Layani Pasien Sakit Jiwa, RSUD Sayang Rakyat Bakal Direnovasi
A
A
A
MAKASSAR - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Rakyat akan menerima pasien jiwa dari Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi. Rencananya, hal itu direalisasikan secara bertahap mulai akhir 2019. Olehnya itu, RSUD Sayang Rakyat sedari dini mulai berbenah dan bersiap melakukan renovasi gedung demi peningkatan pelayanan.
Direktur Utama RSUD Sayang Rakyat, Siti Haeriyah, mengatakan rencana alih fungsi RS ini menyusul adanya rencana Pemprov Sulsel mengubah RSKD Dadi menjadi RS Khusus Kanker. Atas agenda itu, mau tak mau rumah sakit yang dia pimpin sekarang turut diubah pelayanannya khusus menangani pasien jiwa.
“Kalau pemindahan pasiennya, tentu kita Rumah Sakit Sayang Rakyat berbenah, bersiap menunggu anggaran untuk pembenahan gedung dan pemasangan terali untuk pasien jiwa seperti rumah sakit jiwa pada umumnya," kata Haeriyah kepada SINDOnews.
Dia melanjutkan pihaknya tengah menyusun masterplan renovasi gedung. Hasil studi kelayakan atau feasibility study yang telah dilakukan sebelumnya juga sudah menyatakan kalau RSUD Sayang Rakyat layak untuk dijadikan tempat pelayanan pasien jiwa. Hanya saja, dia tak menampik pihaknya perlu berbenah sebelum pemindahan pasien dilakukan.
Dia menyebut tim yang telah dibentuk tengah menyusun anggaran untuk rencana pembenahan RSUD Sayang Rakyat di APBD Perubahan. Selain penyiapan sarana lainnya, masterplan renovasi gedung juga tengah dirancang untuk proyek penganggaran dalam APBD 2020.
“Kalau untuk anggaran pokok masih menunggu dulu masterplan gedungnya. Sementara dibikin. Jadi sementara gedung-gedung direnovasi, pemasangan terali dan lembelian alat yang dibutuhkan, renovasi poli berdasarkan klasifikasi rumah sakit jiwa," urai Haeriyah.
Pascaalih fungsi pelayanan RSUD Sayang Rakyat nantinya, Haeriyah optimistis akan terus memberikan pelayanan maksimal. Apalagi dari hasil studi kelayakan, lokasi RS yang terletak di bilangan Jalan Pahlawan Kecamatan Biringkanaya memang pantas untuk penanganan pasien jiwa.
“Inikan sudah ada studi kelayakan, masyarakat sekitar sudah bisa menerima. Hasilnya layak untuk pindah. Dan memang kalau kita lihat lokasinya Rumah Sakit Dadi kan di tengah kota dan pasien sudah bertumpuk. Di lokasi Rumah Sakit Sayang itu alamnya masih segar," pungkas dia.
Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Sulsel, Bachtiar Baso, menjelaskan merujuk hasil feasibility study, proses pemindahan pasien jiwa mesti didahului perbaikan fasilitas di RSUD Sayang Rakyat. Seperti ketersediaan tempat tidur, pintu atau terali besi, hingga ruang pasien khusus.
“Diharapkan mulai pindah tahun ini, kita dulu harus membenahi Sayang Rakyat. Targetnya sudah ada perpindahan setelah (APBD) perubahan. Jadi kalau bisa tahun depan suasana sudah berubah, ada kegiatan pelayanan jiwa disana," pungkasnya.
Direktur Utama RSUD Sayang Rakyat, Siti Haeriyah, mengatakan rencana alih fungsi RS ini menyusul adanya rencana Pemprov Sulsel mengubah RSKD Dadi menjadi RS Khusus Kanker. Atas agenda itu, mau tak mau rumah sakit yang dia pimpin sekarang turut diubah pelayanannya khusus menangani pasien jiwa.
“Kalau pemindahan pasiennya, tentu kita Rumah Sakit Sayang Rakyat berbenah, bersiap menunggu anggaran untuk pembenahan gedung dan pemasangan terali untuk pasien jiwa seperti rumah sakit jiwa pada umumnya," kata Haeriyah kepada SINDOnews.
Dia melanjutkan pihaknya tengah menyusun masterplan renovasi gedung. Hasil studi kelayakan atau feasibility study yang telah dilakukan sebelumnya juga sudah menyatakan kalau RSUD Sayang Rakyat layak untuk dijadikan tempat pelayanan pasien jiwa. Hanya saja, dia tak menampik pihaknya perlu berbenah sebelum pemindahan pasien dilakukan.
Dia menyebut tim yang telah dibentuk tengah menyusun anggaran untuk rencana pembenahan RSUD Sayang Rakyat di APBD Perubahan. Selain penyiapan sarana lainnya, masterplan renovasi gedung juga tengah dirancang untuk proyek penganggaran dalam APBD 2020.
“Kalau untuk anggaran pokok masih menunggu dulu masterplan gedungnya. Sementara dibikin. Jadi sementara gedung-gedung direnovasi, pemasangan terali dan lembelian alat yang dibutuhkan, renovasi poli berdasarkan klasifikasi rumah sakit jiwa," urai Haeriyah.
Pascaalih fungsi pelayanan RSUD Sayang Rakyat nantinya, Haeriyah optimistis akan terus memberikan pelayanan maksimal. Apalagi dari hasil studi kelayakan, lokasi RS yang terletak di bilangan Jalan Pahlawan Kecamatan Biringkanaya memang pantas untuk penanganan pasien jiwa.
“Inikan sudah ada studi kelayakan, masyarakat sekitar sudah bisa menerima. Hasilnya layak untuk pindah. Dan memang kalau kita lihat lokasinya Rumah Sakit Dadi kan di tengah kota dan pasien sudah bertumpuk. Di lokasi Rumah Sakit Sayang itu alamnya masih segar," pungkas dia.
Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Sulsel, Bachtiar Baso, menjelaskan merujuk hasil feasibility study, proses pemindahan pasien jiwa mesti didahului perbaikan fasilitas di RSUD Sayang Rakyat. Seperti ketersediaan tempat tidur, pintu atau terali besi, hingga ruang pasien khusus.
“Diharapkan mulai pindah tahun ini, kita dulu harus membenahi Sayang Rakyat. Targetnya sudah ada perpindahan setelah (APBD) perubahan. Jadi kalau bisa tahun depan suasana sudah berubah, ada kegiatan pelayanan jiwa disana," pungkasnya.
(tyk)