BIN: Waspadai Aksi Teror saat Natal dan Tahun Baru di Jateng

Selasa, 20 Desember 2022 - 18:27 WIB
loading...
BIN: Waspadai Aksi Teror saat Natal dan Tahun Baru di Jateng
Rapat Forkopimda Jateng menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Rabu (20/12/2022). Foto/MPI/Eka Setiawan
A A A
SEMARANG - Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Jateng menyebut terorisme masih jadi potensi ancaman, gangguan dan hambatan. Terutama pada peringatan Natal 2022 dan perayaan malam pergantian tahun baru 2023 (Nataru).

Kepala BIN Daerah Jateng Brigjen TNI Andi Sulaiman menyebut salah satu potensinya melihat pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar Bandung diketahui sempat tinggal dan memiliki keluarga di Sukoharjo sebelum beraksi.



Martir aksi pada Rabu 7 Desember 2022 bernama Agus Sujatno, seorang mantan narapidana terorisme asal Bandung, Jawa Barat yang tinggal di Sukoharjo, Jawa Tengah.

“Ini mengindikasikan aktifnya pergerakan jaringan teror di wilayah Solo Raya, rata-rata (mereka) mantan napiter,” kata Kabinda saat kegiatan Rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jateng di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kompleks Gubernuran, Kota Semarang, Rabu (20/12/2022).

Data BIN, hingga 18 Desember 2022 di wilayah Jawa Tengah terdapat 248 mantan narapidana terorisme (napiter), terdiri 244 laki-laki dan 4 perempuan. Dari data tersebut, 79 mantan napiter di antaranya masih memiliki pemahaman radikal yang tinggi.

Selain itu, di Jateng juga masih terdapat 49 orang deportan dan 6 foreign terrorist fighters (FTF).



Kabinda Jateng melanjutkan, menjelang Nataru mantan napiter di Jateng pada umumnya telah memiliki agenda internal baik dalam bentuk konsolidasi maupun kajian rutin. Pada kaitan itu, pengawasan dan pengamanan terhadap seluruh objek vital maupun tempat ibadah perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.

Selain kelompok teroris, Kabinda Jateng menyebut aksi kelompok intoleran juga perlu diwaspadai bisa mengganggu kenyamanan peringatan dan perayaan Nataru ini.

“Kelompok intoleran banyak menggunakan medsos, melakukan provokasi-provokasi. Mereka kecil kemungkinan menggunakan kegiatan lapangan.Maka kita harus cerdas bermedsos,” sambungnya.

Tak kalah penting, momentum Nataru membuat permintaan bahan pokok meningkat. Ini rawan dimanfaatkan oleh para spekulan untuk melakukan penimbunan yang dapat menimbulkan kelangkaan dan membuat harga bahan pangan naik.

“Personel yang diturunkan (di lapangan untuk pengamanan) tidak sebanding dengan jumlah penduduk Jateng, maka perlu kerja sama semua pihak,” ungkap Andi.

Sementara itu Wakapolda Jateng Brigjen Pol Abioso Seno Aji juga mengatakan hal senada. Terorisme masih menjadi ancaman perayaan Nataru di Jateng.

“Karena kapan waktunya, sasarannya, acak. Kita sudah ikuti ke mana larinya mereka, kadang juga terputus,” kata Abi.

Dia mengatakan, pada momen Nataru ini pihaknya menggelar Operasi Lilin Candi. Digelar selama 11 hari, mulai 22 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023. Personel Polri yang diturunkan 18.145 orang. Jumlah ini masih ditambah dari TNI dan instansi terkait.

Pihaknya, sebelum dan setelah pelaksanaan operasi telah melakukan langkah-langkah dan tindakan-tindakan kepolisian. Tujuannya untuk memberikan jaminan keamanan di wilayah Jateng.

“Nataru ini lokasi dan waktunya sama, tempatnya mungkin yang bertambah (perayaan). Tetapi dinamikanya belum tentu sama,” tambah Abi

Dia menyebut berbagai objek vital jadi prioritas pengamanan, di antaranya; bandara, pelabuhan, terminal hingga gereja-geraja di Jawa Tengah. Sebelum perayaan Natal, sterilisasi akan dilakukan polisi.

Vikjen Keuskupan Agung Semarang, Romo Edy Purwanto mengatakan, ada 107 paroki di wilayahnya yakni Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pihaknya telah melakukan berbagai persiapan teknis untuk perayaan Natal.

“Totalnya ada 4 sampai 5 perayaan, tidak terlalu banyak, ada perayaan malam Natal, perayaan pagi serta sore. Perayaan ini mengikuti Menteri Agama (surat edaran). Gereja-gereja sudah berkoodinasi dengan Polsek dan Koramil setempat. Kami minta pengamanan (TNI dan Polri) sebagai bentuk kehadiran negara,” kata Romo Edy.

Pendeta Yosua Wardaya dari Persekutuan Gereja-Gereja Jawa Tengah juga mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk perayaan Natal ini. Protokol kesehatan diterapkan dalam pelaksanaannya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3853 seconds (0.1#10.140)