Poltekkes Bengkulu Gelar Konferensi Internasional Wujudkan Kolaborasi Kesehatan Global
loading...
A
A
A
BENGKULU - Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Bengkulu menggelar konferensi internasional di bidang kesehatan, yaitu The 2nd Bengkulu International Conference on Health (B-ICON 2022).
Kegiatan ini merupakan kegiatan akademik rutin yang diadakan oleh Poltekkes Kemenkes Bengkulu sebagai media untuk saling bertukar informasi, pengetahuan, gagasan, dan perkembangan isu terbarukan dalam bidang Kesehatan.
Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Eliana mengatakan, B-ICON merupakan program unggulan dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang bisa dijadikan sebuah wahana untuk bisa mengakselarasikan kolaborasi lintas profesi sebagai upaya untuk mewujudkan kesehatan global.
“Semangat kami adalah semangat untuk mewujudkan kesehatan global. Ini merupakan salah satu bentuk tanggungjawab moral kami sebagai salah satu institusi pendidikan di bidang kesehatan," katanya, dalam siaran tertulisnya, Rabu (16/11/2022).
Senada dengan Eliana, Gubernur Provinsi Bengkulu, Rohidin Mersyah menyebutkan, bahwa salah satu kunci untuk mewujudkan kolaborasi lintas profesi di bidang kesehatan, masing-masing profesi harus menguasai bidang keilmuannya secara mumpuni.
Selain itu, penguasaan skill juga menjadi sebuah keharusan agar Kerjasama dan kolaborasi ini bisa benar-benar terwujud di tataran pelaksana di lapangan.
"Ditataran kebijakan, Pemprov Bengkulu akan segera meluncurkan program Universal Health Coverage sebagai bentuk upaya untuk mewujudkan kesehatan global," paparnya.
Dijelaskan dia, program ini diimplementasikan dengan harapan agar tidak ada lagi masyarakat Provinsi Bengkulu yang tidak bisa mengakses layanan BPJS.
Gelaran konferensi internasional B-ICON 2022 mengangkat tema, Empowering Interprofessional Health Collaboration to Enhancing Global Health, dan mengundang 7 pembicara utama dari 4 negara berbeda.
Terdiri dari Professor Kuan-Han Lin dari Asia University dari Taiwan, Professor Andrea Gilkinson dari Auckland University of Technology, Selandia Baru, dan Indra Rudiansyah dari Oxford University, Inggris.
Kemudian Dr Bayu Satria Wiratama dari Universitas Gadjah Mada, Dr. David Agustriawan dari Indonesia International Institute for Life Sciences, Dr Agus Setiawan dari Universitas Indonesia, dan Dr Tonny C Maigoda dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Kegiatan ini merupakan kegiatan akademik rutin yang diadakan oleh Poltekkes Kemenkes Bengkulu sebagai media untuk saling bertukar informasi, pengetahuan, gagasan, dan perkembangan isu terbarukan dalam bidang Kesehatan.
Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Eliana mengatakan, B-ICON merupakan program unggulan dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang bisa dijadikan sebuah wahana untuk bisa mengakselarasikan kolaborasi lintas profesi sebagai upaya untuk mewujudkan kesehatan global.
“Semangat kami adalah semangat untuk mewujudkan kesehatan global. Ini merupakan salah satu bentuk tanggungjawab moral kami sebagai salah satu institusi pendidikan di bidang kesehatan," katanya, dalam siaran tertulisnya, Rabu (16/11/2022).
Senada dengan Eliana, Gubernur Provinsi Bengkulu, Rohidin Mersyah menyebutkan, bahwa salah satu kunci untuk mewujudkan kolaborasi lintas profesi di bidang kesehatan, masing-masing profesi harus menguasai bidang keilmuannya secara mumpuni.
Selain itu, penguasaan skill juga menjadi sebuah keharusan agar Kerjasama dan kolaborasi ini bisa benar-benar terwujud di tataran pelaksana di lapangan.
"Ditataran kebijakan, Pemprov Bengkulu akan segera meluncurkan program Universal Health Coverage sebagai bentuk upaya untuk mewujudkan kesehatan global," paparnya.
Dijelaskan dia, program ini diimplementasikan dengan harapan agar tidak ada lagi masyarakat Provinsi Bengkulu yang tidak bisa mengakses layanan BPJS.
Gelaran konferensi internasional B-ICON 2022 mengangkat tema, Empowering Interprofessional Health Collaboration to Enhancing Global Health, dan mengundang 7 pembicara utama dari 4 negara berbeda.
Terdiri dari Professor Kuan-Han Lin dari Asia University dari Taiwan, Professor Andrea Gilkinson dari Auckland University of Technology, Selandia Baru, dan Indra Rudiansyah dari Oxford University, Inggris.
Kemudian Dr Bayu Satria Wiratama dari Universitas Gadjah Mada, Dr. David Agustriawan dari Indonesia International Institute for Life Sciences, Dr Agus Setiawan dari Universitas Indonesia, dan Dr Tonny C Maigoda dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
(san)