Kuliah Gratis di Sumsel untuk Mahasiswa yang Tidak Merokok

Senin, 17 Agustus 2015 - 06:13 WIB
Kuliah Gratis di Sumsel untuk Mahasiswa yang Tidak Merokok
Kuliah Gratis di Sumsel untuk Mahasiswa yang Tidak Merokok
A A A
PALEMBANG - Program kuliah gratis di Sumatera Selatan siap dilaunching 22 Agustus mendatang. Calon mahasiswa penerima bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumsel tersebut harus memenuhi beberapa syarat. Selain syarat akademis, terdapat satu syarat unik yang cukup penting yakni bukan perokok aktif.

“Kami mencari yang berprestasi, benar-benar tidak mampu, dan tidak merokok. Kenapa harus bukan perokok, karena bantuan kuliah yang diberikan itu bukan untuk berfoya-foya,” tegas Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo, Minggu (16/8/2015).

Dia menjelaskan, kuliah gratis bersifat bantuan beasiswa. Untuk menerimanya secara cuma-cuma tentu harus melewati seleksi ketat yang digelar oleh pihak perguruan tinggi yang dituju.

Jika sesuai syarat, mahasiswa penerima akan mendapatkan fasilitas bebas biaya SPP yang terintegrasi di uang kuliah tunggal (UKT) sesuai program studi masing-masing. Selain itu, mahasiswa juga akan mendapatkan bantuan biaya hidup (uang saku) dan asrama.

“Dengan adanya bantuan biaya hidup sekitar Rp300.000 – Rp400.000 perbulan diharapkan mahasiswa nantinya bisa mandiri. Dia harus bisa mengatur keuangan yang diberikan,”katanya.

Jelang launching, Widodo mengaku saat ini masih proses input data usulan mahasiswa penerima program kuliah gratis dari perguruan tinggi negeri.

Setelah itu, akan dilakukan verifikasi ke setiap individu mahasiswa tersebut agar sasaran utama penerima benar-benar sesuai syarat. Untuk tahap awal ini, Disdik Sumsel menyediakan 2.000 kuota.

“Berapa jumlah kuota yang terisi masih belum bisa kami sebut, masih proses pengimputan,”ujar dia.

Dipastikannya, mahasiswa penerima bantuan kuliah gratis akan mengabdi di Sumsel dan mengembangkan pembangunan daerah.

Widodo menyebutkan, Sumsel sangat butuh para ahli di bidang teknik dan kelistrikan karena Pemprov sedang mengupayakan pembangunan infastruktur mulai dari monorel hingga pengembangan industri Tanjung Api-Api.

Selain itu, tenaga kesehatan juga dibutuhkan karena sedang dipersiapkan dibukanya RS Pratama Sumsel. Begitu juga untuk tenaga guru yang kompeten perlu dilahirkan untuk mengisi program studi produktif.

“Untuk itu, calon mahasiswa bisa memilih 58 program studi yang ditentukan dan dinilai defisit sarjana pada lima tahun mendatang,” timpalnya.

Pembantu Rektor I Universitas Sriwijaya Anis Saggaf memastikan, kuliah gratis yang diprogramkan Pemprov Sumsel merupakan bantuan kuliah, bukan pemberian beasiswa pada umumnya.

Unsri sendiri sudah memiliki data base mahasiswa yang tidak mampu namun berprestasi untuk diusulkan. Data tersebut tidak saja mencatat kondisi keluarga mahasiswa tapi juga bisa diketahui asal daerahnya.

“Saya salut dengan kebijakan program kuliah gratis Sumsel ini. Sebab, kebanyakan anak-anak pintar berasal dari keluarga tidak mampu. Ya, idealnya memang semua bisa kuliah gratis agar anak bangsa bisa mengenyam pendidikan tinggi, tapi semua ada prosesnya,” kata Anis.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1270 seconds (0.1#10.140)