Tolak Demo HUT OPM, Tokoh-Tokoh Lintas Generasi ini Bicara Makna Merdeka
loading...
A
A
A
Menurut Benyamin, Otsus Jilid Satu belum memberikan hasil maksimal, bahkan ia menyebutnya gagal. Karena itu Benyamin berharap pada Otsus Jilid Dua ini, Pemerintah benar-benar mengontrol secara ketat penggunaan anggaran dari dana Otsus, agar para pejabat di daerah tidak leluasa melakukan penyimpangan untuk memperkaya diri.
‘’Kepala daerah untuk mengatur (dana Otsus) tapi gagal. Gagal itu bukan ada di pusat atau dimana-mana, tapi gagal itu ada di kita orang Papua sendiri. Karena Papua sendiri memimpin orang Papua, baku tipu di atas tanah kita ini, tanah leluhur ini. Jadi jangan kita berharap atau bermimpi ke depan untuk Papua lepas dari NKRI,” pinta Benyamin.
Baca: Jejak Kanjuruhan, Kerajaan Tertua di Jawa Timur yang Berlokasi di Malang.
Imbauan untuk menjaga Papua tetap damai lebih-lebih pada bulan Desember ini juga disuarakan oleh Pendeta Nabot Manufandu, S.Th, karena menurut tokoh agama kelahiran Biak ini, pada Bulan Desember warga Papua yang mayoritas beragama Kristiani merayakan Natal. Ia meminta para aktivis Papua merdeka tidak menebar kebencian di bulan yang penuh kedamaian ini.
“Karena Papua ini sudah menjadi rumah besar bagi semua orang, maka mari kita jaga kedamaian. Kita jaga keharmonisan, saling menghormati, menghargai, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, sehingga jangan sampai atas dasar peristiwa 1 Desember, lalu kita akhirnya menghina orang lain, membenci orang suku lain yang ada di tanah kita, menyebar fitnah, menyebar amarah dan dendam,’’ imbau Ketua Majelis GKI Galilea Yaturaharja Arso X Keerom ini.
‘’Kepala daerah untuk mengatur (dana Otsus) tapi gagal. Gagal itu bukan ada di pusat atau dimana-mana, tapi gagal itu ada di kita orang Papua sendiri. Karena Papua sendiri memimpin orang Papua, baku tipu di atas tanah kita ini, tanah leluhur ini. Jadi jangan kita berharap atau bermimpi ke depan untuk Papua lepas dari NKRI,” pinta Benyamin.
Baca: Jejak Kanjuruhan, Kerajaan Tertua di Jawa Timur yang Berlokasi di Malang.
Imbauan untuk menjaga Papua tetap damai lebih-lebih pada bulan Desember ini juga disuarakan oleh Pendeta Nabot Manufandu, S.Th, karena menurut tokoh agama kelahiran Biak ini, pada Bulan Desember warga Papua yang mayoritas beragama Kristiani merayakan Natal. Ia meminta para aktivis Papua merdeka tidak menebar kebencian di bulan yang penuh kedamaian ini.
“Karena Papua ini sudah menjadi rumah besar bagi semua orang, maka mari kita jaga kedamaian. Kita jaga keharmonisan, saling menghormati, menghargai, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, sehingga jangan sampai atas dasar peristiwa 1 Desember, lalu kita akhirnya menghina orang lain, membenci orang suku lain yang ada di tanah kita, menyebar fitnah, menyebar amarah dan dendam,’’ imbau Ketua Majelis GKI Galilea Yaturaharja Arso X Keerom ini.
(nag)