Geger, Kawanan Harimau Sumatera Masuk Kebun Warga

Jum'at, 15 November 2019 - 10:22 WIB
Geger, Kawanan Harimau Sumatera Masuk Kebun Warga
Tim dari BKSDA mendatangi lokasi yang disebutkan warga melihat harimau. Foto/Ist
A A A
PALEMBANG - Warga desa di Kecamatan Muara Payang, Lahat, ketakutan setelah beberapa warga melihat kawanan Harimau Sumatera di kebun kopi yang berjarak tidak jauh dari pemukiman warga.

Tidak hanya sekali, setidaknya dalam sepekan terakhir dua warga melihat kucing besar. Beruntung hingga saat ini belum terjadi bentrok antara harimau dengan dengan warga desa.

Karena warga maupun pekebun kopi langsung menjauh ketika melihat adanya harimau. Namun, dampaknya warga takut untuk beraktivitas di kebun kopi. Apalagi ketika terlihat, harimau sedang berada di bawah batang kopi.

"Harimaunya sudah sebesar anak sapi. Saat pertama lihat harimau itu lagi di bawah batang kopi. Jarak saya hanya beberapa meter. Jadi saya mundur perlahan-lahan," ungkap Kalmin (45), warga Desa Muara Gelumpai.

Hal serupa juga dialami Har (42), warga Desa Talang Tinggi. Ia juga pernah melihat langsung ada kawanan harimau yang berjalan ke arah tempatnya berkebun.

Beruntung Har sudah melihat kawanan harimau itu dari jauh sehingga sempat untuk lebih dahulu meninggalkan kebun. "Kalau yang saya alamai, ada 3 ekor tidak jauh dari tempat saya menggarap kebun," ucap Har.

Harimau yang muncul ke desa - desa yang berada di sekitar Gunung Api Dempo tersebut diduga sedang mencari makan dan air. Warga berharap pihak BKSDA segera mengatasi masalah ini.

Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah II Martialis mengatakan, sejak beberapa hari lalu telah menurunkan tim dan melakukan verifikasi dengan kepala desa setempat.

"Tim sudah di lapangan. Dari data yang kita lihat dimungkinkan itu Harimau. Karena kita tidak melihat langsung," ujarnya saat dihubungi, Jumat (15/11).

Menurut Martialis, lokasi tersebut sekitar 1,39 Kilometer dari batas kawasan hutan lindung yang dikelola oleh Kawasan Pemangkuan Hutan ( KPH ) Dempo.

Dari pertemuan terkahir, memang ada Harimau. Pihak BKSDA sendiri sudah berkomunikasi dengan KPH Dempo selaku pengelola kawasan, untuk memfasilitasi terutama masyarakat agar jangan sampai timbul korban baik satwa maupum manusia.

"Kita tidak bisa masuk karena kami bukan pengelola kawasan, jadi kami lakukan komunikasi (dengan KPH). Itu yang sedang kita dorong, agar dapat difasilitasi khususnya warga. Agar tidak timbul korban manusia maupun satwa," ujarnya.

Masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di kebun untuk menghindari potensi perjumpaan dengan satwa, sampai dengan dinyatakan tidak ada lagi perjumpaan dengan harimau.

"Untuk waktu kita tidak bisa pastikan sampai kapan mengurangi aktivitas dikebunya. Saat ini kita memantau terus, sampai sekarang belum ada lagi laporan dari kades," katanya.

Sementara, untuk dugaan keluarnya harimau dari habitat tersebut memiliki banyak faktor, dapat saja akibat kehabisan bahan makanan di habitatnya atau kemarau yang membuat terbatasnya sumber air.

"Ya banyak faktor. Kita belum bisa pastikan faktornya apa. Tapi yang jelas pertama karena kehabisan rantai makanan, kalau makanan berarti rantai makanannya ada yang hilang jadi dia (harimau) keluar. Yang kedua keluar dari rute itu karena kondisinya panas karena banyak titik api itu bisa juga menjadi kendala. Atau saat jelajah lewat situ pas ketemu manusia," katanya.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4109 seconds (0.1#10.140)