Ini Penampakan Gerbang Cap Go Meh Singkawang, Simbol Kerukunan Etnis Tionghoa, Dayak dan Melayu
loading...
A
A
A
SINGKAWANG - Gerbang Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat, yang megah dan diresmikan Sabtu (3/12/2022) melambangkan kerukunan tiga etnis yang berbeda, yaitu Tionghoa, Dayak dan Melayu (Tridayu).
Gerbang Cap Go Meh tersebut berada di Kelurahan Sedau, Singkawang Selatan yang merupakan perbatasan Kota Singkawang dengan Kabupaten Bengkayang. Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menyampaikan bahwa gerbang dibangun konsep yang menyatukan unsur Tridayu. Baca Juga: Tradisi Ritual Ciswak di Kelenteng Sam Poo Kong Semarang
"Gerbang yang kita bangun ini merupakan unsur Tridayu, sebagai kota tertoleran di Indonesia," kata Tjhai dikutip dari laman Instagram Kominfo Singkawang, Senin (5/12/2022).
Cap Go Meh, lanjutnya, dirancang dengan pendekatan kontemporer terhadap elemen tradisional khas Kota Singkawang, dan melambangkan kerukunan tiga etnis yang berbeda yaitu Tionghoa, Dayak dan Melayu.
Bentuk utama gerbang merupakan penyederhanaan dari atap Seribu Kelenteng pada Kota Singkawang. Dikombinasikan dengan bentuk tungku naga, sebuah peninggalan budaya kerajinan keramik Singkawang.
Siluet naga kembar dan mutiara menyimbolkan perarakan naga pada Festival Cap Go Meh yang dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kemakmuran.
Berdirinya gerbang ini, menurut Tjhai Chui Mie, akan menambah daya pikat Kota Singkawang untuk mengundang lebih banyak wisatawan datang. "Sehingga bisa dapat mengangkat perekonomian masyarakat," tuturnya.
Gerbang Cap Go Meh tersebut berada di Kelurahan Sedau, Singkawang Selatan yang merupakan perbatasan Kota Singkawang dengan Kabupaten Bengkayang. Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menyampaikan bahwa gerbang dibangun konsep yang menyatukan unsur Tridayu. Baca Juga: Tradisi Ritual Ciswak di Kelenteng Sam Poo Kong Semarang
"Gerbang yang kita bangun ini merupakan unsur Tridayu, sebagai kota tertoleran di Indonesia," kata Tjhai dikutip dari laman Instagram Kominfo Singkawang, Senin (5/12/2022).
Cap Go Meh, lanjutnya, dirancang dengan pendekatan kontemporer terhadap elemen tradisional khas Kota Singkawang, dan melambangkan kerukunan tiga etnis yang berbeda yaitu Tionghoa, Dayak dan Melayu.
Bentuk utama gerbang merupakan penyederhanaan dari atap Seribu Kelenteng pada Kota Singkawang. Dikombinasikan dengan bentuk tungku naga, sebuah peninggalan budaya kerajinan keramik Singkawang.
Siluet naga kembar dan mutiara menyimbolkan perarakan naga pada Festival Cap Go Meh yang dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kemakmuran.
Berdirinya gerbang ini, menurut Tjhai Chui Mie, akan menambah daya pikat Kota Singkawang untuk mengundang lebih banyak wisatawan datang. "Sehingga bisa dapat mengangkat perekonomian masyarakat," tuturnya.
(don)