Imam Salat Tanggungjawabnya Berat

Minggu, 17 Mei 2015 - 10:51 WIB
Imam Salat Tanggungjawabnya Berat
Imam Salat Tanggungjawabnya Berat
A A A
SOSOK KH Nawawi Dencik, Ustadz Taufik Hasnuri, Habib Mahdi Shahab sudah dikenal sebagai imam salat di Masjid Agung Palembang.

Namun,keberadaan H Abdul Majid Dahlan mungkin belum banyak diketahui para jamaah yang sering salat di Masjid Agung Palembang. Sosok yang tenang ini termasuk imam muda Masjid Agung Palembang.

Selain menjadi imam, dirinya juga sibuk mengisi majelis taklim dengan mengupas kitab-kitab kuning. Lantas bagaima kesehariannya hingga bisa mnejadi imam salat di Masjid Agung Palembang.Berikut wawancara khusus reporterKORAN SINDO PALEMBANG, Imam Mahfuz bersama H Abdul Majid Dahlan, barubaru ini.

Kapan pertama kali ditunjuk menjadi imamMasjid Agung?

Sebelum diamanahkan menjadi pemimpin salat di salah satu masjid tertua di Kota Palembang, saya menimba ilmu dengan guru dan kiai untuk belajar ilmu agama lebih dalam lagi yakni sejak tahun 90-an. Ketika itu saya dan temanteman rutin mengiringi. Bisa dikatakan menjadi pendamping kiai sepuhPalembang yang biasa mengimami salat di Masjid Agung. Dari sanalah kebarokahan ilmunya secara alami terpendam dalam diri. Awalnya saya juga sesekali ditunjuk sebagai imam cadangan sejak tahun 2003 menggantikan almarhum KH Abdullah Zawawi yang kala itu sering sakit.

Kemudian di tahun 2005 baru mantap dan rutin menjadi imam salat zuhur untuk setiap hari Kamis dan Sabtu. Menjadi imam salat tidak mudah seperti yang dibayangkan.Apalagi kapasitasnya Masjid Agung yang jamaahnya selalu banyak tiap waktu salat. Tetapi karena ilmu yang dipegang dan membiasakan tugas tersebut akhirnya amanah ini bisa dijalankan dengan baik.

Bagaimana rasanya memimpin jamaah tiap salat?

Seperti ini, imam di sini berfungsi sebagai pemimpin salat yang semua gerakannya (gerakan dalam arti gerakan salat) harus diikuti makmum. Jadi, tugas seorang imam sangat penting dan bertanggungjawab atas makmum yang dipimpinnya dalam salat. Jadi, kalau ditanya bagaimana rasanya memimpin salat sangat besar tanggungjawab dan amanah yang diemban.

Pasalnya, jika seorang pemimpin atau imam salah dalam bergerak, berucap, dan membaca ayat, maka bisa dikatakan itu adalah hal yang cukup fatal.Karena tugas menjadi imam harus memahami betul semua syarat, rukun, dan kewajiban menjadi imam. Jika itu belum ada, maka saya pribadi pun masih belum mau menerima itu. Tetapi, bagi orang yang berilmu, jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh imam, maka makmumnya harus mengingatkan sang imam dengan ajaran yang sudah sama-sama kita ketahui.

Di sini terdapat pelajaran bagi kehidupan masyarakat sehari-hari karena menjadi seorang pemimpin yang notabenya manusia biasa tidak luput dari kesalahan. Masyarakat yang cerdas pun harus menasehati dengan kebenaran dan hak.

Pernahkah mengalami kesalahan selama sepuluh tahun menjadi imam salat?

Kembali lagi seperti yang saya katakan tadi.Setiap manusia pasti memiliki kebaikan dan kelemahan masing-masing. Sebab semua itu adalah pemberian dari Allah SWT. Dan alhamdulillah selama menjadi imam saya niatnya lillahi ta’ala dan mengharapkan ridho-Nya.Mungkin Allah menjaga saya saat memimpin dan belum pernah mengalami kekeliruan dan kesalahan kecil selama menjadi imam.

Pernah mengimami guru atau kiai yang lebih tua?

Sebagai orang yang beriman dan berilmu, Allah menjanjikan akan mengangkat derajat mahluk tersebut. Saya merujuk ke firman Allah,itu kalau pengamalan ini memang sebuah anugerah yang dikasih Allah kepada kami. Saya tidak pernah meminta menjadi imam ketika banyak guru dan kiai sepuh di dalam masjid memajukan diri sendiri. Tapi saya selalu takzim dengan beliau. Namun,guru-guru yang meminta saya maju,mau tidak mau saya harus menjadi imam dan memimpin para sepuh dalam salat.

Apa kendala yang masih dihadapi ketika menjadi Imam?

Seorang imam salat, bukan hanya yang banyak hafalan bacaan Alquran saja tetapi yang mendalami, memahami, dan memiliki ilmu agama. Memahami dan mampu melaksanakan ajaran Alquran dan sunnah, berakhlak mulia sehingga disukai makmumnya dan bisa memegang amanah. Nah,di sini saya tidak berani menyebutnya kendala, tetapi menakutkan saja selama memimpin salat saya belum tahu apakah makmum sudah menerima saya menjadi pemimpinnya dalam salat. Sebab, di sini diperlukan hati yang bersih tanpa kesombongan dan meyakinkan banyak orang (makmum) agar samasama mempercayai dan kusuk dalam salat.

Bagaimana menjaga hafalan supaya terjaga?

Salah satu syarat menjadi imam Masjid Agung ini memang mereka harus mempunyai hafalan Alquran hingga berjuzjuz. Sebab semua imam di sini baik yang muda dan senior pastilah memiliki hafalan Alquran dan sudah menjadi syarat. Karena kami rata-rata merupakan seperguruan yang sanadnya (runutan) menyambung dengan guru terdahulu. Jadi kami memiliki metodenya tersendiri.

Ada yang menghafal (takrir) tiap fajar, sebelum tidur dan saat ada waktu yang tidak sibuk. Disanalah waktuwaktu yang pas untuk mentakrirkan atau mengulang bacaan ayat Alquran untuk dibaca ketika salat.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5204 seconds (0.1#10.140)
pixels