MES Deli Serdang: Pemerintah Perlu Serap Masukan Akademisi dan Mahasiswa dalam Pembangunan
loading...
A
A
A
Dia menjelaskan, pemberian subsidi layaknya dua mata koin. Kebijakan ini tidak hanya memiliki dampak positif tetapi juga dampak negatif, karena akan menimbulkan pelebaran defisit fiskal.
Sehingga upaya itu, kata dia, dapat mengganggu optimalisasi anggaran negara bagi belanja produktif. Sebab, mengacu pada minyak dunia yang semakin tinggi akan berdampak signifikan pada selisih pembayaran.
“Oleh sebab itu, pemberian subsidi BBM harus dilakukan secara tepat agar tidak menimbulkan masalah, dalam hal ini pemerintah harus berusaha mencari cara agar ketepatan subsidi dapat berjalan," imbuhnya.
Berdasarkan hasil data yang dikeluarkan oleh Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) total keseluruhan subsidi BBM Solar hanya 5% yang dinikmati oleh rumah tangga miskin, BBM jenis Pertalite hanya dinikmati 20% oleh rumah tangga miskin. Maka itu, sangat mendesak bagi pemerintah untuk segera menerbitkan kebijakan subsidi BBM secara tepat sasaran.
Baca: Konflik Keraton Solo, Dua Kubu Saling Klaim Diserang.
Secara umum permintaan energi di Asia Tenggara akan tumbuh sampai dengan 60% dari 2018 sampai dengan 2040. Permintaan minyak di asia tenggara melampaui 9 juta barel perhari di tahun 2040 meningkat dibandingkan permintaan saat ini yang sebesar 6.5 juta barel perhari.
Kesenjangan yang semakin lebar antara kemampuan produksi dan proyeksi kebutuhan migas dinilai akan menyebabkan membengkaknya defisit perdagangan energi asia tenggara. Dia mengungkapkan, kondisi tersebut berdampak pada anggaran pemerintah. "Terutama jika kebijakan subsidi tepat berlaku yang membuat konsumen harga energi lebih rendah dari pada yang seharusnya," pungkasnya.
Sehingga upaya itu, kata dia, dapat mengganggu optimalisasi anggaran negara bagi belanja produktif. Sebab, mengacu pada minyak dunia yang semakin tinggi akan berdampak signifikan pada selisih pembayaran.
“Oleh sebab itu, pemberian subsidi BBM harus dilakukan secara tepat agar tidak menimbulkan masalah, dalam hal ini pemerintah harus berusaha mencari cara agar ketepatan subsidi dapat berjalan," imbuhnya.
Berdasarkan hasil data yang dikeluarkan oleh Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) total keseluruhan subsidi BBM Solar hanya 5% yang dinikmati oleh rumah tangga miskin, BBM jenis Pertalite hanya dinikmati 20% oleh rumah tangga miskin. Maka itu, sangat mendesak bagi pemerintah untuk segera menerbitkan kebijakan subsidi BBM secara tepat sasaran.
Baca: Konflik Keraton Solo, Dua Kubu Saling Klaim Diserang.
Secara umum permintaan energi di Asia Tenggara akan tumbuh sampai dengan 60% dari 2018 sampai dengan 2040. Permintaan minyak di asia tenggara melampaui 9 juta barel perhari di tahun 2040 meningkat dibandingkan permintaan saat ini yang sebesar 6.5 juta barel perhari.
Kesenjangan yang semakin lebar antara kemampuan produksi dan proyeksi kebutuhan migas dinilai akan menyebabkan membengkaknya defisit perdagangan energi asia tenggara. Dia mengungkapkan, kondisi tersebut berdampak pada anggaran pemerintah. "Terutama jika kebijakan subsidi tepat berlaku yang membuat konsumen harga energi lebih rendah dari pada yang seharusnya," pungkasnya.
(nag)