Tokoh Jawa Barat KH Ahmad Sanusi Dianugerahi Pahlawan Nasional
loading...
A
A
A
BANDUNG - Tokoh Jawa Barat, KH Ahmad Sanusi dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah. Semasa hidupnya, KH Ahmad Sanusi memiliki kiprah dan jasa yang besar untuk kemerdekaan Indonesia.
Salah satu peran KH Ahmad Sanusi, adalah sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dia dikenal sebagai tokoh Islam, yang turut memperjuangkan Pancasila sebagai dasar negara.
"Dari semula ada sisi kanan ingin menjadikan negara Islam, sisi kiri menjadikan negara sekuler. Kemudian diambil jalan tengah, lahirlah ideologi Pancasila sesudah menyetujui pencoretan tujuh kata di Piagam Jakarta," ujar Menkopolhukam, Mahfud MD dalam keterangan resmi Humas Pemprov Jabar, Kamis (3/11/2022).
Dalam keterangan tertulis tersebut, Mahfud MD juga mengatakan, telah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, untuk melaporkan rencana penganugerahan gelar pahlawan nasional ini.
"Hari ini, Bapak Presiden sesudah berdiskusi dengan kami, dengan Dewan Gelar dan Tanda-tanda Kehormatan, memutuskan tahun ini memberikan lima gelar (pahlawan nasional) kepada tokoh-tokoh bangsa," katanya.
Menurut Mahfud MD, kelima tokoh bangsa tersebut dinilai telah ikut berjuang mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui perjuangan kemerdekaan, dan mengisinya dengan pembangunan-pembangunan. "Sehingga kita eksis sampai sekarang sebagai negara yang berdaulat," katanya.
Adapun tokoh yang akan mendapat gelar pahlawan nasional, bersama KH Ahmad Sanusi adalah DR. dr. H.R. Soeharto dari Jawa Tengah, yang dinilai telah berjuang bersama Presiden Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan setelah kemerdekaan, DR. dr. H.R. Soeharto ikut serta dalam pembangunan sejumlah infrastruktur di tanah Air.
Selanjutnya, almarhum KGPAA Paku Alam VIII yang merupakan Raja Paku Alam dari tahun 1937-1989. Beberapa jasa yang telah diberikan almarhum KGPAA Paku Alam VIII antara lain bersama Sultan Hamengkubowono IX dari Keraton Yogyakarta, mengintegrasikan diri pada awal kemerdekaan RI sehingga NKRI menjadi utuh hingga saat ini.
Gelar pahlawan nasional juga disematkan kepada almarhum dr. Raden Rubini Natawisastra dari Kalimantan Barat. Menurut Mahfud, dr. Raden Rubini Natawisastra telah menjalankan misi kemanusiaan sebagai dokter keliling pada saat kemerdekaan. Bahkan, bersama istrinya, dengan Rasen Rubini rela dijatuhi hukuman mati oleh Jepang karena perjuangannya yang gigih untuk kemerdekaan.
Terakhir gelar pahlawan nasional dianugerahkan kepada almarhum H. Salahuddin bin Talibuddin dari Maluku Utara. Selama 32 tahun, H. Salahuddin dinilai telah berjuang dan ikut membangun Indonesia berdasarkan Pancasila.
Mahfud MD juga mengimbau kepada para kepala daerah yang daerahnya merupakan asal para tokoh penerima gelar pahlawan nasional, untuk mempersiapkan diri hadir pada peringatan Hari Pahlawan 10 November yang rencananya akan digelar pada Senin (7/11/2022) di Istana Negara Jakarta.
"Kami sarankan kepada daerah-daerah tadi yang sudah mempunyai usul-usul, dan disetujui oleh pemerintah, supaya segera menyiapkan diri untuk hadir dan melakukan penyambutan-penyambutan, baik upacara adat, upacara daerah, atau apapun yang bisa dilakukan untuk menyongsong anugerah ini," pungkas Mahfud MD.
Lihat Juga: Kebiasaan Pahlawan Nasional Bung Tomo, Tokoh Pertempuran 10 November Surabaya yang Jarang Diketahui
Salah satu peran KH Ahmad Sanusi, adalah sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dia dikenal sebagai tokoh Islam, yang turut memperjuangkan Pancasila sebagai dasar negara.
"Dari semula ada sisi kanan ingin menjadikan negara Islam, sisi kiri menjadikan negara sekuler. Kemudian diambil jalan tengah, lahirlah ideologi Pancasila sesudah menyetujui pencoretan tujuh kata di Piagam Jakarta," ujar Menkopolhukam, Mahfud MD dalam keterangan resmi Humas Pemprov Jabar, Kamis (3/11/2022).
Dalam keterangan tertulis tersebut, Mahfud MD juga mengatakan, telah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, untuk melaporkan rencana penganugerahan gelar pahlawan nasional ini.
"Hari ini, Bapak Presiden sesudah berdiskusi dengan kami, dengan Dewan Gelar dan Tanda-tanda Kehormatan, memutuskan tahun ini memberikan lima gelar (pahlawan nasional) kepada tokoh-tokoh bangsa," katanya.
Menurut Mahfud MD, kelima tokoh bangsa tersebut dinilai telah ikut berjuang mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui perjuangan kemerdekaan, dan mengisinya dengan pembangunan-pembangunan. "Sehingga kita eksis sampai sekarang sebagai negara yang berdaulat," katanya.
Adapun tokoh yang akan mendapat gelar pahlawan nasional, bersama KH Ahmad Sanusi adalah DR. dr. H.R. Soeharto dari Jawa Tengah, yang dinilai telah berjuang bersama Presiden Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan setelah kemerdekaan, DR. dr. H.R. Soeharto ikut serta dalam pembangunan sejumlah infrastruktur di tanah Air.
Selanjutnya, almarhum KGPAA Paku Alam VIII yang merupakan Raja Paku Alam dari tahun 1937-1989. Beberapa jasa yang telah diberikan almarhum KGPAA Paku Alam VIII antara lain bersama Sultan Hamengkubowono IX dari Keraton Yogyakarta, mengintegrasikan diri pada awal kemerdekaan RI sehingga NKRI menjadi utuh hingga saat ini.
Gelar pahlawan nasional juga disematkan kepada almarhum dr. Raden Rubini Natawisastra dari Kalimantan Barat. Menurut Mahfud, dr. Raden Rubini Natawisastra telah menjalankan misi kemanusiaan sebagai dokter keliling pada saat kemerdekaan. Bahkan, bersama istrinya, dengan Rasen Rubini rela dijatuhi hukuman mati oleh Jepang karena perjuangannya yang gigih untuk kemerdekaan.
Terakhir gelar pahlawan nasional dianugerahkan kepada almarhum H. Salahuddin bin Talibuddin dari Maluku Utara. Selama 32 tahun, H. Salahuddin dinilai telah berjuang dan ikut membangun Indonesia berdasarkan Pancasila.
Mahfud MD juga mengimbau kepada para kepala daerah yang daerahnya merupakan asal para tokoh penerima gelar pahlawan nasional, untuk mempersiapkan diri hadir pada peringatan Hari Pahlawan 10 November yang rencananya akan digelar pada Senin (7/11/2022) di Istana Negara Jakarta.
"Kami sarankan kepada daerah-daerah tadi yang sudah mempunyai usul-usul, dan disetujui oleh pemerintah, supaya segera menyiapkan diri untuk hadir dan melakukan penyambutan-penyambutan, baik upacara adat, upacara daerah, atau apapun yang bisa dilakukan untuk menyongsong anugerah ini," pungkas Mahfud MD.
Lihat Juga: Kebiasaan Pahlawan Nasional Bung Tomo, Tokoh Pertempuran 10 November Surabaya yang Jarang Diketahui
(eyt)