Nissan GT-R Monster yang Belum Jalani Uji Keamanan
A
A
A
JAKARTA - Kecelakaan yang menewaskan Wakil Jaksa Agung Dr Arminsyah SH MSI di kawasan Tol Jagorawi mengagetkan banyak orang orang. Arminsyah meninggal dunia saat mengendarai mobil Nissan GT-R berwarna putih.
Nissan GT-R memang bukan mobil biasa. Mobil ini dibuat oleh Nissan Motors Corp untuk melawan mobil-mobil sport dari Italia dan Jerman seperti Ferrari, Lamborghini dan Porsche. Tidak heran jika mobil ini dijuluki banyak orang sebagai Godzilla menunjuk pada sosok monster raksasa dari Jepang.
Bayangkan saja tenaga mobi ini bisa mencapai 565 daya kuda. Tenaga sebesar itu dihasilkan dari mesin V6 dengan kapasitas silinder 3.800 cc. Saking besarnya tenaga itu, Nissan mau tidak mau menyematkan standar keamanan tinggi pada mobil yang dibuat langsung di Jepang itu.
Agar laju kendaraan masih bisa terkontrol Nissan menyematkan fitur keamanan seperti Advanced Vehicle Dynamic Control (VDC), Electronic Traction Control System (TCS), Anti-Lock Braking System (ABS,) dan Electronic Brake force Distribution (EBD). Mobil itu juga dilengkapi dengan kantung udara (airbags) sebanyak enam buah.
Hanya saja mobil ini belum pernah sekali pun melakukan uji keamanan yang dikenal oleh kalangan automotif saat ini seperti NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration) dan IIHS (Insurance Institute for Highway Safety) yang ada di Amerika. Begitu juga dengan NCAP (New Car Assesment Program) yang ada di berbagai wilayah seperti Euro NCAP dan Asian NCAP.
Mobil ini memang tidak pernah menjalani sesi uji keamanan karena memang jumlah produksinya sangat terbatas. SINDONEWS sendiri sudah mengecak langsung situs NHTSA, IIHS dan Euro NCAP dan disebutkan Nissan GT-R memang belum pernah menjalani ujicoba keamanan atau Not Been Rated.
Umumnya beberapa mobil sport memang jarang ada yang mengikuti uji keamanan. Tidak hanya Nissan GT-R, beberapa mobil buatan Ferrari dan Lamborghini memang belum pernah menjalani uji keamanan dari NHTSA, IIHS, Euro NCAP dan Asian NCAP.
Bahkan sekali pun ada mobil sport yang pernah menjalani uji keamanan, hasilnya kurang memuaskan. Seperti yang pernah dialami Ford Mustang, Dodge Challenger dan Chevrolet Camaro pada uji tabrak IIHS pada 2016. Ketiga mobil itu tidak mendapatkan label Top Safety Pick + dan Top Safety Pick dari IIHS.
“Mobil ini memiliki tenaga yang sangat besar dan dikendrai dengan kencang. Mobil ini juga bisa menabrak sesuatudengan kecepatan tinggi. Seharusnya mereka memiliki proteksi yang mumpuni, namun tidak satu pun dari mereka yang dapat Top Safety Pick,” ujar Presiden IIHS 2016, Adrian Lund.
Di Indonesia Nissan GT-R memang sempat dijual oleh distributor Nissan di Indonesia, Nissan Motor Indonesia (NMI) pada 2013 berdasarkan pesanan. Mobil berkode R35 itu didapatkan dengan harga yang cukup besar yakni Rp3 miliar. Hanya saja setelah itu NMI tidak lagi menjual Nissan GT-R sehingga banyak peminat mobil itu menggunakan jasa importir umum
Nissan GT-R memang bukan mobil biasa. Mobil ini dibuat oleh Nissan Motors Corp untuk melawan mobil-mobil sport dari Italia dan Jerman seperti Ferrari, Lamborghini dan Porsche. Tidak heran jika mobil ini dijuluki banyak orang sebagai Godzilla menunjuk pada sosok monster raksasa dari Jepang.
Bayangkan saja tenaga mobi ini bisa mencapai 565 daya kuda. Tenaga sebesar itu dihasilkan dari mesin V6 dengan kapasitas silinder 3.800 cc. Saking besarnya tenaga itu, Nissan mau tidak mau menyematkan standar keamanan tinggi pada mobil yang dibuat langsung di Jepang itu.
Agar laju kendaraan masih bisa terkontrol Nissan menyematkan fitur keamanan seperti Advanced Vehicle Dynamic Control (VDC), Electronic Traction Control System (TCS), Anti-Lock Braking System (ABS,) dan Electronic Brake force Distribution (EBD). Mobil itu juga dilengkapi dengan kantung udara (airbags) sebanyak enam buah.
Hanya saja mobil ini belum pernah sekali pun melakukan uji keamanan yang dikenal oleh kalangan automotif saat ini seperti NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration) dan IIHS (Insurance Institute for Highway Safety) yang ada di Amerika. Begitu juga dengan NCAP (New Car Assesment Program) yang ada di berbagai wilayah seperti Euro NCAP dan Asian NCAP.
Mobil ini memang tidak pernah menjalani sesi uji keamanan karena memang jumlah produksinya sangat terbatas. SINDONEWS sendiri sudah mengecak langsung situs NHTSA, IIHS dan Euro NCAP dan disebutkan Nissan GT-R memang belum pernah menjalani ujicoba keamanan atau Not Been Rated.
Umumnya beberapa mobil sport memang jarang ada yang mengikuti uji keamanan. Tidak hanya Nissan GT-R, beberapa mobil buatan Ferrari dan Lamborghini memang belum pernah menjalani uji keamanan dari NHTSA, IIHS, Euro NCAP dan Asian NCAP.
Bahkan sekali pun ada mobil sport yang pernah menjalani uji keamanan, hasilnya kurang memuaskan. Seperti yang pernah dialami Ford Mustang, Dodge Challenger dan Chevrolet Camaro pada uji tabrak IIHS pada 2016. Ketiga mobil itu tidak mendapatkan label Top Safety Pick + dan Top Safety Pick dari IIHS.
“Mobil ini memiliki tenaga yang sangat besar dan dikendrai dengan kencang. Mobil ini juga bisa menabrak sesuatudengan kecepatan tinggi. Seharusnya mereka memiliki proteksi yang mumpuni, namun tidak satu pun dari mereka yang dapat Top Safety Pick,” ujar Presiden IIHS 2016, Adrian Lund.
Di Indonesia Nissan GT-R memang sempat dijual oleh distributor Nissan di Indonesia, Nissan Motor Indonesia (NMI) pada 2013 berdasarkan pesanan. Mobil berkode R35 itu didapatkan dengan harga yang cukup besar yakni Rp3 miliar. Hanya saja setelah itu NMI tidak lagi menjual Nissan GT-R sehingga banyak peminat mobil itu menggunakan jasa importir umum
(msd)