Tampil Penuh Kejutan, Tim Robot Unesa Raih Juara di NTB
A
A
A
SURABAYA - Konsistensi dalam pertandingan diwujudkan tim robot Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Azzahraly ketika meraih juara II dalam ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) wilayah Regional IV di Universitas Mataram (Unram) Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Ada empat tim yang kita kirim di event tahunan Kementerian Riset dan Teknologi ini," kata Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Teknik Unesa, Dedy Rahman Prehanto, Kamis (9/5/2019).
Dia melanjutkan, semua tim yang dibawa terdiri dari tim Azzahraly untuk kontes Robot Seni Tari, tim Dewayani untuk kontes Robot Pemadam Api Berkaki, tim Nakula-Sadewa untuk jenis Kontes Robot Sepak Bola Beroda, dan tim Rengganis yang berkutat pada divisi kontes Robot Abu Indonesia.
Pada perlombaan jenis Robot Seni Tari, tim Azzahraly Fakultas Teknik Unesa dipimpin M Adam Al Yafi dengan dibantu mahasiswa di antaranya Febi Indriana F, Eka Andila Putri K, dan seluruh anggota tim senior dan junior dengan bimbingan Muhamad Syariffuddien Zuhrie.
“Ada beberapa mahasiswa teknik yang berkompeten di Divisi Robot Seni Tari dengan dosen pembimbing yang paham tentang robotik,” kata dia.
Dedy mengatakan, aplikasi robot seni tari ini memiliki misi untuk menari dan berjalan dengan sempurna tanpa terjatuh dengan membawakan tema tarian Jaipong dari Jawa Barat.
“Kebetulan tema tarian jaipong dari robot yang kita bikin ini sudah dipilihkan tim juri dari Kemenristek,” kata dia.
Pada divisi ini, katanya, robot harus mampu melewati trek sepanjang tiga meter yang terbagi menjadi tiga zona, di mana pada setiap zona memiliki gerakan wajib yang harus dilakukan oleh robot.
“Contohnya, seperti menggerakkan kepala, tangan, kaki, dan gerakan variasi lain yang mendukung nilai artistik dari tarian tersebut,” kata dia.
Selain gerakan wajib, hal lain yang menjadi faktor penilaian adalah kostum, kesesuaian gerakan dengan musik, dan kekompakan antara dua robot.
Sedangkan dari inovasi yang berhasil dilakukan Fakultas Teknik Unesa, tim Dewayani yang berkutat pada Divisi Pemadam Api Berkaki, berhasil menduduki peringkat 6 dari total 42 tim berasal pelbagai perguruan tinggi se-Indonesia.
Dedy berharap di kampus Unesa tidak hanya tim Robot Seni Tari Azzahraly saja yang menjadi juara, namun tim yang lain mampu menjuarai pada setiap divisinya. “Semoga Unesa bisa mengharumkan nama Indonesia dan almamater pada kontes robot di kancah internasional," pungkas dia.
Rektor Unesa Prof Dr Nurhasan mengatakan, tahun depan tim robot Unesa diharapkan akan menampilkan performance yang lebih baik. Hal ini agar dapat memenangkan di kejuaraan nasional dan international.
Apalagi Oktober mendatang Unesa akan menjadi tuan rumah Kontes Robot Terbang Indonesia. “Kita ingin selagi jadi tuan rumah, kita mampu menyuguhkan prestasi di ajang nanti,” jelas dia.
“Ada empat tim yang kita kirim di event tahunan Kementerian Riset dan Teknologi ini," kata Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Teknik Unesa, Dedy Rahman Prehanto, Kamis (9/5/2019).
Dia melanjutkan, semua tim yang dibawa terdiri dari tim Azzahraly untuk kontes Robot Seni Tari, tim Dewayani untuk kontes Robot Pemadam Api Berkaki, tim Nakula-Sadewa untuk jenis Kontes Robot Sepak Bola Beroda, dan tim Rengganis yang berkutat pada divisi kontes Robot Abu Indonesia.
Pada perlombaan jenis Robot Seni Tari, tim Azzahraly Fakultas Teknik Unesa dipimpin M Adam Al Yafi dengan dibantu mahasiswa di antaranya Febi Indriana F, Eka Andila Putri K, dan seluruh anggota tim senior dan junior dengan bimbingan Muhamad Syariffuddien Zuhrie.
“Ada beberapa mahasiswa teknik yang berkompeten di Divisi Robot Seni Tari dengan dosen pembimbing yang paham tentang robotik,” kata dia.
Dedy mengatakan, aplikasi robot seni tari ini memiliki misi untuk menari dan berjalan dengan sempurna tanpa terjatuh dengan membawakan tema tarian Jaipong dari Jawa Barat.
“Kebetulan tema tarian jaipong dari robot yang kita bikin ini sudah dipilihkan tim juri dari Kemenristek,” kata dia.
Pada divisi ini, katanya, robot harus mampu melewati trek sepanjang tiga meter yang terbagi menjadi tiga zona, di mana pada setiap zona memiliki gerakan wajib yang harus dilakukan oleh robot.
“Contohnya, seperti menggerakkan kepala, tangan, kaki, dan gerakan variasi lain yang mendukung nilai artistik dari tarian tersebut,” kata dia.
Selain gerakan wajib, hal lain yang menjadi faktor penilaian adalah kostum, kesesuaian gerakan dengan musik, dan kekompakan antara dua robot.
Sedangkan dari inovasi yang berhasil dilakukan Fakultas Teknik Unesa, tim Dewayani yang berkutat pada Divisi Pemadam Api Berkaki, berhasil menduduki peringkat 6 dari total 42 tim berasal pelbagai perguruan tinggi se-Indonesia.
Dedy berharap di kampus Unesa tidak hanya tim Robot Seni Tari Azzahraly saja yang menjadi juara, namun tim yang lain mampu menjuarai pada setiap divisinya. “Semoga Unesa bisa mengharumkan nama Indonesia dan almamater pada kontes robot di kancah internasional," pungkas dia.
Rektor Unesa Prof Dr Nurhasan mengatakan, tahun depan tim robot Unesa diharapkan akan menampilkan performance yang lebih baik. Hal ini agar dapat memenangkan di kejuaraan nasional dan international.
Apalagi Oktober mendatang Unesa akan menjadi tuan rumah Kontes Robot Terbang Indonesia. “Kita ingin selagi jadi tuan rumah, kita mampu menyuguhkan prestasi di ajang nanti,” jelas dia.
(nth)