Lapan dan UGM Prediksi Lahar Hujan Merapi Mengarah ke Selatan

Jum'at, 17 Oktober 2014 - 16:58 WIB
Lapan dan UGM Prediksi Lahar Hujan Merapi Mengarah ke Selatan
Lapan dan UGM Prediksi Lahar Hujan Merapi Mengarah ke Selatan
A A A
YOGYAKARTA - Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperkirakan potensi lahar hujan Merapi akan mengarah ke sisi selatan dan tenggara.

Hal ini dilakukan setelah kedua lembaga tersebut melakukan pemotretan terhadap kondisi puncak Merapi saat ini.

"Pengamatan ini kami lakukan karena sudah mau masuk musim hujan. Ini untuk mengetahui bentuk dan kondisi Merapi saat ini sekaligus mengetahui deposit material vulkanik yang berpotensi menjadi lahar hujan. Dan dari pengamatan singkat kami, potensi aliran lahar hujan mayoritas akan mengarah ke selatan yakni Yogyakarta dan tenggara yakni Klaten," ungkap Ketua PSBA Prof Dr Djati Mardiatno, Jumat (17/10/2014).

Kepada wartawan di kantor PSBA, Djati mengungkapkan, perkiraan arah luncuran lahar hujan tersebut tampak pada dinding kubah Merapi saat ini, dimana material vulkanik sisa erupsi 2010 lalu tampak paling banyak menumpuk di sisi selatan dan tenggara.

Dan jika terjadi hujan di puncak Merapi, material tersebut diperkirakan akan mengaliri Sungai Gendol dan Sungai Woro.

"Dengan pengamatan seperti ini tentu kita bisa meningkatkan kewaspadaan, utamanya untuk sisi selatan dan tenggara Merapi. Apalagi material yang menumpuk tergolong material berat seperti bebatuan. Bukan berarti sisi lainnya tidak waspada, karena jika dilihat dari hasil foto menggunakan pesawat tanpa awak yang kami lakukan, sisi barat dan utara juga masih ada penumpukan material. Tapi memang bukan material berat, hanya pasir dan abu," jelasnya.

Diperkirakan Djati, potensi lahar hujan dalam skala volume pun masih terbilang mengkhawatirkan.

Pada erupsi 2010 lalu, Merapi diperkirakan mengeluarkan material vulkanik sebanyak 140 juta meterkubik.

Hingga saat ini, diperkirakan baru setengahnya saja yang berhasil turun. Sehingga estimasi volume lahar hujan selanjutnya masih mencapai 70 juta meterkubik.

Dengan pengamatan potensi bencana yang telah dilakukan tersebut, PSBA berupaya untuk mencegah kerugian besar, termasuk mampu menjadi masukan untuk sektor sosial dan kebijakan terkait kawasan yang akan dialiri lahar hujan.

Sementara itu, Kepala Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN Gunawan Setyo Prabowo MT mengatakan, proses pengamatan yang dilakukan pihaknya dan PSBA UGM tersebut menggunakan teknologi pesawat tanpa awak khusus untuk kebencanaan.

Teknologi tersebut telah dikembangkan sejak 2011 lalu dan memilih Merapi untuk kasus-kasus penelitiannya.

"Merapi sengaja dipilih karena alasan intensitas letusannya yang tinggi dan kondisi alam yang memang cukup menantang. Teknologi pesawat dengan nama UAV ini memang akan digunakan selanjutnya untuk mendukung pekerjaan satuan tugas kebencanaan nasional," ujarnya.

Ke depan, penggunaan UAV diharapkan Gunawan mampu membantu pengamatan lokasi bencana di daerah-daerah lain dan untuk mengamati kebencanaan apapun selain gunung berapi.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4969 seconds (0.1#10.140)