Pupuk Kaltim Tanam Ribuan Bibit Mangrove dan Media Transplantasi Terumbu di Maratua
loading...
A
A
A
BERAU - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) lakukan penanaman 1.100 bibit mangrove dan penurunan 120 media transplantasi terumbu karang di Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau Kaltim, Minggu (20/11/2022) lalu. Hal itu dilakukan guna memperluas program Community Forest dalam mendorong dekarbonisasi dan pemberdayaan masyarakat
Pada kesempatan itu Pupuk Kaltim turut menyalurkan bantuan 100 paket peralatan tulis bagi masyarakat pesisir di Kecamatan Maratua, sebagai wujud komitmen perusahaan terhadap peningkatan kualitas sarana pendidikan secara optimal. Bantuan ini pun sekaligus bentuk manfaat langsung bagi masyarakat, yang disalurkan dalam menyambut HUT Ke-45 Pupuk Kaltim.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, mengungkapkan community forest dilaksanakan sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah melalui penerapan aspek Environment, Social dan Governance (ESG), yang diaplikasikan pada program inovatif berkelanjutan.
Hal ini terus dikembangkan Pupuk Kaltim dengan meningkatkan kontribusi terhadap pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, guna mendukung ekosistem bisnis dan tata kelola perusahaan untuk memberi manfaat secara luas.
"Pengembangan community forest di Kecamatan Maratua ini sebagai bukti nyata komitmen Pupuk Kaltim dalam mendorong dekarbonisasi dan pemberdayaan masyarakat, sehingga manfaat dari penanaman mangrove serta penurunan media transplantasi terumbu karang ini bisa bermanfaat luas bagi masyarakat dan lingkungan secara berkesinambungan," ujar Rahmad.
Menurut Rahmad, community forest bagian dari langkah Pupuk Kaltim dalam mendorong penurunan emisi karbon hingga 32 persen di tahun 2030, sekaligus mendukung tercapainya target Net Zero Emmision di tahun 2060.
Program ini digagas untuk memberikan perlindungan keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memberi nilai tambah ekonomi pada lahan yang kurang produktif untuk ditanami berbagai jenis komoditas.
Sejauh ini community forest telah direalisasikan Pupuk Kaltim melalui kerjasama penanaman awal 3 ribu bibit pohon bersama Kostrad di Sukabumi Jawa Barat, dengan target 60 ribu bibit diatas lahan mencapai 200 Hektare (Ha).
Program ini selanjutnya juga dilaksanakan di Provinsi Gorontalo, dengan penanaman berbagai jenis varietas dengan target 68 ribu bibit. Diantaranya durian, jamu mete, alpukat, nangka, mangga, sirsak, rambutan dan cengkeh, hingga sengon dan berbagai jenis tanaman langka.
"Selain itu Pupuk Kaltim juga memberikan pendampingan teknis budidaya, mulai awal pengolahan lahan hingga penanaman secara baik dan benar. Dari upaya ini, manfaat program tidak hanya berkontribusi langsung terhadap lingkungan tapi juga mampu mensejahterakan masyarakat sekitar lokasi penanaman," tambah Rahmad.
Baca: Serempak! Masjid di Bandung Gelar Salat Gaib untuk Korban Gempa Cianjur.
Dirinya pun memastikan Pupuk Kaltim secara konsisten terus melakukan inovasi berkelanjutan, untuk mencapai target pengurangan emisi karbon melalui beragam program dalam koridor ESG. Hal ini sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mendorong transformasi hijau, yang diharapkan dapat berkontribusi pada potensi penyerapan emisi karbon disamping meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan.
"Dari pengembangan community forest di Maratua, diharap kedepan mampu memberikan nilai tambah yang jauh lebih tinggi dalam penyerapan emisi karbon di Kalimantan Timur, disamping menjadi ikon wisata yang sangat kaya dengan keindahan bawah lautnya," sebut Rahmad.
Mewakili Pemerintah Kecamatan Maratua Misliyono, menyampaikan apresiasi atas kontribusi dan perhatian Pupuk Kaltim di Maratua, mengingat inisiasi perusahaan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Dirinya berharap kerjasama dan sinergi ini bisa terus berkesinambungan, guna mendukung program pemerintah dalam upaya perbaikan lingkungan serta peningkatan kapasitas masyarakat secara optimal.
"Terima kasih kami sampaikan kepada Pupuk Kaltim, atas kontribusi yang direalisasikan melalui penanaman mangrove dan penurunan media transplantasi terumbu karang di perairan Maratua. Semoga apa yang kita laksanakan ini memberi manfaat yang jauh lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan," pungkasnya.
Pada kesempatan itu Pupuk Kaltim turut menyalurkan bantuan 100 paket peralatan tulis bagi masyarakat pesisir di Kecamatan Maratua, sebagai wujud komitmen perusahaan terhadap peningkatan kualitas sarana pendidikan secara optimal. Bantuan ini pun sekaligus bentuk manfaat langsung bagi masyarakat, yang disalurkan dalam menyambut HUT Ke-45 Pupuk Kaltim.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, mengungkapkan community forest dilaksanakan sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah melalui penerapan aspek Environment, Social dan Governance (ESG), yang diaplikasikan pada program inovatif berkelanjutan.
Hal ini terus dikembangkan Pupuk Kaltim dengan meningkatkan kontribusi terhadap pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, guna mendukung ekosistem bisnis dan tata kelola perusahaan untuk memberi manfaat secara luas.
"Pengembangan community forest di Kecamatan Maratua ini sebagai bukti nyata komitmen Pupuk Kaltim dalam mendorong dekarbonisasi dan pemberdayaan masyarakat, sehingga manfaat dari penanaman mangrove serta penurunan media transplantasi terumbu karang ini bisa bermanfaat luas bagi masyarakat dan lingkungan secara berkesinambungan," ujar Rahmad.
Menurut Rahmad, community forest bagian dari langkah Pupuk Kaltim dalam mendorong penurunan emisi karbon hingga 32 persen di tahun 2030, sekaligus mendukung tercapainya target Net Zero Emmision di tahun 2060.
Program ini digagas untuk memberikan perlindungan keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memberi nilai tambah ekonomi pada lahan yang kurang produktif untuk ditanami berbagai jenis komoditas.
Sejauh ini community forest telah direalisasikan Pupuk Kaltim melalui kerjasama penanaman awal 3 ribu bibit pohon bersama Kostrad di Sukabumi Jawa Barat, dengan target 60 ribu bibit diatas lahan mencapai 200 Hektare (Ha).
Program ini selanjutnya juga dilaksanakan di Provinsi Gorontalo, dengan penanaman berbagai jenis varietas dengan target 68 ribu bibit. Diantaranya durian, jamu mete, alpukat, nangka, mangga, sirsak, rambutan dan cengkeh, hingga sengon dan berbagai jenis tanaman langka.
"Selain itu Pupuk Kaltim juga memberikan pendampingan teknis budidaya, mulai awal pengolahan lahan hingga penanaman secara baik dan benar. Dari upaya ini, manfaat program tidak hanya berkontribusi langsung terhadap lingkungan tapi juga mampu mensejahterakan masyarakat sekitar lokasi penanaman," tambah Rahmad.
Baca: Serempak! Masjid di Bandung Gelar Salat Gaib untuk Korban Gempa Cianjur.
Dirinya pun memastikan Pupuk Kaltim secara konsisten terus melakukan inovasi berkelanjutan, untuk mencapai target pengurangan emisi karbon melalui beragam program dalam koridor ESG. Hal ini sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mendorong transformasi hijau, yang diharapkan dapat berkontribusi pada potensi penyerapan emisi karbon disamping meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan.
"Dari pengembangan community forest di Maratua, diharap kedepan mampu memberikan nilai tambah yang jauh lebih tinggi dalam penyerapan emisi karbon di Kalimantan Timur, disamping menjadi ikon wisata yang sangat kaya dengan keindahan bawah lautnya," sebut Rahmad.
Mewakili Pemerintah Kecamatan Maratua Misliyono, menyampaikan apresiasi atas kontribusi dan perhatian Pupuk Kaltim di Maratua, mengingat inisiasi perusahaan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Dirinya berharap kerjasama dan sinergi ini bisa terus berkesinambungan, guna mendukung program pemerintah dalam upaya perbaikan lingkungan serta peningkatan kapasitas masyarakat secara optimal.
"Terima kasih kami sampaikan kepada Pupuk Kaltim, atas kontribusi yang direalisasikan melalui penanaman mangrove dan penurunan media transplantasi terumbu karang di perairan Maratua. Semoga apa yang kita laksanakan ini memberi manfaat yang jauh lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan," pungkasnya.
(nag)