Pesantren La-Royba Bali, Berbaur dan Hidup Rukun dengan Warga Beragama Hindu

Jum'at, 02 Desember 2022 - 16:01 WIB
loading...
Pesantren La-Royba Bali, Berbaur dan Hidup Rukun dengan Warga Beragama Hindu
Pondok Pesantren La-Royba Bali Bina Insani Tolerance Boarding School di Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali. Foto/SINDOnews/Sunu Hastoro F
A A A
SUASANA kampung khas Bali begitu kental terasa saat memasuki Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali. Deretan rumah warga dengan corak Bali lengkap dengan merajan (pura keluarga) berjejer di pinggir jalan.

Pesantren La-Royba Bali, Berbaur dan Hidup Rukun dengan Warga Beragama Hindu


Namun siapa sangka, di tengah kampung yang dihuni masyarakat mayoritas beragama Hindu itu terselip pondok pesantren yang memiliki ratusan santri. Lokasinya berjarak sekitar 30 km dari Kota Denpasar.


Hebatnya, pesantren yang berada di pinggir Jalan Raya Meliling-Timpag itu bisa berbaur dan hidup rukun dengan masyarakat sekitar yang memeluk agama Hindu.

Pesantren ini menerapkan moderasi beragama yang kuat sehingga masyarakat sekitar pun mendukung keberadaannya.

Pesantren La-Royba Bali, Berbaur dan Hidup Rukun dengan Warga Beragama Hindu


Dilihat dari arah depan, bangunan pesantren ini memang tidak terlalu mencolok. Hanya ada papan nama di samping pintu gerbang bertuliskan La-Royba Bali Bina Insani Tolerance Boarding School.

Pondok Pesantren La-Royba Bali Bina Insani diapit rumah warga Bali di Desa Meliling, Kerambitan. Pesantren ini didirikan pada 27 Oktober 1991 oleh KH Ketut Djamal.


Begitu masuk ke dalam kawasan pesantren, ada halaman luas yang diapit gedung sekolah bertingkat dan masjid di tengah-tengah. Para siswa Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (Mts) sedang melaksanakan ujian sekolah.

Awalnya, pesantren ini merupakan panti asuhan yatim piatu yang berada di Desa Sembung Gede, Kerambitan. Saat dirikan bernama pondok pesantren Yatama La-Royba yang mengkhususkan kepada anak-anak yatim, tidak mampu dan tidak bisa melanjutkan pendidikan.

Pesantren La-Royba Bali, Berbaur dan Hidup Rukun dengan Warga Beragama Hindu


Santri pada awalnya hanya tujuh orang dengan pendidikan formal di luar asrama. Hinga pada 1996 santri membeludak sehingga lahan tak cukup menampung pendidikan.

Hingga akhirnya atas dorongan masyarakat sekitar yang beragama Hindu dan para tokoh kemudian membebaskan tanah di Desa Meliling. Pada saat itu di Tabanan belum ada sekolah Islam (pesantren).

"Lahan itu menjadi pondok pesantren saat ini. Pada 1997 mulai menjalankan sekolah masdrasyah tsanawiyah setingkap SMP. Di situ kita mulai menerapkan sistem pondok pesantren," kata Direktur La-Royba Bali Bina Insani Tolerance Boarding School, I BM Andhika Supriatman saat ditemui pada Selasa (29/11/2022).

Selanjutnya pada tahun 2000 didirikan madrasah aliyah atau setingkat SMA. Santri Pesantren La-Royba saat itu sudah mencapai 100 orang. Jumlah itu termasuk cukup besar di Bali yang warganya mayoritas beragama Hindu.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1212 seconds (0.1#10.140)