PT Phapros Bukukan Laba Rp45 Miliar
A
A
A
SEMARANG - PT Phapros Tbk tahun 2014 berhasil membukukan laba bersih Rp45 miliar atau mengalami pertumbuhan sekitar 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Direktur Utama Phapros Iswanto mengatakan, 2014 lalu merupakan tahun yang penuh dengan dinamika bagi dunia industri farmasi nasional.
Di tengah berbagai kendala yang dihadapi industri farmasi nasional yang relatif kecil yakni 8,3%, pelemahan nilai tukar rupiah serta inflasi mencapai 8,4%, PT Phapros, masih berhasil meningkatkan penjualan hingga Rp578 miliar. “Di tengah kondisi yang kurang baik, kami masih bersyukur karena penjualan Phapros masih tetap tumbuh yakni naik sebesar 10,8%.
Tahun ini kami juga memutuskan pembagian dividen sebesar 50% atau senilai Rp22,6 miliar,” katanya seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun buku 2014 di Semarang, kemarin. Dari tiga portofolio produk Phapros, yakni Over The Counter (OCT), Branded Ethical, dan Generik, produk generik menyumbang profit terbesar. Hal ini karena adanya proses switching obat dari ethical ke generik akibat kebijakan BPJS.
Tahun 2014 penjualan produk branded ethical kita turun sebesar 18% dari sebelumnya Rp191,7 miliar menjadi Rp155,9 miliar. Produk OCT juga mengalami penurunan sekitar 14,2% dari sebelumnya Rp104 miliar, tahun ini menjadi Rp89,5 miliar. “Sedangkan untuk produk generik naik hingga 54,9%,” kata Iswanto.
Direktur Marketing PT Phapros Tbk Syamsul Huda menambahkan, untuk meningkatkan profit di tahun-tahun berikutnya, perseroan menuangkan beberapa rencana jangka panjang. Di antaranya menjadikan perseroan sebagai contract manufacturing Organization (CMO), khusus untuk produk parentra yang menjadi center of exellent sehingga bisa membuka jasa toll manufacturing.
Selain itu, Phapros juga berencana memperluas pasar ekspor dengan memprioritaskan produk panrentranya yang sudah diakui BPOM sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia. “Selain itu, menjawab tantangan BPJS, kami juga menyiapkan pabrik baru yang saat ini masih dalam tahap perizinan. Sebagai tahap awal, pabrik baru nantinya digunakan untuk menambah kapasitas produksi obat generik hingga dua kali lipat,” ujarnya.
Di sisi produk, Phapros akan menambah brand baru untuk menggenjot penjualan produk OCR, baik dengan ekstensi Antimo atau brand baru.“Sedangkanuntuk mendongkrak penjualan branded ethical yang tertekan akibat BPJS, kami berencana menambah portofolionya dengan produk-produk masa depan seperti biologi dan biosimilar produk yang masih membutuhkan riset anjang,” ucapnya.
Andik sismanto
Di tengah berbagai kendala yang dihadapi industri farmasi nasional yang relatif kecil yakni 8,3%, pelemahan nilai tukar rupiah serta inflasi mencapai 8,4%, PT Phapros, masih berhasil meningkatkan penjualan hingga Rp578 miliar. “Di tengah kondisi yang kurang baik, kami masih bersyukur karena penjualan Phapros masih tetap tumbuh yakni naik sebesar 10,8%.
Tahun ini kami juga memutuskan pembagian dividen sebesar 50% atau senilai Rp22,6 miliar,” katanya seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun buku 2014 di Semarang, kemarin. Dari tiga portofolio produk Phapros, yakni Over The Counter (OCT), Branded Ethical, dan Generik, produk generik menyumbang profit terbesar. Hal ini karena adanya proses switching obat dari ethical ke generik akibat kebijakan BPJS.
Tahun 2014 penjualan produk branded ethical kita turun sebesar 18% dari sebelumnya Rp191,7 miliar menjadi Rp155,9 miliar. Produk OCT juga mengalami penurunan sekitar 14,2% dari sebelumnya Rp104 miliar, tahun ini menjadi Rp89,5 miliar. “Sedangkan untuk produk generik naik hingga 54,9%,” kata Iswanto.
Direktur Marketing PT Phapros Tbk Syamsul Huda menambahkan, untuk meningkatkan profit di tahun-tahun berikutnya, perseroan menuangkan beberapa rencana jangka panjang. Di antaranya menjadikan perseroan sebagai contract manufacturing Organization (CMO), khusus untuk produk parentra yang menjadi center of exellent sehingga bisa membuka jasa toll manufacturing.
Selain itu, Phapros juga berencana memperluas pasar ekspor dengan memprioritaskan produk panrentranya yang sudah diakui BPOM sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia. “Selain itu, menjawab tantangan BPJS, kami juga menyiapkan pabrik baru yang saat ini masih dalam tahap perizinan. Sebagai tahap awal, pabrik baru nantinya digunakan untuk menambah kapasitas produksi obat generik hingga dua kali lipat,” ujarnya.
Di sisi produk, Phapros akan menambah brand baru untuk menggenjot penjualan produk OCR, baik dengan ekstensi Antimo atau brand baru.“Sedangkanuntuk mendongkrak penjualan branded ethical yang tertekan akibat BPJS, kami berencana menambah portofolionya dengan produk-produk masa depan seperti biologi dan biosimilar produk yang masih membutuhkan riset anjang,” ucapnya.
Andik sismanto
(bbg)