Pengakuan Pujianto, Mantan Narapidana Teroris Ahli Merakit Senjata Api

Jum'at, 09 Desember 2022 - 17:17 WIB
loading...
Pengakuan Pujianto, Mantan Narapidana Teroris Ahli Merakit Senjata Api
Pujianto. Foto: Avirista/SINDOnews
A A A
MALANG - Pujianto alias Raider Bakiyah, narapidana teroris memutuskan kembali bergabung ke NKRI dan bertaubat. Pujianto merupakan kombatan ISIS dengan keahlian merakit senjata api.

Dia ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri, di Stasiun Kroya, Cilacap, pada 2016. Kemudian, dia menjalani hukuman penjara dan dinyatakan bebas, pada 2019.

Setelah bebas, Pujianto mengaku sempat beberapa kali diminta bergabung kembali ke jaringan teroris.



"Panjang itu, karena pemahaman ranah ijtihadi, karena kalau teman-teman punya pemahaman seperti itu oke. Saya nggak mungkin menyalahkan, kalau kamu salah," ucap Pujianto, saat ditemui di Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) Turen, Kabupaten Malang, Jumat (9/12/2022).

Jalan panjang Pujianto untuk mempertanyakan kebenaran pemahaman jihad yang ia anut itu masih terus dipelajari setelah bebas dari lapas. Ia pun belajar ke beberapa ulama untuk memperdalam makna jihad yang identik dengan perbuatan teror itu.

Dari sanalah dirinya bisa kembali ke jalan yang benar, dan benar-benar menjalankan deradikalisasi sesungguhnya pasca keluar Lapas.



"Kalau saya bisa kembali itu, karena saya ingin belajar. Apakah ternyata yang saya lakukan benar, itu perlu proses yang sangat panjang. Saya bertemu banyak ulama dan sangat panjang sekali. Akhirnya ternyata kalau toh seperti ini saya merasa baik-baik saja, kenapa tidak," tuturnya.

Dirinya mengaku sempat dimusuhi dan dicap kafir oleh sesama teroris yang masih berkomunikasi saat ia keluar dari lapas. Namun karena dirinya bertekad bulat untuk belajar pemahaman yang benar, hal itu tak dihiraukannya.

"Pasti, mereka pasti akan mengkafirkan, memurtadkan orang-orang seperti kami yang sudah kembali ke NKRI. Konsekuensinya tidak main-main," jelasnya.



Bahkan ancaman dibunuh pernah diterimanya saat ia bebas dari lapas dan diminta kembali masuk ke jaringan teroris. Namun, sekali lagi Pujianto tetap kukuh pada prinsipnya untuk memahami konsep deradikalisasi.

"Kita tawakal kepada Allah saja, kalau mati sekarang ya sudah takdirnya. Minta penjagaan juga nggak mungkin. Tawakkal kepada Allah saja. Kalau saya mati saat ini, ya memang mati takdirnya," paparnya.

Kini dua tahun pasca bebasnya dari lapas, dia dan puluhan mantan napiter dari berbagai daerah diberdayakan di Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) binaan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT).



Pujianto alias Raider Bakiyah mengelola kebun jagung di Kecamatan Turen dan beberapa usaha pemberdayaan secara ekonomi lainnya.

"Yang jelas ada perbedaan, karena kami di sini ini kan diberdayakan. Apapun ada ide yang teman-teman mantan eks akan merealisasikan, ada yang mau bertani, mau beternak, mau apa merealisasikan," ungkap dia.

Dari hasil pengelolaan pertanian jagung misalnya, hasilnya penjualan ke perusahaan itu kemudian disetorkan ke koperasi yang dikelola bersama. Selanjutnya hasil itu akhirnya juga bisa dinikmati dirinya, para mantan napiter, termasuk warga sekitar yang turut berpartisipasi di KTN.

"Dari benih sampai panen ini hasilnya masuk koperasi dari koperasi untuk kembali pada kita. Yang kita punya ide apa akan dikembalikan dalam bentuk modal, ini luas. Di sana ada peternakan, ada perikanan, ini semua belum datang," tukasnya.
(san)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4295 seconds (0.1#10.140)