Cerita Raymond Ciptakan Selimut Berat Pertama di Indonesia
loading...
A
A
A
SURABAYA - Selimut yang berat dipercaya dapat meningkatkan kualitas tidur dan membantu untuk tidur lebih pulas dan nyenyak. Atas dasar ini, seorang kreator selimut berat, Raymond, berinovasi untuk menciptakan Arter Blanket sebagai selimut berat pertama di Indonesia.
"Terbuat dari 100% katun dan tencel bamboo, selimut berat ini hangat namun tidak panas, sangat cocok untuk dipakai di negara beriklim tropis seperti Indonesiaucap Raymond kepada SINDOnews, Selasa (7/7/2020). (Baca juga: Studi: Tidur Bersama Pasangan Membantu Tidur Lebih Nyenyak )
Menurut Raymond, ARTER Blanket memiliki teknologi Deep Pressure Stimulation, stimulasi ini dapat memberikan sensasi pelukan dan tekanan lembut secara merata ke seluruh tubuh. Terbukti secara ilmiah, tekanan ini meningkatkan hormon rileks dan senang - oksitosin dan serotonin, dan mengurangi hormon stress - kortisol.
Setelah banyak survei dan penelitian, ARTER memastikan bahwa teknologi selimut berat ARTER Blanket mendistribusi berat secara rata sempurna ke seluruh bagian tubuh. “Selimut ARTER memiliki berat 8-12% dari berat tubuh kita sehingga membuat kita serasa seperti dipeluk pada saat memakainya,” kata dia.
Dia bercerita, ide pembuatan selimut ini terlahir dari kebiasaan tidur istrinya yang unik. "Istri saya kalau tidur nggak bisa diam, selalu bergerak-gerak. Dia taruh banyak bantal di sekelilingnya dan tidurnya suka nyempil. Setelah pakai ARTER Blanket, tidurnya sudah tenang tuh,” kata Raymond.
Sebetulnya, kata dia, konsep selimut berat ini bukanlah hal yang baru. Sejak zaman nenek moyang dahulu, setiap bayi yang baru lahir pasti dibedong (swaddle) untuk menyerupai dekapan hangat seorang ibu. Pelukan yang menyerupai dekapan hangat si ibu inilah yang akan menenangkan si bayi.
“Sama halnya dengan selimut berat ARTER Blanket. Dekapan hangat dan sentuhan lembutnya membuat pengguna merasa rileks dan nyaman. Tidur menjadi lebih tenang dan tidak gelisah,” kata dia.
Istirahat yang cukup dan baik sangat penting dan banyak manfaatnya untuk kesehatan, baik fisik maupun emosional. “Seluruh produk ARTER yang merupakan karya anak bangsa ini dibuat di Indonesia. Bisa dilihat melalui https://arter.id,” kata Raymond.
"Terbuat dari 100% katun dan tencel bamboo, selimut berat ini hangat namun tidak panas, sangat cocok untuk dipakai di negara beriklim tropis seperti Indonesiaucap Raymond kepada SINDOnews, Selasa (7/7/2020). (Baca juga: Studi: Tidur Bersama Pasangan Membantu Tidur Lebih Nyenyak )
Menurut Raymond, ARTER Blanket memiliki teknologi Deep Pressure Stimulation, stimulasi ini dapat memberikan sensasi pelukan dan tekanan lembut secara merata ke seluruh tubuh. Terbukti secara ilmiah, tekanan ini meningkatkan hormon rileks dan senang - oksitosin dan serotonin, dan mengurangi hormon stress - kortisol.
Setelah banyak survei dan penelitian, ARTER memastikan bahwa teknologi selimut berat ARTER Blanket mendistribusi berat secara rata sempurna ke seluruh bagian tubuh. “Selimut ARTER memiliki berat 8-12% dari berat tubuh kita sehingga membuat kita serasa seperti dipeluk pada saat memakainya,” kata dia.
Dia bercerita, ide pembuatan selimut ini terlahir dari kebiasaan tidur istrinya yang unik. "Istri saya kalau tidur nggak bisa diam, selalu bergerak-gerak. Dia taruh banyak bantal di sekelilingnya dan tidurnya suka nyempil. Setelah pakai ARTER Blanket, tidurnya sudah tenang tuh,” kata Raymond.
Sebetulnya, kata dia, konsep selimut berat ini bukanlah hal yang baru. Sejak zaman nenek moyang dahulu, setiap bayi yang baru lahir pasti dibedong (swaddle) untuk menyerupai dekapan hangat seorang ibu. Pelukan yang menyerupai dekapan hangat si ibu inilah yang akan menenangkan si bayi.
“Sama halnya dengan selimut berat ARTER Blanket. Dekapan hangat dan sentuhan lembutnya membuat pengguna merasa rileks dan nyaman. Tidur menjadi lebih tenang dan tidak gelisah,” kata dia.
Istirahat yang cukup dan baik sangat penting dan banyak manfaatnya untuk kesehatan, baik fisik maupun emosional. “Seluruh produk ARTER yang merupakan karya anak bangsa ini dibuat di Indonesia. Bisa dilihat melalui https://arter.id,” kata Raymond.
(nth)