Pimpin Banteng Moncong Putih Surabaya, Siapa Adi Sutarwijono?

Selasa, 09 Juli 2019 - 15:00 WIB
Pimpin Banteng Moncong Putih Surabaya, Siapa Adi Sutarwijono?
Ketua DPC PDIP Surabaya 2019-2024, Adi Sutarwijono. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - DPP PDIP menugaskan Adi Sutarwijono untuk menjadi ketua DPC PDIP Kota Surabaya, meneruskan kiprah Whisnu Sakti yang telah menjadi ketua selama dua periode.

Keputusan itu ditolak sebagian pihak, namun tak sedikit pula yang mendukung. Siapa sosok Adi Sutarwijono?

Awi, sapaan akrab Adi Sutarwijono, selama ini dikenal sangat mudah berkomunikasi dengan siapa pun. Dia mudah diakses. Ditelepon atau dihubungi lewat WhatsApp, mesti direspons. Bahkan, saat tengah malam.

"Karena menjadi petugas PDIPi struktur partai maupun legislatif, haruslah membuka diri terhadap dinamika situasi di luar," ujar Awi, Selasa (9/7/2019).

Awi adalah alumnus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Dia sempat berkiprah menjadi wartawan harian Surya, salah satu koran di Jawa Timur. Kemudian berlabuh ke Majalah Tempo hingga 2003, sebelum akhirnya aktif di PDIP Surabaya.

Saat pergolakan PDI Pro-Mega pada tahun 1996, Awi dikenal memberikan dukungan melalui pemberitaan di media massa. Begitu pula saat era gerakan reformasi. "Bagi kami para wartawan, perspektif kerakyatan harus dibangun dalam tulisan," ujar Awi.

Karakter sebagai wartawan yang egaliter itu terbawa hingga saat dia menjadi anggota DPRD Surabaya sejak 2012 hingga kini. Awi aktif menyelesaikan problem-problem pembangunan di masyarakat, terutama di daerah pemilihannya. Seperti perbaikan jalan, saluran air, dan lampu jalan.

Dia juga responsif ketika warga menghadapi persoalan, seperti saat tahun ajaran baru sekolah, sakit di rumah sakit, atau membutuhkan ambulans secara cepat.

Salah satu kisah advokasi yang menarik adalah saat membela Ibu Marmila, UMKM rujak cingur di kawasan Gununganyar Surabaya, yang sempat viral karena menjual rujaknya seharga Rp60.000.

Kisah itu viral setelah diunggah netizen yang merasa keberatan, karena UMKM pinggir jalan menjual rujak seharga Rp60.000 per porsi. Padahal, itu merupakan porsi jumbo yang bisa dinikmati 3-4 orang. Akibat viral itulah, sejumlah aparat kelurahan setempat ramai-ramai mendatangi kedai rujak cingur milik Ibu Marmila.

"UMKM jualan Rp60.000 per porsi didatangi aparat apa urusannya? Di mall, sepotong daging dijual Rp500.000. Di mall, rujak cingur dijual Rp100 ribu. Kenapa UMKM pinggir jalan selalu dimusuhi? Kan dia jual ada strategi, porsi jumbo dengan jumlah cingur banyak, dijual Rp60 ribu apa salahnya? Kalau mau beli, tanyakan transaksi, ya kalau enggak mau beli, enggak usah ribet. Jangan UMKM dibully," kata Awi saat itu.

Menjadi anggota DPRD, Awi aktif mengkonsolidasi kekuatan PDIP dan jaringan sosial di dapil-nya. Akibat kerja-kerja intens itu, dalam Pemilu 2014, perolehan kursi PDIP untuk DPRD Kota Surabaya di Dapil 3 kawasan Surabaya Timur melonjak 200 persen. Dari 1 kursi hasil Pemilu 2009, menjadi 3 kursi di Pemilu 2014 dan mempertahankannya pada Pemilu 2019.

"Dapil 3 Kota Surabaya Timur semula menjadi 'daerah gersang' suara PDIP. Kini, telah berubah menjadi basis penting PDIP. Dalam Pemilu 2019, Dapil 3 berhasil mempertahankan perolehan 3 kursi di DPRD Kota Surabaya, serta memenangkan suara Jokowi-KH Maruf Amin," cerita ketua PAC PDIP Kecamatan Rungkut, Andhy Puryanto.

Awi pun dikenal berkontribusi aktif memenangkan penugasan partai, seperti gerakan pemenangan Tri Rismaharini (Risma)-Bambang DH dalam Pilkada Kota Surabaya tahun 2010. Saat itu Risma-Bambang DH menang 16 kecamatan, sedang lawannya, Arif Afandi-Adies Kadis, menang di 15 kecamatan.

Dari 16 kecamatan itu, Risma-Bambang menang di 5 kecamatan Dapil 3 yang merupakan asal Awi. Dari 28 kelurahan di Dapil 3, Risma-Bambang DH menang di 27 kelurahan.

Dalam catatan media, Awi juga selalu terlibat dalam tim pemenangan PDIP sejak Pemilu dan Pilpres 2004, Pilkada Kota Surabaya 2005, Pilgub Jatim 2008, Pemilu dan Pilpres 2009, Pilkada Kota Surabaya 2010, Pilkada Jatim 2013, Pemilu dan Pilpres 2014, Pilkada Kota Surabaya 2015, Pilkada Jatim 2018 dan Pemilu dan Pilpres 2019.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6605 seconds (0.1#10.140)