Warga Endemik Antraks Nekat Jual Ternaknya

Senin, 20 Januari 2020 - 15:31 WIB
Warga Endemik Antraks Nekat Jual Ternaknya
Tim pemantau antraks melakukan pemeriksaan kendaraan pengangkut ternak di desa Semuluh, Semanu. FOTO : SINDOnews/Suharjono
A A A
GUNUNGKIDUL - Upaya menyadarkan masyarakat di wilayah endemik antraks untuk tidak menjual ternaknya masih sulit dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kendaraan pengangkut ternak yang memebawa ternak dari warga di wilayah endemik antraks di Gunungkidul.

Selama dua hari terakhir, pemkab Gunungkidul menerjunkan tim gabungan untuk memantau dns mengawasi lalu lintas ternak di wilayah endemik antraks. Hasilnya beberapa truk pengangkut ternak dipaos putra balik dan mengembalikan ternak ke lokasi pengambilan di wilayah antraks.

Kepala Bidang Peternakan DPP Gunungkidul, Suseno Budi mengatakan, pihaknya berusaha keras untuk melarang lalu lintas dari dan menuju wilayah antraks untuk antisipasi penyebaran antraks. Petugas baik dari Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perhubungan, Pol PP serta kepolisian diterjunkan untuk pemantauan ini.

"Dua hari ini ada beberapa kendaraan kita periksa dsn kita klarifikasi asal ternak dan beberapa kita minta kembali ke wilayah endemik antraks alias kita larang dijual," terangnya kepada wartawan, Senin (20/1/2020).

Dari catatannya, sejak Minggu (19/1/2020), ada 12 mobil truk pengangkut hewan ternak yang diminta minta putar balik. Sedangkan pagi tadi, ada 3 mobil pengangkut ternak yang dipaksa kembali ke pemilik pemilik ternak. "Yang kami larang masuk pasar dari Desa Gombang, Ponjong dan dari Pucanganom, Rongkop," ungkapnya.

Untuk menjaga dan pengetatan lalu lintas ternak, tim gabungan melakukan pemantauan di dua titik pos pantau. Keduanya ada di daerah Bedoyo, Ponjong, dan Pasar Semuluh, Semanu. "Kita pantau selama dua bulan ke depan," tandas Suseno.

Dia melanjutkan, pemberian antibiotik kepada hewan ternak di daerah endemik sudah dilakukan. Namun demikian hal ini masih belum cukup. Untuk itu, pencegahan agar hewan ternak tidak ke luar tetap diterapkan. "Spot-spot daerah positif antraks sudah diformalin dan diberi antibiotik. Bulan pertama pencegahan agar hewan ternak tidak ke luar nanti akan dievaluasi," lanjut dia.

Suseno berharap, masyarakat di daerah endemik memiliki kesadaran untuk tidak menjual ternaknya terlebih dahulu. Setelah dinyatakan aman, pihaknya baru memperbolehkan jual beli ternak di wilayah yang sudah dinyatakan bebas antraks. "Kita berusaha menyadarkan. Maka kita stop dan kita periksa asal usul hewan di pos pantau," pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8998 seconds (0.1#10.140)