TGB: Sektor Pertanian Harus Terus Dikembangkan agar Anak Muda Tertarik
loading...
A
A
A
LOMBOK TIMUR - Ketua Harian Nasional Partai Perindo, Tuan Guru Bajang (TGB) HM Zainul Majdi mengemukakan agar sektor pertanian harus senantiasa dikembangkan agar dapat menarik generasi muda . Hal itu disampaikan saat menghadiri panen perdana padi organik di Dusun Joben, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur.
“Kita tahu ada arus dari desa ke kota, ada tren penurunan angkatan kerja di sektor pertanian. Sehingga yang tersisa adalah usia lanjut, anak muda jarang mau aktif,” katanya, Selasa (29/11).
Dia menjelaskan, anak muda jarang mau tertarik dengan sektor petanian karena dianggap tak terlalu menjanjikan. Namun di Dusun Joben, Desa Pesanggrahan membuktikan, justru anak muda bersama dengan petani mengembangkan pertanian berbasis organik. “Kalau hasilnya bagus, mereka pasti akan tertarik (anak muda),” terangnya.
Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia ini pun mengapreasi langkah Persatuan Tani (PETA) Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI yang sanggup menarik kalangan muda untuk terlibat di dunia pertanian.
Sementara itu, Ketua DPW Partai Perindo NTB Lalu Atharifathullah mengatakan, pelibatan kalangan muda dalam sektor pertanian dan UMKM menjadi dalah satu program yang tengah disiapkan oleh pengurus DPW Perindo NTB.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, sektor pertanian ini harus dibuat menarik bagi kalangan muda.
“Di kota-kota besar itu anak-anak muda sudah banyak yang konsen terhadap sektor pertanian. Ada julukan petani milenial,” katanya.
PETA NWDI, sambung Athar, menjadi mitra strategis bagi DPW Partai Perindo untuk fokus dalam sektor pertanian. Terlebih, pertanian yang dikembangkan oleh PETA NWDI fokus kepada pertanian organik.
“Di perkotaan saat ini basisnya adalah pertanian organik, banyak yang gemar dengan tanaman organik karena dinilai lebih sehat,” sambungnya.
PETA NWDI mengusung pertanian organik yang merupakan bagian penting dari ekonomi hijau. Cara bertani yang mengandalkan peran mikroorganisme dalam membenahi unsur hara dalam tanah. Gas methane yang dihasilkan dari kotoran hewan dan sampah organik dikonversi menjadi energi melalui reaktor biogas untuk dijadikan bahan bakar dan sisanya digunakan sebagai bahan dasar pupuk bokashi.
Program kerja dari PETA NWDI meliputi produksi pupuk organik (bokashi) menggunakan bahan baku berupa sampah organik yang merupakan limbah dari kandang peternak setempat. Mengedukasi Petani untuk menggunakan sistem pertanian organik.
Pendampingan pada petani, pertanian organik memiliki kesulitan tersendiri. Perbedaan cara bertani dan bahan yang digunakan dapat menimbulkan kebingungan pada saat awal memulai bertani bagi petani pemula.
“Kita tahu ada arus dari desa ke kota, ada tren penurunan angkatan kerja di sektor pertanian. Sehingga yang tersisa adalah usia lanjut, anak muda jarang mau aktif,” katanya, Selasa (29/11).
Dia menjelaskan, anak muda jarang mau tertarik dengan sektor petanian karena dianggap tak terlalu menjanjikan. Namun di Dusun Joben, Desa Pesanggrahan membuktikan, justru anak muda bersama dengan petani mengembangkan pertanian berbasis organik. “Kalau hasilnya bagus, mereka pasti akan tertarik (anak muda),” terangnya.
Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia ini pun mengapreasi langkah Persatuan Tani (PETA) Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI yang sanggup menarik kalangan muda untuk terlibat di dunia pertanian.
Sementara itu, Ketua DPW Partai Perindo NTB Lalu Atharifathullah mengatakan, pelibatan kalangan muda dalam sektor pertanian dan UMKM menjadi dalah satu program yang tengah disiapkan oleh pengurus DPW Perindo NTB.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, sektor pertanian ini harus dibuat menarik bagi kalangan muda.
“Di kota-kota besar itu anak-anak muda sudah banyak yang konsen terhadap sektor pertanian. Ada julukan petani milenial,” katanya.
PETA NWDI, sambung Athar, menjadi mitra strategis bagi DPW Partai Perindo untuk fokus dalam sektor pertanian. Terlebih, pertanian yang dikembangkan oleh PETA NWDI fokus kepada pertanian organik.
“Di perkotaan saat ini basisnya adalah pertanian organik, banyak yang gemar dengan tanaman organik karena dinilai lebih sehat,” sambungnya.
PETA NWDI mengusung pertanian organik yang merupakan bagian penting dari ekonomi hijau. Cara bertani yang mengandalkan peran mikroorganisme dalam membenahi unsur hara dalam tanah. Gas methane yang dihasilkan dari kotoran hewan dan sampah organik dikonversi menjadi energi melalui reaktor biogas untuk dijadikan bahan bakar dan sisanya digunakan sebagai bahan dasar pupuk bokashi.
Program kerja dari PETA NWDI meliputi produksi pupuk organik (bokashi) menggunakan bahan baku berupa sampah organik yang merupakan limbah dari kandang peternak setempat. Mengedukasi Petani untuk menggunakan sistem pertanian organik.
Pendampingan pada petani, pertanian organik memiliki kesulitan tersendiri. Perbedaan cara bertani dan bahan yang digunakan dapat menimbulkan kebingungan pada saat awal memulai bertani bagi petani pemula.
(nic)