Kerajaan Tua di Pangkep Terima Bantuan Rumah Adat
Sabtu, 19 Januari 2019 - 07:53 WIB

Rumah adat Kerajaan Siang. Foto: Muhammad Subhan/SINDOnews
A
A
A
Tari Pakarena umumnya dimainkan oleh perempuan. Namun di Pangkep, ada jenis Tari Pakarena yang dimainkan oleh kaum pria, yakni Tari Pakarena Burane Pamingki.
Tarian ini biasanya dimainkan saat awal musim tanam atau mappalili. Tradisi ini masih lestari di Kampung Paccelang, Kelurahan Anrong Appaka, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep.
Muhammad Djufri Djohar salah seorang tokoh adat menuturkan, lebih dari 20 tahun lalu ini dirinya bersama seratusan anggota sanggar seni Budaya Kerajaan Siang berupaya agar tarian ini tidak punah. Selain Tarian Pakarena Burane Pamingki, sanggar ini juga melestarikan budaya lain yaitu Tari Padendang Pabbeko, Pencak Silat dan Pdang, Zikkiri Rabana.
"Penarinya laki-laki semua. Namanya kan Pakarena Burane, burane itu artinya laki-laki. Itu dimainkan hanya waktu mappalili saja. Karena jarang dimainkan, banyak anak sekarang yang sudah tidak tahu, makanya kita lakukan pembinaan," kata Djufri saat dihubungi, Jumat (18/1/2019).
Hal ini disampaikan Djufri usai peresmian rumah adat Kerajaan Siang. Kerajaan Siang adalah salah satu kerajaan tua yang dulu berdiri di wilayah Kabupaten Pangkep saat ini.
Menurut Djufri, konsistensi pegiat budaya dari Kerajaan Siang dalam melestarikan peninggalan seni dan budaya masa lalu mendapat perhatian dari pemerintah pusat.
Sanggar Budaya Kerajaan Siang yang berdiri sejak 1993 ini, mendapat bantuan rumah adat bergaya khas Bugis Makassar dari Dirjen Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Balai Budaya Sulsel.
"Mendapatkan permohonan bantuan untuk merevitalisasi rumah adat yang sebelumnya digunakan sanggar Kerajaan Siang. Namun baru terealisasi tahun 2018 dengan anggaran sekitar Rp 340 juta. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun baru rumah adat yang lebih refresentatif," Faizal dari Balai Budaya Sulsel.
Sementara itu, Staf Ahli Pemkab, Muhammad Jafar mewakili Bupati Pangkep, mengatakan pihaknya sangat mendukung upaya pelestarian budaya di daerah ini. "Dengan rampungnya rumah adat tersebut, diharapkan dapat menjadi tempat warga untuk melakukan upacara dan ritual adat yang sering dilakukan setiap tahunnya," kata Jafar.
Tarian ini biasanya dimainkan saat awal musim tanam atau mappalili. Tradisi ini masih lestari di Kampung Paccelang, Kelurahan Anrong Appaka, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep.
Muhammad Djufri Djohar salah seorang tokoh adat menuturkan, lebih dari 20 tahun lalu ini dirinya bersama seratusan anggota sanggar seni Budaya Kerajaan Siang berupaya agar tarian ini tidak punah. Selain Tarian Pakarena Burane Pamingki, sanggar ini juga melestarikan budaya lain yaitu Tari Padendang Pabbeko, Pencak Silat dan Pdang, Zikkiri Rabana.
"Penarinya laki-laki semua. Namanya kan Pakarena Burane, burane itu artinya laki-laki. Itu dimainkan hanya waktu mappalili saja. Karena jarang dimainkan, banyak anak sekarang yang sudah tidak tahu, makanya kita lakukan pembinaan," kata Djufri saat dihubungi, Jumat (18/1/2019).
Hal ini disampaikan Djufri usai peresmian rumah adat Kerajaan Siang. Kerajaan Siang adalah salah satu kerajaan tua yang dulu berdiri di wilayah Kabupaten Pangkep saat ini.
Menurut Djufri, konsistensi pegiat budaya dari Kerajaan Siang dalam melestarikan peninggalan seni dan budaya masa lalu mendapat perhatian dari pemerintah pusat.
Sanggar Budaya Kerajaan Siang yang berdiri sejak 1993 ini, mendapat bantuan rumah adat bergaya khas Bugis Makassar dari Dirjen Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Balai Budaya Sulsel.
"Mendapatkan permohonan bantuan untuk merevitalisasi rumah adat yang sebelumnya digunakan sanggar Kerajaan Siang. Namun baru terealisasi tahun 2018 dengan anggaran sekitar Rp 340 juta. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun baru rumah adat yang lebih refresentatif," Faizal dari Balai Budaya Sulsel.
Sementara itu, Staf Ahli Pemkab, Muhammad Jafar mewakili Bupati Pangkep, mengatakan pihaknya sangat mendukung upaya pelestarian budaya di daerah ini. "Dengan rampungnya rumah adat tersebut, diharapkan dapat menjadi tempat warga untuk melakukan upacara dan ritual adat yang sering dilakukan setiap tahunnya," kata Jafar.
(kem)