Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari: Sifat Nabi Muhammad SAW Patut Jadi Teladan
loading...
A
A
A
SEMARANG - Seorang pemimpin hendaknya memiliki rasa kasih sayang dan kejujuran kepada mereka yang dipimpinnya. Seperti dicontohkan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan umat Muslim.
Hal itu dikatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia H. Hasyim Asy’ari, Ph.D, ketika mengisi ceramah kegiatan Pengajian Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Syafruddin Perumahan Plamongan Hijau, Pedurungan Kidul, Kota Semarang, Sabtu (24/12/2022) malam.
Dia mengisahkan kehidupan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia biasa namun yang membedakan adalah Nabi SAW diberikan wahyu oleh Allah SWT. Kitab Suci Alquran adalah wahyu yang dibawa Nabi SAW.
“Nabi Muhammad SAW sama seperti manusia biasa, punya bapak, ibu. Lahir, tumbuh, berkembang dari balita, remaja sampai dewasa sampai akhirnya di bagian akhir, ada batasnya kembali pulang ke Rahmatullah alias wafat,” katanya.
Baca juga: 5 Teror Brutal KKB di Tanah Papua Sepanjang Tahun 2022
Proses yang dialami Nabi SAW, pernah menggembala ternak. Sebagaimana beberapa Nabi lainnya juga mengalami. Inilah yang akhirnya ketika sampai pada risalah kenabian, sering disebut sebagai penggembala. Menggembala umatnya. Artinya sebelum sampai ke titik itu, sudah ada pengalamannya.
Tentunya dalam menuntun umatnya harus dengan kasih sayang. Akhlak mulia Nabi itu juga dikenal sebagai seorang amanah alias jujur. Ini juga terlihat pada perjalanan hidup Nabi SAW, ketika sampai pada fase berdagang. Setelah menikah dengan Khadijah.
Ada riwayat menyebutkan “sebaik-baiknya tempat adalah masjid, sejelek-jelek tempat adalah pasar”. Sebab, di pasar itu terjadi transaksional. Inilah dibutuhkan kejujuran, baik pembeli khususnya pedagang.
“Kejujuran yang riil bukan di masjid, tapi yang riil di pasar. Kalau Bapak Ibu berbelanja, itu ada timbangan, seringkali timbangan dengan bobotnya yang ditimbang tidak seimbang. Pasar bukan hanya yang kita kenali misalnya Pasar Pedurungan. Pom bensin itu juga pasar, timbangannya itu ditera ada kecurangan atau tidak, kalau tidak hati-hati akan terjerumus,” lanjutnya.
Contoh selanjutnya yang diceritakan Hasyim Asy’ari adalah ketika ada renovasi Kakbah di Kota Mekah. Saat akan menempatkan Hajar Aswad jadi rebutan suku-suku di Mekah. Kemudian mereka bersepakat menunjuk Nabi Muhammad SAW yang memimpin penempatan Hajar Aswad itu. Nabi menggunakan sorban untuk mengangkatnya yang masing-masing ujungnya dipegang para pemimpin suku di Mekah itu. Jadi semuanya merasa terwakili.
“Kenapa Nabi ditunjuk? Karena dikenal sebagai manusia yang amanah, sebelumnya sudah diuji. Jangan sebagai pemimpin pinginnya sendirian tidak mau berbagai. Nabi itu sampai derajat amanah itu bukan ujug-ujug, tetapi sudah teruji,” sambungnya.
Ini pula yang kemudian disampaikan Hasyim Asy’ari ketika ada seorang pemimpin seperti Presiden, Gubernur, Bupati, Wali Kota, Lurah ataupun DPR. Mereka juga hendaknya memiliki sifat-sifat yang baik untuk bisa amanah menjalankan tugasnya.
Hasyim Asy’ari mengatakan, terkait acara itu, walaupun diambil di hari terakhir yakni tanggal 30 Jumadil Awal, tidak waktu yang tepat yakni 12 Rabiul Awal, namun yang terpenting adalah bisa mengambil hikmah, pelajaran dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dia juga mengatakan mau mengisi acara tersebut karena historinya juga merupakan jamaah Masjid Syafruddin Pedurungan Semarang.
“Karena sebenarnya saya juga jamaah masjid ini, setidaknya Salat Jumat di sini, tapi saya sudah lama Salat Jumat di sini. Ini silaturahmi keilmuan,” cerita Hasyim Asy’ari.
Kegiatan itu dihadiri beberapa tokoh setempat. Ketua Takmir Masjid Syafruddin Semarang, K.H. Chobirun Zuhdiy pada sambutannya menyebut ada rangkaian acara yang ditutup pada kegiatan malam ini. Di antaranya sedekah koin untuk Yatim Piatu dan Duafa yang memperoleh Rp7juta, kemudian unit pengumpul zakat (UPZ) yang bisa membagikan 120 paket sembako per bulan.
“Kegiatan rangkaian peringatan Maulid ini rutin sejak 4 tahun silam, meski sempat libur karena ada pandemi. Alhamdulillah tahun ini bisa dilaksanakan seluruhnya, oleh Irmasyaf (Ikatan Remaja Masjid Syafruddin) ini semua dengan maksud untuk memberikan pendidikan, pembekalan dan pembelajaran kepada para remaja sekaligus menyiapkan kepemimpinan pengurus masjid ke depan,” bebernya.
Kabag Kesejahteraan Rakyat Kota Semarang Agus Rokhim datang mewakili Plt. Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang berhalangan hadir.
“Kegiatan ini jadi sarana dan media untuk mengumpulkan kaum Muslimin di masjid-masjid, untuk menanamkan dan memupuk rasa cinta kepada Rasulullah SAW, meneladaninya. Ahli sejarah Amerika Serikat Michael H. Hart menuliskan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh paling berpengaruh nomor satu di dunia,” kata dia membacakan sambutan Plt. Wali Kota.
Acara itu juga diramaikan dengan hiburan rebana, termasuk dibacakan lantunan ayat Suci Alquran.
Hal itu dikatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia H. Hasyim Asy’ari, Ph.D, ketika mengisi ceramah kegiatan Pengajian Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Syafruddin Perumahan Plamongan Hijau, Pedurungan Kidul, Kota Semarang, Sabtu (24/12/2022) malam.
Dia mengisahkan kehidupan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia biasa namun yang membedakan adalah Nabi SAW diberikan wahyu oleh Allah SWT. Kitab Suci Alquran adalah wahyu yang dibawa Nabi SAW.
“Nabi Muhammad SAW sama seperti manusia biasa, punya bapak, ibu. Lahir, tumbuh, berkembang dari balita, remaja sampai dewasa sampai akhirnya di bagian akhir, ada batasnya kembali pulang ke Rahmatullah alias wafat,” katanya.
Baca juga: 5 Teror Brutal KKB di Tanah Papua Sepanjang Tahun 2022
Proses yang dialami Nabi SAW, pernah menggembala ternak. Sebagaimana beberapa Nabi lainnya juga mengalami. Inilah yang akhirnya ketika sampai pada risalah kenabian, sering disebut sebagai penggembala. Menggembala umatnya. Artinya sebelum sampai ke titik itu, sudah ada pengalamannya.
Tentunya dalam menuntun umatnya harus dengan kasih sayang. Akhlak mulia Nabi itu juga dikenal sebagai seorang amanah alias jujur. Ini juga terlihat pada perjalanan hidup Nabi SAW, ketika sampai pada fase berdagang. Setelah menikah dengan Khadijah.
Ada riwayat menyebutkan “sebaik-baiknya tempat adalah masjid, sejelek-jelek tempat adalah pasar”. Sebab, di pasar itu terjadi transaksional. Inilah dibutuhkan kejujuran, baik pembeli khususnya pedagang.
“Kejujuran yang riil bukan di masjid, tapi yang riil di pasar. Kalau Bapak Ibu berbelanja, itu ada timbangan, seringkali timbangan dengan bobotnya yang ditimbang tidak seimbang. Pasar bukan hanya yang kita kenali misalnya Pasar Pedurungan. Pom bensin itu juga pasar, timbangannya itu ditera ada kecurangan atau tidak, kalau tidak hati-hati akan terjerumus,” lanjutnya.
Contoh selanjutnya yang diceritakan Hasyim Asy’ari adalah ketika ada renovasi Kakbah di Kota Mekah. Saat akan menempatkan Hajar Aswad jadi rebutan suku-suku di Mekah. Kemudian mereka bersepakat menunjuk Nabi Muhammad SAW yang memimpin penempatan Hajar Aswad itu. Nabi menggunakan sorban untuk mengangkatnya yang masing-masing ujungnya dipegang para pemimpin suku di Mekah itu. Jadi semuanya merasa terwakili.
“Kenapa Nabi ditunjuk? Karena dikenal sebagai manusia yang amanah, sebelumnya sudah diuji. Jangan sebagai pemimpin pinginnya sendirian tidak mau berbagai. Nabi itu sampai derajat amanah itu bukan ujug-ujug, tetapi sudah teruji,” sambungnya.
Ini pula yang kemudian disampaikan Hasyim Asy’ari ketika ada seorang pemimpin seperti Presiden, Gubernur, Bupati, Wali Kota, Lurah ataupun DPR. Mereka juga hendaknya memiliki sifat-sifat yang baik untuk bisa amanah menjalankan tugasnya.
Hasyim Asy’ari mengatakan, terkait acara itu, walaupun diambil di hari terakhir yakni tanggal 30 Jumadil Awal, tidak waktu yang tepat yakni 12 Rabiul Awal, namun yang terpenting adalah bisa mengambil hikmah, pelajaran dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dia juga mengatakan mau mengisi acara tersebut karena historinya juga merupakan jamaah Masjid Syafruddin Pedurungan Semarang.
“Karena sebenarnya saya juga jamaah masjid ini, setidaknya Salat Jumat di sini, tapi saya sudah lama Salat Jumat di sini. Ini silaturahmi keilmuan,” cerita Hasyim Asy’ari.
Kegiatan itu dihadiri beberapa tokoh setempat. Ketua Takmir Masjid Syafruddin Semarang, K.H. Chobirun Zuhdiy pada sambutannya menyebut ada rangkaian acara yang ditutup pada kegiatan malam ini. Di antaranya sedekah koin untuk Yatim Piatu dan Duafa yang memperoleh Rp7juta, kemudian unit pengumpul zakat (UPZ) yang bisa membagikan 120 paket sembako per bulan.
“Kegiatan rangkaian peringatan Maulid ini rutin sejak 4 tahun silam, meski sempat libur karena ada pandemi. Alhamdulillah tahun ini bisa dilaksanakan seluruhnya, oleh Irmasyaf (Ikatan Remaja Masjid Syafruddin) ini semua dengan maksud untuk memberikan pendidikan, pembekalan dan pembelajaran kepada para remaja sekaligus menyiapkan kepemimpinan pengurus masjid ke depan,” bebernya.
Kabag Kesejahteraan Rakyat Kota Semarang Agus Rokhim datang mewakili Plt. Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang berhalangan hadir.
“Kegiatan ini jadi sarana dan media untuk mengumpulkan kaum Muslimin di masjid-masjid, untuk menanamkan dan memupuk rasa cinta kepada Rasulullah SAW, meneladaninya. Ahli sejarah Amerika Serikat Michael H. Hart menuliskan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh paling berpengaruh nomor satu di dunia,” kata dia membacakan sambutan Plt. Wali Kota.
Acara itu juga diramaikan dengan hiburan rebana, termasuk dibacakan lantunan ayat Suci Alquran.
(msd)