BRI dan Kepolisian Gagalkan Aksi Penipuan Soceng Nasabah di Garut
loading...
A
A
A
GARUT - Kesigapan Kepolisian dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) berhasil menggagalkan aksi penipuan social engineering (Soceng) yang nyaris menguras tabungan nasabah BRI bernama Rizka Bella Tri Kartika.
"Terima kasih untuk BRI dan Polisi tadi saya dikabari uang saya sudah kembali ke rekening," kata Bella, Selasa (25/10/2022).
Dia mengaku sangat terbantu, karena uangnya bisa kembali. Bella mengatakan dalam kasus serupa jarang uang yang terkuras bisa kembali.
Bella adalah korban aksi penipuan social engineering dengan modus pengumuman perubahan tarif transaksi bank.
Bella terbujuk mengakses link yang dikirimkan pelaku. Tak berselang lama seusai mengakses link tersebut, saldo tabungan sebesar Rp99,5 juta yang rencananya akan digunakan sebagai modal usaha itu pun hilang.
"Jika diabaikan, saya dianggap setuju dengan pilihan pertama. Makanya saya langsung ikuti perintah yang disampaikan," ujarnya.
Semula, korban tidak menanggapi pesan singkat karena sedang berada di sekolah anak. Pelaku kemudian menghubungi korban dengan mengaku sebagai pegawai BRI yang membutuhkan kepastian.
"Katanya terkait besaran tarif transfer. Jadi saya harus memilih apakah akan mengggunakan tarif sebesar Rp150.000 per bulan unlimited transaksi atau tarif semula sebesar Rp6.500 per transaksi," kata Bella.
Setelah sadar bahwa dirinya tertipu, Bella langsung menghubungi BRI untuk melaporkan peristiwa yang menimpanya dan mendapatkan penjelasan dari BRI bahwa ia telah menjadi korban penipuan berkedok social engineering. BRI menyarankan untuk pemblokiran rekening dan nasabah menyetujuinya.
"Selanjutnya saya langsung lapor ke polisi, pertama ke Polsek Kadungora dahulu, kemudian ke Polres Garut agar ditangani oleh tim IT Kepolisian. Dari penelusuran tim IT Polres Garut, diketahui bahwa nomor yang menghubungi saya itu tercatat sebagai pelaku penipuan BRI," ucapnya.
"Terima kasih untuk BRI dan Polisi tadi saya dikabari uang saya sudah kembali ke rekening," kata Bella, Selasa (25/10/2022).
Dia mengaku sangat terbantu, karena uangnya bisa kembali. Bella mengatakan dalam kasus serupa jarang uang yang terkuras bisa kembali.
Bella adalah korban aksi penipuan social engineering dengan modus pengumuman perubahan tarif transaksi bank.
Bella terbujuk mengakses link yang dikirimkan pelaku. Tak berselang lama seusai mengakses link tersebut, saldo tabungan sebesar Rp99,5 juta yang rencananya akan digunakan sebagai modal usaha itu pun hilang.
"Jika diabaikan, saya dianggap setuju dengan pilihan pertama. Makanya saya langsung ikuti perintah yang disampaikan," ujarnya.
Semula, korban tidak menanggapi pesan singkat karena sedang berada di sekolah anak. Pelaku kemudian menghubungi korban dengan mengaku sebagai pegawai BRI yang membutuhkan kepastian.
"Katanya terkait besaran tarif transfer. Jadi saya harus memilih apakah akan mengggunakan tarif sebesar Rp150.000 per bulan unlimited transaksi atau tarif semula sebesar Rp6.500 per transaksi," kata Bella.
Setelah sadar bahwa dirinya tertipu, Bella langsung menghubungi BRI untuk melaporkan peristiwa yang menimpanya dan mendapatkan penjelasan dari BRI bahwa ia telah menjadi korban penipuan berkedok social engineering. BRI menyarankan untuk pemblokiran rekening dan nasabah menyetujuinya.
"Selanjutnya saya langsung lapor ke polisi, pertama ke Polsek Kadungora dahulu, kemudian ke Polres Garut agar ditangani oleh tim IT Kepolisian. Dari penelusuran tim IT Polres Garut, diketahui bahwa nomor yang menghubungi saya itu tercatat sebagai pelaku penipuan BRI," ucapnya.