Pascalengser, Masa Krusial Hendi

Selasa, 19 Mei 2015 - 10:31 WIB
Pascalengser, Masa Krusial...
Pascalengser, Masa Krusial Hendi
A A A
SEMARANG - Periode setelah selesai menjabat Wali Kota Semarang pada 19 Juli 2015 mendatang merupakan masa krusial bagi Hendrar Prihadi. Bakal calon wali kota dari PDIP itu harus bekerja keras menggalang kekuatan karena tidak lagi berkuasa penuh di jalur birokrasi.

Hal ini disampaikan pengamat politik dari Undip Semarang, Yulianto, kemarin. Menurutnya, Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi harus rajin melakukan komunikasi politik dengan para pendukungnya, baik kelompok relawan Sahabat Hendrar Prihadi (SHP) maupun Sedulur Sehati Semarang (S3).

Untuk diketahui, Hendi menggalang kekuatan dengan membentuk SHP dan S3 untuk memuluskan dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2015. Namun, menurut Yulianto, penggalangan basis massa di luar partai politik itu masih mengandalkan jaringan struktural karena posisinya sebagai wali kota. Setelah Hendi lengser jadi wali kota, kelompok relawan rawan tidak solid dan berjalan sendiri.

“Kalau calon incumbent(Hendi) mengandalkan jaringan birokrasi dalam menggalang dukungan, dikhawatirkan setelahtidaklagimenjabat, parapendukungnya sulit dikontrol dan bisa saja akhirnya pindah mendukung calon lain,” katanya. Hal berbeda akan terjadi jika penggalangan dukungan para relawan berasal dari keinginan masyarakat. Dukungan justru akan terus mengalir karena masyarakat sendiri menginginkan sosok pemimpin yang mereka impikan selama ini.

“Itu namanya sistem bottomup, di mana struktur dari unit terkecil di masyarakat yang bergerak ke atas meminta seorang figur untuk menjadi pemimpin,” ujarnya. Agar dukungan politik tetap mengalir sampai pelaksanaan pilwakot pada 9 Desember mendatang, calon incumbent harus rajin berkomunikasi politik dan intens turun ke masyarakat tingkat bawah.

“Pesaing Hendi nanti itu kemungkinan besar mantan wali kota juga (Soemarmo Hadi Saputro). Persaingan semakin ketat karena dua-duanya pernah dalam satu birokrasi pemerintahan di Kota Semarang,” ujarnya. Hendrar Prihadi sebelumnya mengukuhkan relawan SHP Kecamatan Ngaliyan di Kelurahan Purwoyoso, Sabtu(16/5) malam. Dalam acara itu, Hendi meminta kepada relawan agar mulai mengajak tetangga, rekan, istri-suami, dan anak, yang memiliki hak suara memenangkan dirinya.

SHP juga diharapkan bersinergi dengan elemen lain pendukung Hendrar Prihadi, seperti Semut Merah dan S3. Sekretaris DPC PDIP Kota Semarang Kadarlusman yang hadir di pengukuhan menegaskan, sinergi partai dan relawan yang ingin memenangkan Hendrar Prihadi dalam pilwakot sudah bulat. Keduanya akan saling koordinasi agar tidak terjadi perbedaan persepsi di lapangan.

“Nanti kami koordinasi bareng-bareng agar tidak ada benturan karena tujuannya sama, yakni memenangkan Hendrar Prihadi dalam pilwakot mendatang,” katanya. Sementara pakar transportasi publik Kota Semarang, Djoko Setijowarno, siap maju melalui jalur independen dalam Pilwakot Semarang 2015. Langkah itu diambil lantaran peluangnya lolos dalam penjaringan calon Wali Kota Semarang melalui Koalisi Tugumuda yang diusung PKS, Golkar, dan Demokrat, tipis.

“Biar ada warna baru, jalur independen merupakan akses sangat mungkin bagi saya maju dalamPilwakotSemarang2015,” katanya saat mengunjungi Kantor Redaksi KORAN SINDO Jawa Tengah di Semarang, kemarin. Meski dirasa berat, tapi Djoko menilai menjadi calon independen mendapatkan keuntungan tersendiri.

Di tengah dua kekuatan besar yang kemungkinan maju dalam Pilwakot Semarang, yakni Hendrar Prihadi dari PDIP dan Soemarmo dari Koalisi Tugumuda dan Koalisi Garuda- Matahari, maka calon independen dapat mengambil kesempatan dalam pertarungan itu. “Sudah saya siapkan strategi jika nanti saya benar-benar harus maju sebagai calon independen.

Meski berat, namun saya yakin akanmampumemberikanterbaik, tentu dengan dukungan banyak teman, baik kampus maupun praktisi,” tuturnya. Salah satu strategi yang akan dilakukan Djoko adalah dengan mencari dukungan dari kaum pinggiran, akademisi, serta golongan masyarakat yang kebanyakan tidak menggunakan hak pilihnya alias golput. Sebab dari survei yang dilakukan beberapa lembaga, potensi golput di Kota Semarang cukup besar.

“Golput itu kan karena tidak ada calon yang sesuai atau karena keinginan warga tidak terakomodasi. Untuk itu kalangan tersebut akan saya dekati dan akan kami akomodir keinginannya sebagai program kerja ke depan,” ucapnya. Djoko optimistis masyarakat Kota Semarang saat ini lebih cerdas dalam memilih calon pemimpin yang memiliki program bagus dan realistis.

“Saya sudah memiliki program bagus untuk pengembangan Kota Semarang ke depan, khususnya mengenai transportasi. Itu yang akan saya gunakan sebagai modal untuk maju dalam pertarungan ini,” ucapnya. Kepala Biro KORAN SINDO Jateng Wiwekan T Nugroho menyambut baik rencana Djoko tersebut.

Menurutnya, langkah itu bisa menjadi pembeda dalam gelaran Pilwakot Semarang 2015. “Tentu ini akan menjadi pembeda dalam memberikan warna baru dalam Pilwakot Semarang 2015 sehingga masyarakat mendapatkan banyak pilihan calon pemimpin yang sesuai menjadi Walikota Semarang 2015-2020 mendatang,” ujarnya.

M abduh/ andika prabowo
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1127 seconds (0.1#10.140)