Miris! Banjir Belum Surut, Warga Pekalongan Mengungsi ke Bantaran Rel Kereta
loading...
A
A
A
PEKALONGAN - Banjir di Pekalongan, Jawa Tengah hingga kini belum juga surut. Warga korban banjir mengungsi ke bantaran rel kereta api .
Meski lokasi tempat mengungsi cukup berbahaya karena berada di samping rel kereta, namun warga mengaku tak ada pilihan lain. Abdurrahman, salah satu korban banjir di Desa Pacar, Kecamatan Tirto, Pekalongan mengaku terpaksa mendirikan tenda darurat menggunakan bahan seadanya sebagai tempat tinggal.
"Banjir sudah setinggi dada di dalam rumah. Aktivitas memasak, bekerja dan aktivitas lain tak bisa dilakukan lagi," ujar Abdurrahman, Senin (2/1/20223).
Dikatakan, dirinya mendirikan tenda darurat yang berjarak kurang dari dua meter dari rel kereta api.
"Sebenarnya lokasi pengungsian ini cukup berbahaya karena dekat dengan rel kereta. Tapi kita tidak ada pilihan lain, karena lokasi ini yang dekat dengan rumah kita. Jadi kita juga bisa mengawasi rumah,' katanya.
Hingga saat ini, sekitar 3.000 pengungsi masih bertahan di pengungsian seperti aula kecamatan, masjid, musala, sekolah dan lainnya. Kondisi mereka berdesakan dan minim fasilitas hingga kesulitan untuk tidur.
"Pengungsi sangat butuh makan, pakaian kering, susu bayi, popok bayi, alat mandi, air bersih, obat- obatan dan lainnya," ujar Marni, salah seorang pengungsi.
Baca: Gempa M4,9 Guncang Jayapura, Tidak Berpotensi Tsunami.
Untuk diketahui, di Kabupaten Pekalongan banjir terjadi di Kecamatan Tirto, Wiradesa, Wonokerto, Siwalan, Buaran, Bojong dan Sragi. Lokasi terparah di Kecamatan Tirto di Desa Pacar, Tegaldowo, Karangjompo, Mulyorejo dan Jeruksari.
Meski lokasi tempat mengungsi cukup berbahaya karena berada di samping rel kereta, namun warga mengaku tak ada pilihan lain. Abdurrahman, salah satu korban banjir di Desa Pacar, Kecamatan Tirto, Pekalongan mengaku terpaksa mendirikan tenda darurat menggunakan bahan seadanya sebagai tempat tinggal.
"Banjir sudah setinggi dada di dalam rumah. Aktivitas memasak, bekerja dan aktivitas lain tak bisa dilakukan lagi," ujar Abdurrahman, Senin (2/1/20223).
Dikatakan, dirinya mendirikan tenda darurat yang berjarak kurang dari dua meter dari rel kereta api.
"Sebenarnya lokasi pengungsian ini cukup berbahaya karena dekat dengan rel kereta. Tapi kita tidak ada pilihan lain, karena lokasi ini yang dekat dengan rumah kita. Jadi kita juga bisa mengawasi rumah,' katanya.
Hingga saat ini, sekitar 3.000 pengungsi masih bertahan di pengungsian seperti aula kecamatan, masjid, musala, sekolah dan lainnya. Kondisi mereka berdesakan dan minim fasilitas hingga kesulitan untuk tidur.
"Pengungsi sangat butuh makan, pakaian kering, susu bayi, popok bayi, alat mandi, air bersih, obat- obatan dan lainnya," ujar Marni, salah seorang pengungsi.
Baca: Gempa M4,9 Guncang Jayapura, Tidak Berpotensi Tsunami.
Untuk diketahui, di Kabupaten Pekalongan banjir terjadi di Kecamatan Tirto, Wiradesa, Wonokerto, Siwalan, Buaran, Bojong dan Sragi. Lokasi terparah di Kecamatan Tirto di Desa Pacar, Tegaldowo, Karangjompo, Mulyorejo dan Jeruksari.
(nag)