya Sedayu, Pajangan, Kasihan, Sewon, Banguntapan, dan Piyungan. Masing-masing kecamatan mendapatkan alokasi 560 tabungelpiji. Rencananya, operasi serupa akan dilaksanakan di 17 kecamatan yang ada di Bantul. Ratusan orang nampak mengantre di depan Kantor Kecamatan Sewon, kemarin.
Tak hanya orang dewasa, nampak juga anak-anak yang mengantre. Namun lagi-lagi operasi pasar ini juga dimanfaatkan oleh para pengecer. Dalam operasi itu, terlihat ada beberapa orang yang sudah menunggu di luar pagar kompleks kantor kecamatan. Bahkan ada yang sengaja menggunakan mobil pikap untuk menampung tabung elpiji yang mereka dapatkan.
Mobil tersebut terlihat meninggalkan kompleks Kecamatan Sewon dengan membawa delapan tabung elpiji. Pihak agen yang melakukan operasi pasar mengaku tak bisa berbuat banyak untuk membedakan siapa konsumen sebenarnya dan siapa yang termasuk pengecer. Salah seorang petugas agen PT Gasindo, Mulyono mengatakan, pihaknya pada Selasa(27/5) ini mendapat jatah melakukan operasi pasar elpiji 3 kg di Kantor Kecamatan Sewon.
Sesuai dengan perintah dari PT Pertamina, mereka mengalokasikan sekitar 560 tabung elpiji. Untuk mendapatkannya, masyarakat cukup membawa kartu tanda penduduk (KTP) dan berhak mendapatkan dua tabung. “Selain itu, yang sudah mendapatkan jatah tabung, jari mereka dicelup ke dalam tinta,” paparnya.
Ia mengakui tidak mungkin bisa membedakan siapa yang termasuk konsumen ataupun pengecer. Karena pihak agen hanya mensyaratkan KTP sehingga siapa pun yang membawa KTP dan membawa tabung elpiji maka pihaknya akan memberikan jatahnya karena sudah sah asalkan membayar Rp15.500 per tabung.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul Sulistyanto mengungkapkan, pihaknya mengusulkan adanya operasi pasar di 75 desa. Namun ternyata Selasa sore mereka mendapatkan pemberitahuan akan ada operasi pasar elpiji di 17 kantor kecamatan dengan alokasi 560 tabung per kantor kecamatan.
“Sebetulnya kami mengusulkan semua desa untukpemerataan, tetapimereka menyetujui di 17 kecamatan,” ujarnya. Sulis tidak menampik kemungkinan operasi pasar tersebut kembali salah sasaran karena dimanfaatkan oleh para pengecer. Karena syarat yang dibebankan hanya berupa KTP untuk mendapatkan jatah tabung elpiji 3 kilogram tersebut.
Sehingga memungkinkan, semua keluarga pengecer yang memiliki KTP dikerahkan untuk mendapatkan elpiji. Sebenarnya, lanjut Sulis, ia sudah mengusulkan agar syaratnya adalah kartu keluarga atau yang sering disebut C1. Hanya saja, karena waktunya sangat mepet, Hiswana Migas mengatakan tidak mungkin melaksanakannya.
Padahal dengan C1, maka penyimpangan ke pengecer bisa diminimalisasi karena jatah satu kepala keluarga (KK) satu atau dua tabung. “Kalau KTP bisa jadi satu keluarga asal punya KTP ikut antre,” tandasnya.
Erfanto linangkung
(ftr)