Pentas Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit
A
A
A
SURABAYA - Sejarah berdirinya kerajaan Majapahit tidak lepas dari Raden Wijaya. Namun, perkembangan Majapahit tidak akan pesat tanpa sosok satu ini, yakni Gayatri.
Gayatri adalah istri Raden Wijaya yang pemikirannya sebenarnya dipakai Raden Wijaya membangun kerajaan Majapahit setelah Kerajaan Singosari dan Kediri pecah. Sayang, sosok Gayatri tidak banyak diketahui masyarakat secara detail. Dari alasan inilah, Sanggar Lidi Surabaya menggelar pertunjukan teater berjudul “Gayatri: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit”.
Sutradara pementasan Totenk Mahdasi Tatang menjelaskan, pentas berdurasi 90 menit itu diadaptasi dari buku berjudul Rajapatni Gayatri yang ditulis Earl Drake, seorang mantan duta besar Kanada di Jawa. “Secara garis besar, pementasan ini akan bercerita mengenai berdirinya Majapahit dan kehidupan Gayatri yang membawa pembaharuan pada kerajaan tersebut,” kata Totenk saat dijumpai dalam geladi resik di Gedung Pertunjukan Cak Durasim, Surabaya.
Totenk menambahkan, sosok Gayatri perlu dikenal masyarakat saat ini, khususnya perempuan, mengingat sosoknya adalah perempuan berani membuat perubahan. Dia dikenal cerdas karena sering membaca. Bahkan, kala itu dia juga mempelajari dua agama sekaligus, yakni Hindu dan Buddha. Dari pembacaan itulah dia mendapatkan berbagai ilmu yang akhirnya bisa diterapkan untuk membangun kerajaan Majapahit.
Melalui darah Gayatri inilah juga lahir pemimpin perempuan satu-satunya dalam kerajaan, yakni Tribuana. Padahal, dalam sejarah sangat jarang anak perempuan diizinkan memimpin kerajaan. Pemikiran revolusi yang panjang dan cerdas tidak hanya melahirkan perubahan pada kerajaan Majapahit, tetapi juga membuat kerajaan ini makin dipandangorangmasyarakat zaman itu.
Gayatri juga dikenal sebagai perempuan yang berani menolak tradisi ketika tradisi tersebut sudah bertentangan dengan kema-nusiaan. Sementara itu, pendiri Sanggar Lidi, Ndindy Indijati, menambahkan, pemain yang terlibat adalah para seniman muda berusia antara 16-22 tahun. Mereka berasal dari berbagai kampus dan sekolah di Surabaya. Setelah mengalami beberapa proses, pergantian pemain hingga fix menjadi 20 aktor meru-pakan sebuah proses panjang.
Mamik wijayanti
Gayatri adalah istri Raden Wijaya yang pemikirannya sebenarnya dipakai Raden Wijaya membangun kerajaan Majapahit setelah Kerajaan Singosari dan Kediri pecah. Sayang, sosok Gayatri tidak banyak diketahui masyarakat secara detail. Dari alasan inilah, Sanggar Lidi Surabaya menggelar pertunjukan teater berjudul “Gayatri: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit”.
Sutradara pementasan Totenk Mahdasi Tatang menjelaskan, pentas berdurasi 90 menit itu diadaptasi dari buku berjudul Rajapatni Gayatri yang ditulis Earl Drake, seorang mantan duta besar Kanada di Jawa. “Secara garis besar, pementasan ini akan bercerita mengenai berdirinya Majapahit dan kehidupan Gayatri yang membawa pembaharuan pada kerajaan tersebut,” kata Totenk saat dijumpai dalam geladi resik di Gedung Pertunjukan Cak Durasim, Surabaya.
Totenk menambahkan, sosok Gayatri perlu dikenal masyarakat saat ini, khususnya perempuan, mengingat sosoknya adalah perempuan berani membuat perubahan. Dia dikenal cerdas karena sering membaca. Bahkan, kala itu dia juga mempelajari dua agama sekaligus, yakni Hindu dan Buddha. Dari pembacaan itulah dia mendapatkan berbagai ilmu yang akhirnya bisa diterapkan untuk membangun kerajaan Majapahit.
Melalui darah Gayatri inilah juga lahir pemimpin perempuan satu-satunya dalam kerajaan, yakni Tribuana. Padahal, dalam sejarah sangat jarang anak perempuan diizinkan memimpin kerajaan. Pemikiran revolusi yang panjang dan cerdas tidak hanya melahirkan perubahan pada kerajaan Majapahit, tetapi juga membuat kerajaan ini makin dipandangorangmasyarakat zaman itu.
Gayatri juga dikenal sebagai perempuan yang berani menolak tradisi ketika tradisi tersebut sudah bertentangan dengan kema-nusiaan. Sementara itu, pendiri Sanggar Lidi, Ndindy Indijati, menambahkan, pemain yang terlibat adalah para seniman muda berusia antara 16-22 tahun. Mereka berasal dari berbagai kampus dan sekolah di Surabaya. Setelah mengalami beberapa proses, pergantian pemain hingga fix menjadi 20 aktor meru-pakan sebuah proses panjang.
Mamik wijayanti
(bbg)