Jihad Literasi Perlu Dilakukan Santri Milenial Masa Kini

Minggu, 23 Oktober 2022 - 06:19 WIB
loading...
Jihad Literasi Perlu Dilakukan Santri Milenial Masa Kini
Hari Santri Nasional (HSN) merupakan wujud rekognisi dan afirmasi pemerintah atas jasa dan peran kaum santri dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews
A A A
SEMARANG - Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati setiap 22 Oktober merupakan wujud rekognisi dan afirmasi pemerintah atas jasa dan peran kaum santri dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Santri masa kini dihadapkan pada beragam tantangan kebangsaan dan keagamaan, berupa maraknya intoleransi beragama, bahkan ekstremisme yang menjurus pada kekerasan dan teror. Semua itu bermula dari mandeknya pemikiran keislaman sehingga umat Islam mudah didoktrin oleh ideologi kebencian yang menebar perpecahan.



Ketua Kajian Aswaja Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah (LBM PWNU Jateng), HM Ulil Albab Djalaluddin menyebut pentingnya menonjolkan semangat menuntut ilmu dan moderasi beragama bagi para santri. Hal itu dalam rangka peringatan HSN guna menghadapi tantangan kekinian terkait intoleransi dan ideologi radikal ekstremisme.

“Pada hari santri, semangat yang harus ditonjolkan yaitu kita harus selalu belajar dan belajar, harus selalu meningkatkan literasi referensi kita. Artinya ketika kita ingin menjadi santri yang moderat, maju, tentunya kita harus menggali, mempelajari kutubus salaf yaitu kitab-kitab warisan ulama salaf,” ujarnya di Semarang dikutip Minggu (23/10/2022).

Dia melanjutkan, Hari Santri sangat identik dengan peristiwaResolusi Jihad yang difatwakan oleh HadaratusSyeckKH Hasyim Asy’ari menandai pentingnya peran santri, pesantren dan umat Islam berjihad khususnya dalam konteks kekinian.

“Jihad tentunya sesuai dengan profesinya. Jadi Mujahid fisabilillah ini tentunya bukan yang era sekarang yang angkat pedang, yang dikit-dikit takbir itu bukan, bukan seperti itu. Artinya jihad di era milenial di zaman ini ya sesuai dengan profesi,” jelas pria yang akrab disapa Gus Ulil tersebut.


Sebagaimana yang ditegaskan dalam kitab. Kewajiban jihad sejatinya hanya sebagai perantara. Karena tujuan jihad itu adalah memberi pencerahan kepada umat. Ketika memberi pencerahan kepada umat itu tanpa dengan angkat senjata tentunya itu lebih baik daripada memberi pencerahan dengan angkat senjata.

“Dan khususnya jihad oleh santri, karena sudah banyak ideologi-ideologi yang menyimpang yang mau merongrong NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), adalah membangun argumentasi keagamaan untuk melawan kelompok tersebut. yang merongrong aqidahAlussunnah Wal Jamaah, aqidahnya Islam nusantara. Kita harus tampil melawan dengan referensi,” ungkapnya.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2053 seconds (0.1#10.140)