Produk Pesantren Mulai Dipasarkan di OPOP Mart Unusa

Jum'at, 28 Februari 2020 - 14:55 WIB
Produk Pesantren Mulai...
OPOP Mart ini berada di OPOP Training Center sisi kiri pintu masuk kampus B Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Program One Pesantren One Product (OPOP) yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur pada pertengahan 2019 lalu, mulai terlihat hasilnya.

Beragam produk yang dihasilkan Pondok Pesantren ini sudah bisa kita jumpai di gerai OPOP Mart, tepatnya di OPOP Training Center sisi kiri pintu masuk kampus B Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).

Produk-produk pesantren ini dikemas menarik. Bahkan setiap pesantren juga memberikan merek produk cukup unik dan menggelitik, sehingga cukup mencuri perhatian pengunjung. Diantara ada produk kripik usus dengan merek Duda (Dadar Usus Menggoda), J-Jaja (Jawara Jamur Aneka Rasa), jagung manis dengan merek Mantan, Pondok Kopi dari ponpes Al-Hasan Jember dan masih banyak lagi.

Direktur OPOP Training Center Unusa, Mohammad Ghofirin mengungkapkan adanya OPOP Mart ini sebagai pilot projeck untuk memantik Pondok Pesantren agar ikut serta membuka toko. Dengan begitu, distribusi dari produk yang dibuat santri bisa banyak.

"Agar masyarakat mengetahui produk-produk hasil Pondok Pesantren yang berafiliasi OPOP," katanya saat ditemui di OPOP Mart, Jumat (28/2).

Kendati demikian, kata Ghofirin, masih ada kendala saat ini yang dihadapi pondok pesatren untuk membuka gerai OPOP, terutama adalah pada permodalan. Terkait hal itu, Pesantren disarankan membuka semacam koperasi, sehingga mereka bisa mendapatkan modal secara mandiri.

"Kalau bisa jangan mengandalkan dana hibah atau bantuan semata," tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat meresmikan OPOP Mart pada Kamis Petang (27/2), mengatakan bahwa Unusa sengaja dipilih menjadi lokasi OPOP Mart lantaran sudah membuat training center untuk kesuksesan program OPOP Jawa Timur.

Selain itu, Unusa sudah melakukan pendampingan di beberapa Pondok Pesantren. OPOP Mart merupakan hilirisasi produk-produk Pondok Pesantren yang berafiliasi dengan Program OPOP.

"Dari awal Unusa sudah memiliki komitmen kuat untuk mengawal program ini," tuturnya.

Gubernur perempuan pertama ini memastikan, produk OPOP yang mayoritas masih merupakan produk makanan dan minuman (mamin) dijamin aman. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) beberapa hari lalu juga sudah datang ke Unusa untuk melihat produk-produk tersebut.

Bahkan, Kemarin Unusa juga telah resmi menjadi Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) sesuai hasil penandatanganan MoU antara Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama Republik Indonesia dengan Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya.

"Masyarakat tidak perlu cemas lagi soal produk mamin di OPOP," tegasnya.

Menurut Khofifah, banyaknya produk mamin yang membanjiri OPOP sudah tepat. Apalagi tren di era revolusi industri 4.0 saat ini menuntut masyarakat harus memahami secara detail produk makanan.

"Adanya BPOP dan BPJPH, setidaknya masyarakat memahami produk yang akan dijual dan akan dibeli," tandasnya
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.1886 seconds (0.1#10.140)